Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bintang Untuk Film

Resensi film di koran belum tentu benar. tradisi dengan memberi tanda bintang belum menjamin selera penonton.

1 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pembaca pernah mengeluh. Film Taxi Driver, tulisnya untuk ruang surat pembaca harian Kompas, ternyata tidak sebaik resensinya. Pembaca itu -- sesudah menontonnya -- rupanya merasa terkecoh dengan resensi film tadi. Beberapa hari kemudian, seorang pembaca lain menyanggah. Dalam mengemukakan pendapat, tulisnya, orang boleh berbeda. Penilaian koran tentu tidak harus mutlak disetujui, lanjutnya. Sesungguhnya resensi hanyalah pedoman bagi konsumen film. "Pembaca tidak harus setuju dengan resensi yang saya tulis," kata Kristanto J.B., kritikus film Kompas. "Yang saya harapkan adalah -- setelah membaca resensi -- mereka membuktikannya di bioskop. Dalam kasus Taxi Driver sama sekali tidak ada niat menipu." Kompas yang lama menekuni dan memelihara rubrik resensi film itu, memang tak berniat menjerumuskan konsumen. Kritiknya kelihatan berbeda bila dibanding dengan tulisan film di berbagai koran atau majalah hiburan -- yang ternyata lebih banyak memberikan publisitas. Apa sebabnya? Kristanto, dari Kompas, senantiasa menambah pengetahuan sinematografi. Ia bukan cuma banyak membaca tapi juga mencoba menjalani pengalaman teknis melalui film iklan yang dibikin Gramedia, penerbit koran besar itu. Hal yang demikian, kurang tampak pada wartawan film yang lain. Mendekati Suap Tentu saja ini menyebabkan, "apresiasi film mereka jadi tidak memadai," kata Marius Nizar, dari PT Suptan Film. "Akhirnya resensi film yang mereka tulis jadi seperti cermin saja." Barangkali dengan niat menambah pengetahuan dan ketrampilan wartawan film, Departemen Penerangan bekerjasama dengan PWI Jakarta seksi film menyelenggarakan penataran di Press Club, Jakarta pekan ini. Diharapkan penataran yang sudah diselenggarakan dua kali itu akan membawa pengaruh. Meskipun penataran saja tak cukup. Sebab sudah bukan rahasia lagi, ada wartawan yang menulis "resensi film" lebih sering mengharapkan imbalan jasa dari produser atau importir film. Bisakah dari wartawan yang demikian diharapkan sebuah resensi film yang dapat dipercaya? Pihak pengusaha sendiri memberi imbalan katanya tidak dengan niat memperalat. "Uang yang kami berikan itu hanya sekedar membantu teman-teman," kata sebuah perusahaan film. "Kami sama sekali tidak bermaksud menekan mereka, dengan menyuruh menulis yang bagus-bagus saja." Tapi harus diakui sebagian produser lazimnya ingin agar filmnya tidak kena kritik. Puji-pujian, pemberitaan yang baik, selalu diharapkan -- kalau perlu dengan cara-cara yang berbau suap. Malangnya, kritik yang serius jarang diikuti pembaca ataupun jadi bahan perbaikan untuk karyawan film sendiri. Jadi memang apa gunanya kritik? Untunglah Kompas punya cara yang praktis. Sudah sejak 4 tahun silam koran ini memulai tradisi resensi film yang bisa dimanfaatkan. Seperti yang telah banyak dilakukan majalah di Barat, ia memberikan tanda bintang untuk film yang dinilai baik. Semakin banyak bintangnya, semakin baik film itu dianggapnya. Tapi Kristanto menyayangkan tradisi itu hanya dilakukan Kompas. "Ini jelas tidak sehat," ungkapnya. "Sebagai bahan pembanding, seharusnya media pers lain berbuat seperti itu." Penerbitan lain yang mulai melakukan hal yang sama, meskipun dengan cara lain, misalnya Femina, dengan penulis Isma Sawitri. Tapi tentu tidak secepat Kompas yang berbentuk harian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus