Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berancang-ancang menghadapi penipisan kas akibat suntikan modal negara Rp 3,2 triliun yang tidak kunjung disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Penyertaan modal negara (PMN) tersebut rencananya dipakai guna menutup sebagian pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Dengan kondisi keuangan yang ada, kita harus tetap melanjutkan pekerjaan sesuai dengan timeline dan milestone," ujar Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, kepada awak media, kemarin, 9 November lalu.
Ia mengatakan perseroan tetap berupaya mempercepat pengerjaan proyek. Misalnya, pembangunan stasiun, pemasangan instalasi listrik atas, hingga persinyalan, meski keuangan sedang menipis lantaran penyertaan modal negara belum kunjung cair.
PMN untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah diajukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI—pemimpin konsorsium Indonesia di PT KCIC—sejak pertengahan tahun. Dalam rapat pada Juli lalu, perusahaan sepur milik negara itu mengusulkan PMN sebesar Rp 4,1 triliun untuk mendanai pembengkakan biaya proyek yang diperkirakan mencapai US$ 1,9 miliar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo