MUJUR benar Suryo Subomadi, 43, asal Yogya ini. Bak ketiban bulan, bekas pendeta Budha yang juga mengaku bekas marinir itu memenangkan sekaligus hadiah pertama dan kedua Undian Harapan berjumlah Rp 230 juta. Itu berkat wangsit yang diterimanya di Gunung Srandil, Cilacap, Jawa Tengah, setelah rohaniwan aliran Tri Dharma Mahayana ini diusir dari kelenteng di Yogya. "Belilah empat kupon Undian Harapan di Surabaya, kalau mau kaya," bisik itu wangsit. Dan Suryo pun segera berangkat ke Surabaya. Dari situ, masih dalam urusan wangsit, ia hengkang ke pantai Popoh, selatan Tulungagung, Jawa Timur. Di sana, di makam keramat Desa Besole, Suryo mengabarkan kemenangannya kepada suami-istri Nyono -- yang sedang mohon restu karena sang istri akan jadi TKW di Arab. "Buat apa ke Arab? Bantu saya saja, cari ongkos mengambil hadiah ke Jakarta, nanti saya beri modal dagang." Suryo menunjukkan kuponnya. Nyono tertarik tapi, karena tak punya duit, ia mengajak Suryo mendatangi Modin Kiran dan Carik Suyanto. Si Modin, yang nantinya akan diberi Rp 33,5 juta, segera melego mobilnya seharga Rp 1,25 juta untuk ongkos Suryo, dan bersama Suyanto mengantarkan Suryo ke Bandara Juanda, Surabaya. Suryo pergi tak lama. Esok sorenya sudah kembali, membawa kopor yang tampak berat. "Jangan dibuka dulu. Saya mau jemput bos," tutur Suryo mantap. Entah bos mana tapi ia minta ongkos Rp 600 ribu kepada Suyanto -- yang akan mendapat bagian Rp 15 juta. Ditunggu sampai tiga hari (nah, Anda tentu sudah menebak), Suryo tak muncul. Suyanto dan Kiran jadi tak sabar kopor lalu dibongkar. Isinya? Bantal, batu bata, dan Jagung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini