Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menguak Sikap Jokowi dari Seribu Rasa

Pertemuan makan malam Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto mengundang banyak pertanyaan. Netralitas Jokowi diuji dalam Pilpres 2024.

7 Januari 2024 | 13.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua hari menjelang debat calon presiden yang digelar pada Ahad, 7 Januari 2024, foto makan malam Presiden Joko Widodo alias Jokowi beredar di media sosial. Foto itu memperlihatkan Jokowi bersantap bersama Prabowo Subianto, salah satu capres 2024. Keduanya bersua dalam jamuan makan malam di restoran Seribu Rasa di Menteng, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertemuan Jokowi dan Prabowo itu mengundang banyak pertanyaan. Apakah Jokowi akan netral atau berpihak kepada salah satu calon. "Bapak sepertinya memberikan dukungan bukan hanya tentang pemilihan presiden, tapi juga tugas kelembagaan kepada Kementerian Pertahanan," kata Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Utje Gustaaf Patty soal pertemuan itu, saat dihubungi pada Sabtu malam, 6 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan pertemuan Jokowi dan Prabowo itu hanya makan malam biasa. Namun muncul banyak pendapat tentang pertemuan itu. Ihwal pertemuan empat mata di restoran itu mencerminkan dukungan Jokowi kepada Prabowo, Utje tak menampiknya. "Bisa juga (memberikan dukungan kepada Prabowo) seperti itu," tutur Utje.

Di Pilpres 2024 ini, Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi. Pasangan Prabowo-Gibran ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum dengan nomor urut 2 di Pemilu 2024. Rival pasangan ini adalah yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Setelah dinamika pencalonan Gibran bergulir, terutama soal putusan Mahkamah Konstitusi tentang usia minimal capres-cawapres, saat itulah netralitas Presiden Jokowi terus menjadi pertanyaan.

Netralitas Jokowi semakin diragukan saat hendak makan malam bersama Prabowo, capres yang berpasangan dengan anaknya. Melalui jamuan makan malam tersebut, diduga kuat keberpihakan Jokowi mengalir kepada Prabowo semakin terang. Dalam jamuan itu pula, Utje mengatakan keberpihakan Jokowi tergantung penafsiran.

Menurut dia, kalau pertemuan itu ditafsirkan sekadar makan malam biasa, maka tidak ada unsur politik dalam pertemuan itu. "Kalau kita menafsirkan itu makan yang politis, jadi politis," ucap dia. "Karena ini tahun politik, makanya ditafsirkan seperti itu."

Namun Utje, yang mengaku dekat dan mengenal mantan Gubernur DKI Jakarta itu, menyatakan Jokowi tidak perlu memainkan isyarat. Jokowi sudah memiliki pilihan terhadap siapa yang akan didukung di Pilpres 2024. "Karena kami sudah tahu ke mana arah dukungan beliau," kata dia. Artinya dukungan itu ke Prabowo? Utje menjawab, "Ya, kalau saya meyakini itu."

Harap Cemas Jokowi Netral

Dua foto pertemuan Jokowi dan Prabowo kembali diunggah di media sosial dengan keterangan "Selamat Berakhir Pekan". Unggahan itu dimuat di akun Instagram @Prabowo. Foto itu tampak diambil dari jarak sepuluh meter, tepat di belakang Prabowo. Kini, unggahan Prabowo itu meraup tanggapan suka lebih dari satu juta orang dan dikomentari lebih dari 23 ribu komentar.

Jokowi terlihat mengenakan celana panjang hitam dan kemeja putih lengan panjang, tampak tersenyum di depan Prabowo. Menteri Pertahanan ini mengenakan batik bermotif cokelat, duduk menghadap Jokowi. Tak ada yang tahu isi percakapan dua orang ini. Durasi pertemuan itu berjalan selama satu jam, dimulai pukul 19.00 sampai 20.05 WIB.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, mengatakan Jokowi dan Prabowo bertemu untuk menyantap makanan Nusantara. "Presiden rileks sejenak mencoba masakan Nusantara. Presiden didampingi Menhan Prabowo Subianto," kata Ari kepada Tempo. Namun Ari tak tahu persis isi obrolan keduanya. "Masakan Nusantara di rumah itu enak."

Menjelang pemilihan umum ini, Jokowi pernah mengundang Prabowo, Anies, dan Ganjar bersuah di Istana Kepresidenan. Pertemuan Jokowi dengan tiga capres itu berlangsung dengan jamuan makan siang pada Senin, 30 Oktober 2023. Dalam pertemuan itu Jokowi berbicara soal netralitas dalam Pilpres 2024.

Anies menyatakan sempat melontarkan harapan masyarakat supaya Jokowi tetap mempertahankan netralitasnya di Pemilu 2024. "Tadi beliau (Jokowi) sampaikan bahwa beliau memang mengumpulkan pejabat, gubernur, bupati, dan bahkan akan mengumpulkan TNI, polisi, dan semua aparat untuk netral," kata Anies, seusai makan siang saat itu.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan isi pesan tersebut untuk memastikan posisi Jokowi di pemilu tidak berpihak ke salah satu calon selama kontestasi pemilu. Selain itu, Anies menyampaikan pesan agar Jokowi dapat menjaga aparat negara agar tidak berpihak selama proses politik berlangsung.

Menurut Anies, mendengar penyampaian itu, Jokowi menyambut pesan tersebut dengan positif. Anies mengaku mereka, ketiga capres itu, berdiskusi lancar bersama Jokowi. "Beliau merespons positif dan baik sehingga diskusi kami tadi lancar," ucapnya.

Arah Jokowi Menuju Prabowo

Namun makan malam Jokowi dengan Prabowo ditanggapi berbeda oleh Ganjar Pranowo. Ganjar blak-blakan menyebut pertemuan Jokowi-Prabowo menunjukkan keberpihakan Jokowi kepada Prabowo. "Kalau saya sih biasa saja, karena memang sudah berpihak," kata Ganjar, di Cakung, Jakarta Timur, Sabtu, 6 Januari 2024.

Ganjar menyarankan Jokowi lebih baik menegaskan sikap keberpihakannya. Dia mengatakan tak masalah dengan sikap pilihan Jokowi. Kata dia, asalkan tak ada penyalahgunaan kewenangan. Sehingga pemilu tetap berlangsung jujur dan adil. Dia menyatakan keberpihakan Jokowi bukan masalah bagi dirinya. "Itu sebuah pilihan, kok," tutur politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.

Capres yang berpasangan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md itu tak pelak menyinggung soal etika. Hal etik yang harus dibuktikan kepala negara, tutur Ganjar, adalah netral. Ganjar mengatakan negara ini sedang mengalami permasalahan etika. "Kan ada yang tidak setuju dengan etika," ujar mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Selanjutnya, Ganjar mengatakan, kekhawatirannya bukan kepada arah dukungan Jokowi. Melainkan potensi penyalahgunaan kekuasaan. Selama tak ada penyalahgunaan kekuasaan, Ganjar mengaku menghormati sikap politik Jokowi. "Ketika penyalahgunaan kewenangan terjadi, maka saat itu menjadi berbahaya," ucap Ganjar.

Respons mempertanyakan sikap keberpihakan Presiden Jokowi juga datang dari petinggi PDI Perjuangan. Sekretaris Jenderal PDIP Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi soal netralitas Presiden Jokowi usai bertemu capres Prabowo. Tak hanya menemui Prabowo, Jokowi pun bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto keesokan harinya.

"Ketika ada pemimpin yang seharusnya netral, tetapi tidak netral, maka rakyat yang semakin cerdas akan menyampaikan sikapnya," kata Hasto, setelah dalam perayaan Hari Ulang Tahun Ke-51 PDI Perjuangan, di gedung Dewan Pimpinan Pusat PDIP Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Januari 2024.

IHSAN RELIUBUN | DANIEL A FAJRI | TIKA AYU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus