KAMBING bergelimpangan di Desa Sidomulyo, Kediri, Jawa Timur. Dari 11 ekor yang mati, enam menunjukkan tanda aneh. Di bagian lehernya ada bekas taring. Tapi di sekitarnya utuh, juga bangkai dan kandangnya. Tak ada ceceran darah. "Mau dibilang diterkam harimau, mana ada harimau di sini?" ujar Kepala Desa Sutaji kepada Zed Abidien dari TEMPO. Cerita pun beredar. Sedikitnya empat kecamatan termakan sasus ini. Ada yang berjaga malam. Ada yang melumuri kambingnya dengan cat merah, katanya, untuk menolak bala. Ada pula yang mencoba menjebak. Misalnya, Sakeh, 55 tahun, suatu malam menaruh kambingnya di tegalan. Maunya memergoki, tapi dia ketiduran. Paginya, si kambing sudah jadi bangkai, padahal itulah kambing satu-satunya. Semula ia punya lima ekor, tapi empat dilego karena ada isu drakula tadi. Kusmayadi, warga Desa Sumber Agung, hampir membekuk si pemangsa. Sambil mengumpankan kambingnya, ia siap dengan senapan angin. Tembakannya meleset, si pemangsa kabur. "Kayak anjing hutan," katanya. Penduduk lalu menemui Kiai Zainuri dari Ngubalan, Tulungagung. Mereka disuruh selamatan. Nasi tumpeng disajikan ditempat keramat Rogopati di desa tersebut. Sejak saat itu tak ada korban lagi. Namun, ketika penduduk dilanda bingung, pihak pemerintah daerah tak tersentuh berbuat sesuatu, misalnya meneliti apa gerangan sosok makhluk yang memangsa darah kambing tadi. "Belum ada laporan," kata Eko Nugroho, juru bicara Kabupaten Kediri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini