Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Menurut Studi, Makan di Waktu Ini Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes

Para peneliti menemukan ada satu faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan intoleransi glukosa pemicu diabetes tipe 2, yakni waktu makan.

4 Desember 2021 | 21.15 WIB

Ilustrasi wanita makan. Freepik.com/Senivpetro
Perbesar
Ilustrasi wanita makan. Freepik.com/Senivpetro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Intoleransi glukosa adalah salah satu faktor risiko utama penyakit diabetes. Penyakit ini diderita sekitar 462 juta orang di seluruh dunia. Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, para peneliti menemukan ada satu faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan intoleransi glukosa, yakni waktu makan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam penelitian ini, para ahli mencari tahu bagaimana efek makan tengah malam versus makan di siang hari (sebelum matahari terbenam) terhadap kadar gula darah dan ritme sirkadian peserta penelitian. Sebanyak 19 peserta dibagi jadi dua kelompok, satu kelompok mengikuti waktu makan malam hari dan kelompok lainnya siang hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah 14 hari, semua peserta mengikuti protokol 40 jam yang sama persis, sehingga peneliti dapat mengetahui dampak jadwal makan mereka terhadap kesehatan, terutama mengenai gula darah dan ritme sirkadian.

Hasilnya menunjukkan bahwa makan tengah malam dapat menyebabkan peningkatan gula darah dan intoleransi glukosa, sementara makan secara eksklusif di siang hari memiliki efek sebaliknya, membantu mengatur kadar gula darah.

Selain itu, makan di malam hari ditemukan menyebabkan gangguan antara jam sirkadian pusat dan perifer tubuh. Menariknya, bagi mereka yang makan di siang hari, ritme yang sama tetap selaras, meski mereka terjaga di malam hari.

“Hasil ini menunjukkan bahwa waktu makan terutama bertanggung jawab atas efek yang dilaporkan pada toleransi glukosa dan fungsi sel beta, mungkin karena ketidaksejajaran 'jam' pusat dan perifer di seluruh tubuh,” kata penulis pendamping dalam studi ini, Frank A.J.L. Scheer, yang dikutip Mind Body Green.

Scheer menambahkan bahwa selain efeknya pada toleransi glukosa, peserta yang makan malam hari juga mengalami gangguan ritme sirkadian.

Intinya, sebaiknya pertimbangkan kembali waktu makan untuk menghindari intolernasi glukosa pemicu diabetes tipe 2. Berdasarkan penelitian ini, makan di siang hari tampaknya jauh lebih baik untuk ritme sirkadian dan toleransi glukosa, meskipun harus tetap terjaga di malam hari.

Baca juga: Tips untuk Penderita Diabetes Kontrol Gula Darah di Masa Pandemi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus