BANDUNG bersiap menangkap secuil sejarahnya yang penting: ketika
ia jadi tuan rumah Konperensi Asia-Afrika di tahun 1955. Dan
Kota Bandung, yang jadi tersohor ke seluruh dunia karena itu,
harus kembali jadi pusat perhatian untuk peringatan Konperensi
AA yang akan diadakan April nanti -- suatu peringatan terbesar
sejak tiga dasawarsa ini.
Dan tentu saja pusat perhatian diarahkan ke Gedung Merdeka.
Sejak bernama Gedung Merdeka, peninggalan Belanda yang bernama
Societeit Concordia itu banyak pengalaman. Yang termegah tentu
ketika menjadi tempat Konperensi Asia-Afrika, 1955, setelah
dipugar Bung Karno. Lalu, berturut-turut, menjadi Gedung
Konstituante, Dewan Perancang Nasional dan MPRS. Bahkan sebelum
menjadi tempat berbagai macam kegiatan (untuk mencari dana
pemeliharaan), gedung bersejarah tersebut sempat pula menjadi
tempat tahanan Gestapu.
Untuk memperingati konperensi penting 25 tahun lalu itu Gedung
Merdeka kini kembali dipugar. Dikerjakan oleh dua pemborong.
Salah satu di antaranya, Biro Bangunan Ksatria, pernah turut
memugar sositet. "Waktu itu Bung Karno sendiri aktif memberi
petunjuk," cerita R. Machdar Prawiradilaga dari Ksatria.
Pemugaran kali ini, menurut Machdar, tidak seberat yang pertama.
Dulu. katanya, perlu merombak bentuk beberapa bagian gedung di
samping perbaikan. Sekarang, dengan biaya Rp 164 juta, hanya
perlu untuk mencat dan perbaikan dalam saja. Suasana lama memang
hendak dipertahankan pada gedung yang luasnya 7450 mÿFD itu.
Yang terberat hanyalah mengganti lantai bangsal utama, yang dulu
untuk sidang pleno (luasnya 40 x 30 m), dari ubin teraso menjadi
marmer -- walaupun nantinya akan diselimuti karpet. Juga agak
repot mengumpulkan barang-barang dan peralatan yang pernah
dipakai konperensi dulu. Setelah dikumpulkan baru ada 440 kursi,
50 meja, sebuah meja berukir dan mimbar pidato.
Semuanya itu akan dipamerkan 14 April nanti. Termasuk dokumen
konperensi, naskah pidato, foto dokumentasi serta bendera 29
negara peserta. Selesai acara peringatan, menurut pengurus
gedung, Ibe Yusuf, sayap timur akan merupakan museum tetap
Konperensi AA. Ruang utamanya boleh untuk menyelenggarakan
konperensi tingkat nasional maupun internasional. Boleh juga
untuk acara lain-lain. "Tapi harus selektif," ujar Ibe, "bukan
untuk lomba disco, misalnya, yang akan mengurangi nilai sejarah
. . . "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini