Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Penggiat Urban Farming Balkot Farm, Latifah, mengatakan pelaksanaan Mini Bazar Balkot Farm di Balai Kota DKI Jakarta yang digelar setiap Jumat sejak Juni hingga Oktober 2022, berhasil mengumpulkan omzet Rp 45 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alhamdulilah, bazar kami sudah berjalan lima bulan. Sejak pandemi melandai dan pelonggaran kegiatan masyarakat. Omzet yang kita peroleh tidak menetap, per bulan bisa mendapatkan Rp 8 hingga 10 juta, tergantung ramainya pembeli," kata Latifah dalam keterangan tertulis, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, bazar mini ini diikuti penggiat urban farming dari lima wilayah kota. Tiap bulannya bisa meraup omzet penjualan antara Rp 8 hingga 10 juta.
Produk yang ditawarkan di Bazar Mini Balkot Farm, kata dia, terdiri atas hasil panen sayuran seperti Salada Romain, Lettuce, Salada Merah, Kangkung, Bayam, Pakcoy, dan lainnya.
Selain itu, juga ada produk olahan seperti salad, keripik, minuman jus kale, kunyit asem, beras kencur, teh kembang teleng, teh andelem dan lainnya.
"Hasil panen dan produk olahan yang dijual cukup diminati para ASN dan warga yang berkunjung ke Balai Kota. Produk yang kami tawarkan harganya sangat terjangkau dan masih segar semua," ucap dia.
Selain untuk meningkatkan perekonomian, ujar Latifa, kegiatan bazar ini juga sebagai upaya mensosialisasikan program ketahanan pangan dan penghijauan lingkungan.
"Pengunjung diberikan edukasi cara bertanam dengan media hidroponik. Kami ingin mereka juga bisa ikut berkontribusi menjaga ketahanan pangan dan penghijauan lingkungan," kata dia.
Amalia, 33 tahun, salah satu pengunjung Balkot Farm, mengaku senang bisa berbelanja sayuran di bazar ini karena masih segar dan jenisnya jarang ditemukan di pasar.
"Ada beberapa sayurannya yang jarang saya temui di pasar. Hasil panen dari hidroponik ini juga cukup bagus," katanya.
MUTIA YUANTISYA