TIBA-TIBA delapan lelaki menyerbu masuk Klab Malam Tsim Sha Tsui, Hong Kong, Selasa pukul dua dinihari pekan lalu. Mereka bersenjatakan kapak dan membawa sebuah tas besar. Keributan segera terjadi. Orang-orang berjingkrakan, banyak yang lalu naik ke kursi, bahkan meja. Adegan ini bukan bagian dari tari disko. Tapi karena para penyerbu itu melepaskan lebih dari 20 ekor ular dari tas yang mereka bawa. Sementara suasana kacau balau, kedelapannya mulai beraksi. Dua pintu kamar VIP dihajar kapak jadi berkeping. Lalu ruang kasir diporakporandakan. Sebelum polisi datang, orang-orang itu lari sudah. Untung, tak jatuh korban seorang pun dipatuk ular-ular berbisa atau dikapak kepalanya. Polisi menduga, aksi ini baru sekadar teror, dan dilakukan oleh Triad, mafia Cina yang kesohor itu. Sebanyak 23 ular yang tertangkap diserahkan ke Departemen Pertanian dan Perikanan, dan mungkin akan dijadikan barang bukti bila para pelaku tertangkap dan diajukan ke sidang pengadilan. Hari-hari ini polisi Hong Kong memang melakukan perang menggebuk Triad, sindikat kejahatan yang masuk ke pulau ini setelah terusir oleh komunis dari Daratan Cina, pertengahan 1940-an. Sebuah perang yang rasanya tak akan pemah usai. Lihat saja, 1966 dicanangkan pembasmian Triad. Hasilnya tak jelas. Sebelas tahun kemudian, 1977, perang dimulai lagi, toh cuma mirip dengan ledakan petasan -- dor sekali, kemudian habis. Seorang Fenton Bresler, penulis buku The Chinese Mafia, menduga bahwa tak berdayanya polisi Hong Kong karena kesatuan ini pun disusupi Triad. Lain daripada itu, korupsi dan suap yang melanda para polisi kala itu begitu parah. Seorang inspektur baru begitu masuk kantor dan membuka laci mejanya akan menemukan amplop cokelat berisi HK$ 1.000. Bila ia ribut-ribut, biasanya ia akan segera dipindahkan ke pos baru di perbatasan yang sungguh tak nyaman. Namun, di sini pun ia akan tetap dicoba disogok. Dan bila mulai mengambil uang itu, secara teratur ia akan selalu menemukan amplop cokelat di laci mejanya tanpa ia tahu siapa yang memasukkannya ke laci mejanya. Tapi dua tahun belakangan ini gempuran terhadap Triad di Hong Kong agaknya lain. Sindikat yang bergerak di dunia perdagangan narkotik, pelacuran, judi gelap, penerbitan pornografi, hiburan malam, pemerasan, dan pembunuhan ini kabarnya memang kalang-kabut. Memang, di Hong Kong tak muncul seorang jaksa muda yang nyentrik, berani, tak mempan suap, tak bersedia kompromi dengan penjahat -- seperti di New York, yang lalu menggasak mafia habis-habisan. Juga tak terdengar seorang wali kota dan kepala polisi yang bekerja sama menjepit mafia di sarangnya, lalu memborgol mereka dan mengadilinya -- seperti di Palermo, Italia. Gerakan penggempuran Triad di Hong Kong lebih bersifat diam-diam. Aksi keluarnya memang baru dimulai dua tahun lalu, persisnya Agustus 1985, ketika Superintenden Steve Vickers diangkat mengepalai kesatuan rahasia antiTriad. Detektif itulah yang merencanakan sebuah perang panjang melawan gang yang para jagoannya ahli kung fu. Rencana pembasmian kejahatan bersindikat itu sendiri sudah dimulai lima tahun sebelumnya. Yakni dengan diturunkannya perintah sangat rahasia yang menugasi dua polisi dengan nama kode Rodney dan Sandy untuk menelusup ke dalam jaringan Triad. Selama tiga tahun dua detektif itu sukses menyadap semua sepak terjang dan sarangsarang Triad tanpa dicurigai. Mereka malah dipercaya bertemu dengan para bos. Rodney (yang nama sebenarnya Ma Chi Man) dan Sandy (Yu Kam Cheung) pada 1980 resminya diberhentikan dari kepolisian. Keduanya lalu hidup luntang-lantung, membiarkan rambutnya panjang dan awut-awutan. Mereka pun menyewa aparteman murah di Mongkok, yang menurut dugaan polisi menjadi salah satu pusat berkumpulnya Triad. Dua polisi itu mula-mula menjadi pedagang eceran. Rodney yang pertama-tama sukses menyelundup ke dalam 14K Ngai (Serikat 14 Ngai atau Sap Sie Kie), dan segera dikenalkan dengan salah seorang bos terpenting. Menyusul Sandy. Mereka mencatat segalanya dengan cermat: tempat-tempat pertemuan, kapan saja mereka berkumpul, tokoh-tokohnya. Rodney memang belum dikenal sebagai polisi. Bahkan para polisi pun baru sedikit sekali yang mengenal dia. Soalnya, begitu lulus dari Sekolah Kepolisian, November 1979, ia langsung didekati oleh Superintenden Robert Cheng dan Biro Anti-Triad. Ini tampaknya memang taktik baru. Rodney dianggap memenuhi syarat, dan langsung terpilih. Kontak Rodney dan Sandy dengan Triad pertama kali ketika mereka masuk Persatuan Olah Raga Ying Fat -- organisasi yang membuka hursus kung fu. Tapi bagaimana kemudian mereka bisa selamat minggat dari Triad tak seorang pun sumber di Biro Anti-Triad mau menceritakannya. Dengan cepat kedua anggota Triad gadungan itu mengetahui bahwa Triad mengoperasikan dengan canggih jaringan judi telepon, terdiri dari sekitar 50 bandar. Kebanyakan bandar berada di daerah terpencil. Untuk menghindari pelacakan, mereka menggunakan telepon curian, yang disambungkan secara gelap pada jalur telepon resmi. Sejak rumah-rumah bandar diketahui, pengawasan dilakukan secara ketat: siapa saja keluar masuk rumah itu. Biro Anti-Triad kemudian mengadakan semacam uji coba. Dipilihlah beberapa rumah bandar, kemudian digerebek. Ternyata berhasil. Sebagian besar yang lain tetap dibiarkan dalam pengawasan terlebih dulu, sementara rencana penggerebekan serentak dimatangkan. Maka, tibalah hari itu, Senin 31 Maret tahun lalu, sekitar 200 detektif dari Unit Investigasi Khusus, Bagian Kejahatan Berat dan Berorganisasi, Biro Narkotik, dan Biro Kejahatan Ekonomi merencanakan satu pendadakan. Pada jam yang telah ditentukan direncanakan penggerebekan 43 rumah bandar judi gelap. Tiap unit mendapat penjelasan detail, hingga setiap anggota sudah memahami yang akan mereka hadapi, begitu mereka menggebrak pintu. Kemudian, menurut cerita seorang detektif yang ikut dalam aksi akhir Maret itu, ternyata masih ada hal-hal yang sulit diatasi, yang menyebabkan sejumlah barang bukti tak berguna. Mungkin, setelah ada penggerebekan uji coba sebelumnya, para bandit lalu berjaga-jaga bila ada penggerebekan mendadak. Begitu para detektif berada di dalam rumah itu, langsung saja para bandit memusnahkan rekaman dalam tape recorder dengan magnet yang sudah disiapkan. Taruhan dan nomor dicatat juga dalam kertas, memang. Tapi kertas-kertas itu pun ternyata mudah sekali musnah bila terkena air. "Begitu masuk menyerbu, kami lihat magnet-magnet pemusnah rekaman sudah tergeletak di dekat tape recorder," kata detektif itu. "Dan caranya sangat mudah, tinggal menempelkan magnet pada tape, musnah sudah rekaman taruhan itu. Juga, di pojok-pojok meja sudah disediakan jembangan berisi air. Kedalamnyalah kertas-kertas lalu dicelupkan." Sebenarnya, para detektif sudah memperoleh informasi tentang magnet dan air itu. Tapi karena belum semua detektif tahu persis betapa mudahnya dua "senjata" itu digunakan memusnahkan barang bukti, tak semua sempat mencegahnya. Betapapun, salah satu sumber keuangan Triad telah dipotong, 33 bandar dan pembantunya dan sejumlah barang bukti ditahan. Dari interogasi terhadap 33 yang ditahan, diketahuilah betapa rapinya kerja sama mereka. Sampai-sampai kesatuan anti-Triad terkecoh oleh sejumlah keterangan mereka, yang menyebabkan tujuan utama -- menangkap gembong-gembong Triad -- tertangguhkan. Hampir mereka semua memberikan keterangan bahwa bos besar mereka bernama Dai Bei Tang atau si Tang Hidung Besar. Tapi begitu polisi menemukan bos ini, ternyata ia cuma seorang tua sakit-sakitan, yang memang pernah jadi pimpinan Triad, tapi sekarang tidak lagi. Tang meninggal di tahun 1987 ini. Baru kemudian polisi mengonsentrasikan perhatian pada para pimpinan yang lebih muda. Daerah yang dilindungi Triad pun diamati. "Kegiatan mereka kami amati dari jarak dekat," kata salah seorang anggota Biro AntiTriad. "Untung, mereka tampaknya masih menduga bahwa kesatuan yang bergerak kini hanyalah polisi pemberantasan judi gelap." Pada 14 Juli 1986, kesatuan anti-Triad siap sudah melakukan operasi yang menentukan. Markas Besar Kepolisian di Jalan Arsenal ditutup di tengah malam 13 Juli setelah surat-surat perintah disampaikan. Begitu optimistis kesatuan ini, bahkan tempat penahanan pun disiapkan sudah, komplet dengan dapur umumnya. Malah mobil-mobil toalet dari Departemen Pelayan Umum pun dikerahkan. "Kali ini semua kekuatan kami pertaruhkan," kata seorang perwira yang ikut merencanakan penyerbuan ini. Semua anggota dari semua kesatuan yang terlibat dalam aksi penggerebekan judi gelap diikutsertakan, ditambah 160 polisi dari kesatuan lain. Setidaknya, 500 polisi terlibat dalam operasi yang dilancarkan mulai pukul tiga dinihari, dan dalam 48 jam mereka terus bergerak tanpa henti. Hasilnya, 53 tersangka terjaring. Setelah diinterogasi, mereka dimasukkan ke tahanan secara terpisah. Memang, sebagian yang ditangkap cuma penjahat biasa. Dan sebagian lagi mengaku anggota Triad dari tingkat bawah. Tapi setidaknya 5 pria dan 2 wanita disebut-sebut sebagai tokoh dalam Serikat 14 Ngai. Satu tokoh lepas, karena sehari sebelum dilakukan operasi ia terbang ke Taiwan. Mereka, berusia antara 24 dan 38 tahun terkena tuduhan, antara lain, mendirikan organisasi gelap, melakukan perdagangan obat bius, terlibat dalaml tindak kekerasan yang menyebabkan terluka, cedera, dan barang-barang rusak. Tentu saja, di depan Pengadilan Tinggi semuanya menolak tuduhan itu. Maka, muncullah Rodney atau detektif polisi Ma Chi Man sebagai saksi. Dalam 17 hari sidang, Rodney jadi bintang. Ia membeberkan semua gerakan Triad yang ia saksikan dan melibat ketujuh terdakwa itu. Sebentar setelah ia berhasil jadi anggota Triad pada 25 November 1981, lewat seorang bernama Chui Shun Kwok yang mengaku sebagai anak buah Ng Wah Hei, ia menyaksikan satu pertemuan pengusutan kasus perkosaan di sebuah restoran. Di situ ia melihat ketujuh terdakwa hadir, dan semuanya saja menyebut Tai Lo (saudara tua) kepada Ng Wah Hei. Itu tak bisa lain merupakan bukti bahwa ketujuh mereka adalah "saudara muda". Dua di antara terdakwa, kata Detektif Ma atau Rodney itu, terlibat pula dalam satu pertemuan yang membicarakan penyerbuan sebuah sekolah mahyong yang terjadi pada 20 Juli 1981. Pertemuan itu merencanakan serbuan balasan terhadap gang "Anak-anak Lingkaran Besar". Pada 5 Desember 1981, sekitar pukul sebelas malam, Rodney ikut menghadiri sebuah peran di ruang ganti pakaian di sebuah restora di Mongkok. Lima di antara terdakwa hadir, ditambah sejumlah orang. Seorang bernama Hak Chai menuturkan perlunya 10 anggota untuk mengawasi sejumlah distrik, guna menghadapi saingan. Akhirnya, Hak Chai membawa 13 anggota yang disebarkan ke enam distrik. Mereka diperintahkan melengkapi dirinya dengan "peralatan" yang mereka butuhkan. Menurut dugaan Rodney, yang disebut "peralatan" itu tentulah senjata. Dalam pertemuan lain lagi, dibicarakan rencana penghukuman terhadap seorang gadis di sebuah rumah dansa. Soalnya, gadis itu telah menjadi saksi dalam sebuah perkara yang melibat seorang wanita Triad. Tiga di antara terdakwa bermobil ke rumah dansa dimaksud. Salah seorang ditugasi mengajak makan malam gadis tersebut di sebuah tempat yang tak begitu ramai. Ia harus cepat-cepat meninggalkan gadis itu bila ada panggilan lewat radio pager. Selanjutnya, dua orang Triad akan muncul dan menghajar si gadis. Rodney pun menceritakan bagaimana ia ketakutan setengah mati ketika dalam satu pertemuan disinggung kemungkinan Triad disusupi polisi. Pasalnya, penyerbuan mereka terhadap sebuah gang lain kok diketahui polisi. Detektif Ma atau Rodney itu juga mengisahkan ketika ia ambil bagian dalam penyerbuan atas sebuah tempat mandi sauna. Untung, ia cuma ditugasi menghancurkan perabotan. Desember tahunlalu pengadilan menyatakan ketujuh terdakwa terbukti bersalah, terutama mereka terlibat organisasi gelap yang melakukan tindak kriminal. Mereka dihukum antara 6 bulan dan 6 tahun. Dua terdakwa, Ma Man Chuen (divonis 6 tahun) dan Leung Hung (3 tahun), naik banding, dengan alasan mengapa baru setelah bukti-bukti di tangan polisi berusia lebih dari tiga tahun mereka diadili. Pengadilan mengabulkan permohonan itu, dan ternyata hukuman mereka diperingan menjadi 2 tahun saja. Januari tahun ini kesatuan tugas di bawah Superintenden Vickers dibubarkan. Tapi bagi Vickers tak berarti perangnya usai sudah. Kakap-kakap masih berkeliaran. Kata Vickers, "Setidaknya operasi yang lalu itu membuktikan bahwa Triad bukanlah sindikat yang tak bisa dipukul." Bambang Bujono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini