Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Meski Praktis, Microwave Bukan untuk Memasak Telur dan 5 Makanan Ini

Microwave jadi andalan untuk membuat berondong jagung, tapi memperburuk kualitas telur, kentang, dan makanan ini.

20 Februari 2021 | 07.45 WIB

Ilustrasi microwave. Wisegeek.com
Perbesar
Ilustrasi microwave. Wisegeek.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memasak atau memanaskan makanan dengan microwave jadi populer akhir-akhir ini karena cepat dan mudah. Meski alat ini jadi andalan untuk membuat berondong jagung atau memanaskan kopi, ada beberapa makanan yang kualitasnya tambah buruk saat dimasukkan ke microwave. Selain nutrisi yang menurun drastis, microwave juga bisa menghasilkan senyawa yang dapat memicu penyakit.

Berikut enam makanan yang menurut para ahli sebaiknay tidak dimasaka tau dipanaskan dengan microwave, seperti dilansir eatthis.com, Jumat, 19 Februari 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

1. Daging mentah

Dada ayam atau daging sapi untuk burger, microwave bukanlah alat yang tepat untuk memasak daging mentah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Microwave tidak membuat (makanan) matang secara merata, jadi bagian dari daging bisa menjadi sangat panas dan mengering sebelum bagian lainnya matang. Rasanya tidak enak, dan tidak aman untuk dimakan!" kata pakar diet Megan Byrd, yang menulis blog The Oregon Dietician.

Begitu juga dengan mencairkan daging beku di microwave. Flutuasi suhu yang tidak aman bisa menyebabkan komplikasi kesehatan. "Jika perlu mencairkan daging dengan cepat, basuhlah di bawah air dingin," kata Byrd.

2. Brokoli

Jika ingin dapat nutrisi banyak dari brokoli, jangan memasaknya dalam microwave.

"Menurut sebuah penelitian, brokoli yang dihangatkan dengan microwave menyebabkan penurunan klorofil sebesar 16 persen, sementara kandungan klorofil hampir tidak berubah pada brokoli kukus," kata Heather Hanks, ahli gizi dari Instapot Life.

Jadi, jika ingin nutrisinya tetap utuh, Hanks menyarankan untuk mengukus sayuran. 

3. Roti

Meskipun tidak ada efek kesehatan yang merugikan dari roti yang dihangatkan di microwave, hasilnya sungguh tidak enak untuk dimakan. 

"[Produk roti] tidak dapat dipanaskan kembali dengan baik dalam microwave, yang memanaskan makanan dengan molekul air yang menarik yang pada gilirannya menghasilkan panas," jelas Celine Beitchman, direktur nutrisi di Institute of Culinary Education. "Untuk roti, proses ini menyebabkan molekul pati mereka mengikat molekul air dan membuatnya basah, tidak peduli jenis roti yang panaskan kembali."

Baca juga: Tip Memasak dengan Microwave

4. Kentang utuh

Mau bikin kentang panggang atau baked potato dengan microwave? Saat Anda memasukkan makanan besar dan utuh ke dalam microwave, seperti kentang, maka bagian luarnya akan sangat panas tapi bagian tengahnya masih dingin.

"Itu berarti bahwa makanan besar yang dipanaskan kembali atau dimasak dari mentah ada bagian yang matang dan bagian tidak sehingga dapat menampung dan menumbuhkan bakteri patogen," jelas Beitchman.

5. Telur

Hiba Batool, peneliti nutrisi di Marham, menyarankan tidak memasak atau memanaskan kembali telur rebus di dalam microwave. 

"Memanaskan telur rebus (dikupas atau tidak) meningkatkan tekanan di dalamnya. Hal ini menyebabkan telur meledak di microwave atau di piring," kata dia. 

Memasak telur mentah di microwave juga tidak disarankan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection, bakteri salmonella berbahaya bertahan dari proses microwave selama persiapan telur rebus. 

6. Daging olahan

Produk daging olahan, seperti sosis dan potongan daging dingin, dianggap bukan makanan sehat. Profil nutrisinya bertambah buruk saat dimasak dalam microwave.

Menurut sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan dalam Lipids in Health and Disease, memanaskan berbagai produk daging olahan di microwave, termasuk sosis, bacon, daging makan siang, ham tekan, dan ham pinggang, meningkatkan produksi produk oksidasi kolesterol (COP). Menurut penulis studi tersebut, itu tidak hanya jadi karsinogenik (senyawa pemicu kanker), tetapi berkontribusi pada penumpukan plak arteri.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus