Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Propaganda Hitam terhadap Gerwani

Istilah ”Gerwani” menjadi stigma untuk mencegah perempuan terlibat dalam kegiatan politik. Fakta keterlibatan Gerwani dalam Gerakan 30 September simpang-siur.

2 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Para anggota Gerwani di Kongres Gerwani ke-3 di Solo, Jawa Tengah, Desember 1957. (foto: Dok. Uchikowati)
Perbesar
Para anggota Gerwani di Kongres Gerwani ke-3 di Solo, Jawa Tengah, Desember 1957. (foto: Dok. Uchikowati)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Keterlibatan Gerwani dalam Gerakan 30 September masih samar.

  • Orde Baru membuat stigma Gerwani menghambat gerakan perempuan.

  • Bagaimana memulihkan luka sejarah ini?

PEMENJARAAN tanpa pengadilan dan kekerasan fisik yang dialami para aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) ataupun mereka yang dituduh berafiliasi dengan organisasi ini berlangsung serentak. Kekerasan itu diikuti serangan kekerasan verbal terhadap perempuan, berupa label seksual seperti “lonte”, “penyilet penis jenderal”, atau “penari telanjang pembunuh jenderal”.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ita Fatia Nadia

Ita Fatia Nadia

Komisioner Paripurna Komnas Perempuan 1998-2006 dan Ketua RUAS (Ruang Arsip dan Sejarah) Perempuan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus