Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Umi Sardjono merasa bertanggung jawab atas pelbagai penyiksaan aktivis Gerwani.
Ia menjadi sangat pendiam dan menghindari semua pertemuan tahanan politik 1965.
Hingga akhir hayat, ia merasa masih diikuti dan diawasi organ Orde Baru.
“Sesudah puas mereka memperkosa dan saya telah lunglai tak berdaya, mereka beramai-ramai menggiring saya ke jalan dalam keadaan telanjang bulat dan darah mengalir dari kemaluan akibat pemerkosaan itu. Saya diarak berjalan kaki menuju kantor polisi yang berjarak sekitar lima kilometer. Tiba di kantor polisi, mereka mengikat saya di tiang bendera, dengan tetap telanjang bulat, dan darah masih terus mengalir dari vagina.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo