Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Nama Jenderal Andika Perkasa menguat sebagai calon Panglima TNI dalam dua pekan terakhir.
Jenderal Andika Perkasa disebut-sebut menolak jabatan di luar TNI yang ditawarkan oleh Istana.
Prabowo Subianto disebut mengirim surat berisi dukungan untuk Andika Perkasa.
PESAN pendek dikirimkan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa pada Rabu, 3 November lalu. Ia mendoakan Andika agar lancar mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat serta segera dilantik menjadi Panglima TNI yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mengucapkan selamat atas penunjukan Pak Andika,” ujar Hadi kepada Tempo, Jumat, 5 November lalu. Hadi kerap disebut mendorong Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sebagai suksesornya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua narasumber yang mengetahui penunjukan Panglima TNI bercerita, nama Yudo sempat menguat pada awal hingga pertengahan Oktober lalu. Salah satu pertimbangannya: Presiden Joko Widodo belum pernah menunjuk Panglima TNI dari matra laut. Padahal Jokowi menggembar-gemborkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Jenderal Andika Perkasa saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 6 November 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Namun, Rabu itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengantar surat presiden mengenai penunjukan Andika sebagai calon Panglima TNI ke DPR. Menerima warkat itu, Ketua DPR Puan Maharani mengumumkan bahwa Presiden Joko Widodo hanya mengusulkan Andika sebagai satu-satunya kandidat Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sinyal Jokowi memilih Andika tampak sejak lima hari sebelumnya atau 29 Oktober. Menantu bekas Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, itu ikut mengantar rombongan Presiden ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Presiden Jokowi hendak bertolak ke Roma, Italia, untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi G20.
Dua narasumber yang mengetahui penunjukan Panglima TNI bercerita, tim di lingkaran inti Jokowi menyodorkan tiga calon pengganti Hadi Tjahjanto ke meja presiden. Selain Andika dan Yudo Margono, ada nama Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Dudung Abdurachman.
Setidaknya ada enam kriteria yang dipakai para pembantu presiden untuk menapis nama calon panglima. Mereka menimbang sisa masa dinas, kemampuan konsolidasi internal, dan rekam jejak. Selain itu, tim melihat faktor loyalitas, komunikasi dengan presiden, dan agenda politik seperti pemilihan presiden 2024.
Dua narasumber yang mengetahui penetapan Panglima TNI menyatakan Jokowi akhirnya memilih Andika Perkasa karena faktor masa dinas. Andika, lulusan Akademi Militer 1987, akan pensiun pada Desember 2022. Ia hanya akan bertugas selama 13 bulan, yang membuatnya menjadi Panglima TNI dengan masa jabatan tersingkat setelah era Reformasi.
Sedangkan Yudo, lulusan Akademi Angkatan Laut 1988, purnatugas pada November 2023, tepat di tengah masa kampanye Pemilihan Umum 2024. Para narasumber ini menyebutkan Jokowi tak ingin mengajukan calon panglima baru pada masa kampanye untuk menjaga stabilitas politik. Skenario Jokowi adalah memilih panglima yang pensiun setelah 2024, setelah Andika lengser.
Baca: Skenario Istana di Tengah manuver Calon Panglima TNI
•••
PENASIHAT senior Kantor Staf Presiden, Andi Widjajanto, mengatakan pembahasan suksesi Panglima TNI bergulir sejak Maret 2021. Namun Presiden Joko Widodo ingin memberi kesempatan kepada Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin perayaan ulang tahun TNI yang terakhir kalinya pada 5 Oktober lalu. Karena itu, pengajuan pengganti Hadi baru diproses setelah pekan pertama Oktober.
Menurut Andi, diskusi di Kantor Staf Presiden soal pergantian panglima turut mencermati persepsi publik. Dalam kajian itu, publik beranggapan bahwa perlu ada rotasi antarmatra dalam penunjukan panglima yang baru. “Masyarakat melihat rotasi itu harus Angkatan Darat, Udara, lalu Laut. Padahal bisa Darat, Udara, kemudian Darat lagi,” ujar mantan Sekretaris Kabinet ini.
Andi menyebutkan Presiden juga menerima kajian mengenai agenda politik hingga 2024. Proses kampanye dan pemungutan suara Pemilu 2024 yang berjalan sejak pertengahan 2023 membutuhkan pengamanan dari TNI dan kepolisian. Andi menilai tak ideal jika ada pergantian pucuk pimpinan TNI ataupun Kepolisian RI di tengah situasi keamanan tersebut.
“TNI dan Polri pasti menggelar operasi besar pengamanan pemilu. Titik puncak operasi itu harus diprediksi sehingga sebaiknya tak dilakukan rotasi dalam kondisi tersebut,” kata analis utama politik dan keamanan Laboratorium Indonesia 2045 ini.
Dua orang yang mengetahui rencana pergantian Panglima TNI bercerita, Istana makin intens membahas kandidat pengganti Marsekal Hadi sejak September lalu. Keduanya menyatakan Jokowi melibatkan tim lawas untuk memetakan calon potensial. Pembahasan itu disebut-sebut berjalan ketika Jokowi berkunjung ke Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 9-13 September lalu.
Andi disebut sebagai salah satu pakar militer yang dilibatkan untuk memberikan analisis. Sebelum bertugas di Kantor Staf Presiden, ia anggota Tim Sebelas dan Tim Transisi yang membantu pencalonan Jokowi sebagai presiden pada 2014. Andi membantah jika disebut memberi masukan kepada Presiden. “Presiden sudah tahu calon panglima yang akan dipilih,” tuturnya.
Andika Perkasa memiliki kedekatan dengan Jokowi. Kariernya pun melesat selama Jokowi menjadi presiden. Tiga hari setelah Jokowi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014, Andika diangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Sekitar dua tahun mengawal Jokowi, Andika dimutasi menjadi Panglima Komando Daerah Militer Tanjungpura.
Pada Januari 2018, Andika menyandang tiga bintang dengan menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Darat. Sekitar enam bulan kemudian, ia memimpin Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Tak sampai lima bulan memimpin Kostrad, Andika dipilih oleh Presiden sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Sebelum dicalonkan sebagai panglima, Andika dikabarkan akan mengisi posisi Wakil Panglima TNI pada 2019. Jabatan itu dihapus oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Jokowi lantas menghidupkan kembali jabatan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI. Namun, hingga kini, kursi wakil panglima masih kosong.
Sejumlah narasumber di Istana dan TNI bercerita, Andika dua kali ditawari posisi Wakil Panglima TNI. Namun dua kali pula dia menolak. Ia memilih tetap memimpin Angkatan Darat. Pada November 2019, Andika enggan berkomentar saat ditanyai soal tawaran tersebut. “Kalau itu, jangan tanya saya. Tanya yang punya rencana,” ujarnya.
Dua narasumber yang mengetahui penunjukan Andika menjelaskan, mantan Panglima Kostrad itu setidaknya dua kali bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno sejak September lalu. Pertemuan itu terjadi di Kementerian Sekretariat Negara dan Markas Besar Angkatan Darat.
Dalam forum pertama, Pratikno disebut menerangkan ada penugasan lain untuk Andika di luar institusi TNI. Narasumber yang sama menyebutkan Andika ditawari memimpin Badan Intelijen Negara, Kementerian Dalam Negeri, atau Kantor Staf Presiden. Andika tak langsung memberi jawaban saat itu.
Pertemuan kedua, giliran Pratikno menyambangi Markas Besar Angkatan Darat. Kunjungan ini dipublikasikan di kanal YouTube TNI Angkatan Darat pada 11 Oktober lalu. Pejabat yang mengetahui pertemuan itu mengatakan Andika memilih merampungkan program Kepala Staf Angkatan Darat hingga pensiun jika ditugasi di luar TNI. Artinya, Andika menolak tawaran Presiden.
Pratikno tak merespons pertanyaan yang dikirim ke nomor pribadinya hingga Sabtu, 6 November lalu. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini, juga bungkam. Penasihat senior Kantor Staf Presiden, Andi Widjajanto, mengatakan pertemuan Pratikno dan Andika tak membicarakan posisi panglima. “Soal penanganan Covid-19,” ucapnya.
Ditemui ketika mengantar surat presiden soal calon Panglima TNI di DPR, Menteri Pratikno menjelaskan bahwa Presiden sudah memilih Andika sebagai calon Panglima TNI sebelum menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Italia. Ia tak menjelaskan secara rinci alasan Jokowi menunjuk Andika.
Pratikno hanya menyebutkan syarat menjadi Panglima TNI adalah pernah menjabat kepala staf, sementara posisi Panglima TNI saat ini diisi Marsekal Hadi Tjahjanto yang berasal dari Angkatan Udara. Karena itu, pilihan yang tersedia adalah Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
“Presiden sudah memilih Angkatan Darat. Angkatan Laut kan bisa nanti pada periode berikutnya,” kata Pratikno pada Rabu, 3 November lalu.
Ihwal pertemuan dengan Andika di Markas Besar Angkatan Darat, Pratikno mengklaim tak membahas rotasi Panglima TNI. “Saya mampir ke fasilitas gym beliau dan tidak membicarakan hal itu,” ujar mantan Rektor Universitas Gadjah Mada ini.
Baca: Bintang Empat Harta Berlipat
•••
PENCALONAN Andika Perkasa sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia juga didukung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Empat pejabat yang diwawancarai Tempo secara terpisah mengungkapkan, bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu disebut mengirimkan surat kepada Presiden yang secara implisit mendorong Andika sebagai pemimpin TNI.
Surat Prabowo itu, menurut dua pejabat, dikirim setelah Andika bertandang ke Kementerian Pertahanan pada 6 Oktober lalu. Sumber yang sama menyebutkan Andika bertemu dengan Prabowo setelah Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengabarkan soal penugasan di luar TNI.
Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda saat masih dikawal Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, November 2014. Dok. TEMPO/Dasril Roszandi
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan bahwa Prabowo menghormati dan mengikuti keputusan Presiden Joko Widodo soal pemilihan Panglima TNI. Prabowo menilai para kepala staf dari tiga matra sama-sama layak memimpin TNI. “Pak Prabowo siap bekerja sama dengan siapa pun yang menjadi Panglima TNI,” kata Dahnil pada Jumat, 5 November lalu.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga disebut-sebut mendukung Andika sebagai calon Panglima TNI. Dua orang yang mengetahui dukungan tersebut, seorang di antaranya petinggi partai banteng, mengatakan bahwa Megawati pernah menyampaikan usulnya itu dalam suatu pertemuan dengan Jokowi.
Dua sumber yang sama mengatakan Megawati berhubungan baik dengan Andika. Pada Mei lalu, misalnya, Andika bertamu ke rumah presiden kelima itu di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati juga dekat dengan mertua Andika, Abdullah Mahmud Hendropriyono. Saat Megawati menjadi presiden, Hendro menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.
Hendropriyono pun disebut-sebut meminta dukungan Megawati. Seorang narasumber yang mengetahui lobi-lobi yang dilancarkan Hendro bercerita, mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia itu mendatangi rumah Megawati sebelum pertemuan Mega dengan Jokowi.
Adapun Hendropriyono juga disebut-sebut pernah melobi Presiden dalam suatu pertemuan. Tiga purnawirawan tentara yang mengetahui pertemuan tersebut mengatakan Hendro menyampaikan kondisi politik saat itu. Setelah itu, ia menyarankan Jokowi memilih menantunya sebagai calon panglima.
Baca: Lobi Mertua Calon Panglima
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tak merespons pertanyaan yang dilayangkan Tempo ke nomor telepon selulernya. Adapun anggota Komisi Pertahanan DPR dari PDI Perjuangan, Effendi Muara Sakti Simbolon, hanya memberikan emotikon bergambar hati ketika ditanyai soal dukungan Megawati untuk Andika.
Hendropriyono juga tak menjawab pertanyaan yang dikirim ke nomor ponselnya. Pada pertengahan Juni lalu, Hendropriyono menyatakan kepada wartawan bahwa dia tak pernah melobi Jokowi agar Andika bisa menjadi panglima. “Saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri,” tutur Hendro.
Kepada Tempo, Diaz Hendropriyono, putra Hendro, juga menyatakan ayahnya tak cawe-cawe dalam urusan pemilihan Panglima TNI. “Keluarga hanya mendoakan yang terbaik,” ujarnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 20 Januari 2020. ANTARA/Puspa Perwitasari
Pada Sabtu, 6 November lalu, Andika akhirnya lolos uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Pertahanan DPR. Komisi Pertahanan menerima usul Presiden Jokowi yang mengajukan Andika sebagai calon tunggal pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Andika Perkasa pun mengumbar sejumlah rencana kerja meski masa tugasnya sebagai Panglima TNI kurang dari 400 hari. Misalnya memperkuat intelijen di daerah konflik, memperbaiki operasi militer di perbatasan, serta meningkatkan diplomasi militer. Namun ia mewanti-wanti publik agar tak berharap terlalu tinggi kepada TNI. “Saya tak ingin orang yang melihat kami berharap terlalu tinggi,” kata Andika.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo