Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Para pangeran di sudut roma

Pemerintahan ordo bangsawan di malta, sebuah negara seluas 1,5 hektar di sudut roma. pada abad ke-18, negara ini masih besar pengaruhnya di dunia. (sel)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERSEBUTLAH sebuah negara tanpa penduduk. Menguasai wilayah kuranglebih satu setengah hektar, mengeluarkan mata uang, prangko, dan paspor sendiri, mengadakan hubungan diplomatik dengan 45 negara, dan sejak abad ke-11 eksistensinya tidak pernah terganggu. Negara kecil ini, yang dianggap sah menurut hukum internasional, pada akhir abad ke-18 mengadakan perundingan untuk membentuk persekutuan dengan Republik Amerika Serikat yang baru lahir. Meski berbentuk mini ia memikul nama yang cukup panjang: The Sovereign Military Hospitaller Order of the Knights of St. John of Jerusalem. Silakan terjemahkan sendiri! Atau The Knights of Malta's Italian Association, Wilayah Asosiasi Italia Para Pangeran Malta. Jadi ini bukan Malta yang negara pulau itu, yang masuk Persemakmuran Inggris dan berpenduduk sekitar 325 ribu. Unsur agama merupakan salah satu syarat menjadi warga negara kecil ini, yaitu agama Katolik Roma. Unsur penting lainnya, seperti tertera dari nama di atas: darah biru murni, alias ningrat. Pada abad ke-18, negara ini masih besar pengaruhnya di dunia. Kapal-kapal perangnya, yang berlambang palang Malta bermata delapan, ketika itu merajai Laut Tengah dan melindungi wilayah dari "gangguan orang-orang Islam dan perompak Barbar". Ordo ksatria bangsawan ini dulu memang menguasai Pulau Malta - sampai 1798, ketika tentara Napoleon mengusir mereka dari sana. Demikian ditulis James Hansen dalam Smithsonian. Kini sisa kejayaannya memang hanya tertinggal di Roma, seluas satu setengah hektar, disebut Palazzo Malta. Dan itulah wilayah 'Para Pangeran Malta' yang dimaksud. Meski Palazzo Malta berada dalam hubungan tertentu dengan Italia, seperti halnya Vatikan, ia tidak masuk kekuasaan pemerintah negeri asal-usul gerombolan Mafia itu. Memasuki pintu nomor 68 di daerah pertokoan yang elok di Via (Jalan) Condotti, orang bisa menghadap pangeran orde tersebut, yang sekaligus bergelar grand master alias komandan tertinggi jajaran militer ksatria. Untuk diterima menduduki jabatan senior ksatria, lapisan teras yang memimpin ordo, para calon memang harus dapat membuktikan kemurnian darah ningrat leluhurnya paling sedikit menurut garis keturunan selama 200 tahun. Sebagai pemeluk Katolik Roma sejati, para ksatria tunduk sepenuhnya kepada paus. Di kalangan mereka dikenal tiga kelompok: knight of justice (ksatria keadilan), knight of obedience (ksatria kepatuhan), dan kelompok ketiga yang terdiri dari para anggota 'awam' dan kehormatan. Yang paling banyak dari golongan terakhir ini ialah knight of magistral grace (ksatria kehormatan). Para ksatria tingkat pertama dan kedua itulah yang harus keturunan bangsawan ting-ting. Memang ada beberapa kekecualian. Mereka yang keningratannya tak murni lagi - dan wanita - bisa diterima di golongan ketiga "atas perkenan dan kemurahan hati grandmaster." Kehormatan itu diberikan, biasanya karena amal bakti yang menonjol dari orang bersangkutan dalam membantu misi ordo di zaman modern ini: menyelenggarakan rumah sakit dan tempat perawatan penderita kusta di banyak tempat di dunia. Dan memang itulah sebenarnya urusan ordo. Kini tercatat lebih dari 9.000 knights dan dames (ksatria wanita) dari magistralgrace, tingkat ketiga. Kurang lebih 1.500 dari mereka tinggal di Amerika Serikat. Di antaranya tercatat: bekas menteri keuangan William E. Simon Uskup New York Terence Kardinal Cooke William A. Wilson, duta besar AS di Vatikan bekas anggota Kongres, sekaligus bekas duta besar dan bekas wartawan, Clare Booth Luce dan pengarang William F. Buckley Jr. Adapun jabatan untuk para pimpinan terdiri atas grand commander (komandan agung), grand chancellor (kanselir agung), hospitaller(perawat, alias pemimpin tinggi urusan kesehatan), dan receiver ofthecommon treasure (bendahara). Bersama anggota lain dari Dewan Paripurna Negara ( Council Complete State), mereka memilih grand master yang bertugas seumur hidup dan menyandang gelar pangeran ( prince), kalau belum punya. Ia dipanggil dengan 'the most eminent highness ' Grand master dan wakilnya disaring dari 43 'ksatria keadilan' alias tingkat pertama. Mereka mengangkat sumpah secara agama untuk tetap patuh, mempertahankan kesucian, dan tidak memperkaya diri . Memang para ksatria ini, dengan segala kebanggaan mereka, merupakan semacam golongan biara. Di zaman permulaan banyak dari ksatria sendiri yang melakukan tugas-tugas perawatan itu. Kini potensi mereka lebih dijuruskan ke usaha pengumpulan dana dan administrasi, sementara perawatan diserahkan kepada tenaga profesional. Di berbagai tempatdi dunia ordo ini juga punya pusat penelitian kedokteran, khususnya dalam hal kusta, di samping program bantuan jika terjadi bencana alam . Kelompok ini sebenarnya fosil-fosil dari ordo Katolik yang di masa sangat lampau berjuang membersihkan Yerusalem dari "orang-orang kafir". Di Abad Pertengahan Eropa yang gelap itu, berbagai pangeran yang suka bertengkar bisa dipersatukan paus untuk melakukan Perang Salib ke Timur - mula-mula sebagai usaha membuka kembali jalan ziarah ke tempat-tempat suci Kristen yang ditutup Kekhalifahan Ottoman yang sewenang-wenang, dan kemudian sebagai penaklukan serta, di segi lain, penyerapan ilmu dan budaya dari dunia Islam yang waktu itu jauh lebih tinggi. Yerusalem dan Palestina umumnya, serta daerah-daerah sekitar, berganti-ganti tuan antara yang Islam dan yang Nasrani. Satu waktu Baldwin mencengkeram Yerusalem, dan pembunuhan masal terhadap muslimin dan Yahudi dicatat sejarah. Di Abad Tengah itu pula lahir berbagai perkumpulan keagamaan para perwira Salib, dengan tugas pokok berjuang melawan muslimin. Dan Encyclopaedia Britannica menyebut Ordo Hospitaller, yang akhirnya jadi Ordo Malta ini, sebagai contoh pertama. Nama hospitailer lahir dari sebuah rumah sakit (hospital) yang dibuka buat para penziarah di Yerusalem, dekat Gereja St. John Pembaptis. Sesudah Tentara Salib merebut Yerusalem, 1099, sesepuh rumah sakit itu, rahib bernama Gerard, mengembangkan karyanya dan membuka penginapan di Provencal serta kota-kota Italia dalam rute perjalanan ziarah. Para ksatria Salib yang merasa berutang budi kemudian pada menyumbang. Tak heran bila para Ksatria Hospitaller, di samping para Ksatria Templar- yang dibubarkan 1312 menjadi ordo militer yang sangat berkuasa di sebelah barat Sunai Yordan, seperti dicatat Smithsoman ordo ini tegak selama hampir 200 tahun - sampai mereka diusir pelan-pelan dari Palestina. Ketika kekuasaan Kepangeranan Jihad Nasrani berakhir dengan jatuhnya kota pelabuhan Acre di sebelah barat laut Palestina 1291, para hospitaller mengundurkan diri ke Siprus. Dan di sekitar 1310 mereka berhasil menguasai Pulau Rhodes, di lepas pantai Turki. Itu berlangsung sampai 1522, ketika Raja Sulaiman yang Agung dari Ottoman menyerbu Rhodes dengan armada 700 kapal perang dan 200.000 tentara. Angkatan perang ordo itu, terdiri dari hanya 500 ksatria dan 6.000 serdadu, mencoba bertahan selama setengah tahun. Toh sia-sia akhirnya mengundurkan diri pada 1 Januari 1523. Jadinya, sampai 1530 ordo itu tidak punyawilayah. Hanya berkat kemu rahan Kaisar Charles V mereka mendapat Pulau-pulau Malta dan Gozo. Tapi ini sebenarnya tanah pinjaman kekaisaran. Sebagai sewanya, tiap Hari Raya Santo, 1 November, ordo tersebut harus mengirimkan seekor burung elang pemburu kepada Raja Muda Sisilia untuk memenuhi kegemarannya "sebagai peringatan dan pengakuan akan berkah yang diterima ordo. " Dari sinilah kemudian dikenal tenunan maltese falcon, elang malta, yang populer di kalangan para turis Barat itu. Syarat lain yang dikenakan Kaisar: mereka harus tetap bersikap netral dalam kasus peperangan antara para pangeran Kristen. Sistem pertahanan yang di bangun ordo di wilayah baru mereka segera mendapat ujian: serangan pertama Kekaisaran Ottoman dapat mereka kalahkan pada 1551. Beberapa tahun kemudian tentara Raja Sulaiman datang kembali, dengan kekuatan 373 kapal perang dan 40.000 serdadu. Kedatangan Sulaiman itu tak mengherankan. Sampai abad ke-15 pulau itu diperintah oleh pihak Arab, bergantian dengan pihak Norman. Ketika serbuan di atas berlangsung, grandmaster ketika itu, de la Valette, diceritakan cuma punya 500 ksatria dan 1.800 serdadu. Hanya saja dua kelompok pasukan bantuan memperkuat Valetta untuk mengobrak-abrik serangan lawan. Jumlah tentara yang bergabung mencapai 9.000 orang. Lima bulan lamanya masa serangan itu berjalan. Dituturkan, hanya sepertiga dari tentara Raja Ottoman yang berhasil kembali ke Konstantinopel, Turki, sementara sisanya tewas di bawah tembok- tembok benteng pertahanan Malta. Ketika perang berakhir, di pihak Malta hanya tinggal 600 orang yang selamat tanpa cedera. Berita kemenangan itu tersiar ke daratan Eropa, dan menaikkan gengsi Knights Hospitaller of St. John - yang tetap saja mengangkut Yerusalem pada nama mereka. Kekuatan laut Turki kemudian dilumpuhkan dalam perang 1571, dan dibinasakan dalam perang di Lepanto oleh armada gabungan dari Ordo, Paus, Spanyol, Venesia, dan Genoa. Kekaisaran Turki sendiri memang masih tetap hidup, sampai nanti ditumbangkan oleh Mustafa Kemal Ataturk di tahun 1920-an. Sifat ksatria Hospitaller segera menampakkan diri. Dimulailah pekerjaan membangun ibu kota baru. Sebuah bangunan baru bisa pula mereka dirikan - kemudian menjadi salah satu rumah sakit paling terpandang di lingkungan Kristen yang merawat para penderita dari dunia Barat. Makanan pasien sangat dijaga. Menurut keterangan, mereka makan di piring perak yang sesuai "untuk bersantap raja kami yang gering". Kadang-kadang para ksatria sendiri yang memberi makan mereka. Bangsal besar tempat menampung pasien, menurut laporan ketika itu, dijaga "tetap bersih dan indah". Mereka yang sakit jiwa diperlakukan secara manusiawi, berbedadari perlakuan orang Eropa sebelum kontak kebudayaan dengan Timur lewat Perang Salib. Balai pengobatan ini berkembang menjadi semacam teaching hospital, rumah sakit tempat belajar mahasiswa kedokteran. Para ksatria dan pasien yang meninggal, mayatnya dibedah dan dipelajari padahal waktu itu cara ini masih dilarang Gereja. Ibu kota Malta yang baru di namakan Valetta, menurut nama grand master yang memimpin pertahanan tadi. Benteng-benteng bertembok tinggi segera didirikan, dan jadi terkenal karena gaya-bangunan barok-nya. Pertengahan abad ke-17 Ksatria Malta mulai terjun ke kancah politik dunia. Untuk sesaat bahkan sempat menjadi penguasa teritorial di Amerika Utara. Tahun 1653, Raja Louis XIV memberikan kedaulatannya atas empat pulau di Laut Karibia, yaitu pulau-pulau St. Martin, St. Croix, St. Christopher, dan St. Barthelemy. Tapi akhirnya pulau-pulau dijual kembali kepada Perusahaan Hindia Barat Prancis, karena para ksatria tak sanggup mengurusnya. Ketika pecah revolusi di Amerika, beberapa ksatria ikut bertempur. Tetapi ketika pecah revolusi Prancis tahun 1789 orde itu mengalami kerugian. Republik Prancis yang baru berdiri, yang melawan para bangsawan dan Gereja yang berdiri sebarisan, menyita sejumlah milik ordo yang ada di Prancis, 1792. Ini menyebabkan para ksatria mulai menengok sekeliling, mencari sekutu baru dan tempat baru . Pada 1794, kuasa usaha kedutaan besar ordo di Paris, Komandan de Cibon, mulai berunding dengan James Monroe, utusan AS di Prancis yang kelak jadi presiden AS. Tercapailah akhirnya perjanjian persekutuan Ksatria Malta dengan Republik Amerika Serikat. Dalam gaya diplomasi zaman itu Ordo Malta dengan tegas menawarkan perlindungan - kepada kapal-kapal niaga Amerika yang dalam ju mlah besar oerlayar di Laut Tengah, terhadap "serangan perompak Aljir". Sebagai imbalan, AS diminta menyediakan sebidang tanah dinegerinya kepada ordo dan menempatkannya di bawah perlindungannya. Monroe menjawab tawaran itu dengan mengatakan, para ksatria akan diterima baik di Amerika Serikat, sebagaimana pendatang lain. Tetapi tidak diperkenankan membuka suatu pemerintahan terpisah dan berdaulat. Tahun 1798 tentara Napoleon singgah di Malta dalam perjalanannya menyerbu Mesir. Para ksatria Malta diusir. Kemudian Inggris menguasai pulau itu, sampai pertengahan abad ke-20. Dengan demikian Ordo Malta menjadi pemerintah dalam pengasingan, dan pada tahun 1834 mendirikan tempatnya yang tetap di Roma seperti sudah disebut. Struktur pemerintahannya yang khas itu dipertahankan hingga kini. Seperti pemerintahan lainnya, ordo ksatria ini juga punya sistem hukum tersendiri . Mata uang yang mereka keluarkan terutama untuk simpanan para kolektor dan tidak beredar. Prangko mereka, yang diakui hanya oleh dinas pos beberapa negara, juga diterbitkan terutama untuk para penggemar prangko. Hadiah dan iuran para anggota Ordo Ksatria merupakan sumber utama pemasukan negara. Kewajiban seremonial merupakan unsur penting dalam kehidupan ksatria senior yang menetap di Roma, para perwira, dan gubernur. Acara kenegaraan yang penting: dua kali audiensi dengan Paus setiap tahun, resepsi tahunan dengan korp diplomatik, dan perayaan tahunan hari nasional pada Pesta St. John Pembaptis. Pada kesempatan ini pakaian resmi harus dikenakan. Puncak spiritual setiap tahun ialah ziarah ke Lourdes, tempat keramat Katolik di Prancis. Sebagai tanda "kerendahan hati", para ksatria sudi menanggalkan jubah upacara mereka yang berwarna merah anggun itu, dan hanya mengenakan pakaian seragam militer lapangan berwarna hitam waktu berbaris dalam upacara. Berapa lama ordo ini mau bertahan ? Sampai akhir abad ke-20?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus