Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengganti nama Jalan Inspeksi Kalimalang sisi sebelah utara Jakarta Timur menjadi Jalan Laksamana Malahayati. Peresmian tersebut dilaksanakan di Balai Kota, Jakarta Pusat yang dihadiri Ketua Perkumpulan Masyarakat Aceh, Surya Dharma dan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah secara daring. Siapakah Laksamana Malahayati?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Laksamana Malahayati merupakan pahlawan nasional serta laksamana wanita pertama di Indonesia yang berasal dari Aceh. Mengutip dari Tempo.co edisi 9 November 2017, ia merupakan putri dari Laksamana Mahmud Syah serta cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang merupakan pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539 M.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam. Melalui silsilah tersebut dapat dilihat bahwa Laksamana Malahayati memiliki keturunan bangsawan.
Saat ia masih remaja, Kerajaan Aceh Darussalam telah mempunyai
Akademi Militer, yaitu Mahad Baitul Makdis. Akademi ini memiliki jurusan Angkatan Darat dan Laut, serta para instrukturnya yang sebagian berasal dari Turki. Karena Keumalahayati adalah anak seorang Panglima Angkatan Laut, ia mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan yang ia mau. Setelah menyelesaikan pendidikan agama di Meunasah, Ranakang dan Dayah, Keumalahayati ingin mengikuti karir ayahnya yang pada saat itu telah menjadi Laksamana.
Sebagai seorang anak yang mewarisi darah bahari, Keumalahayati bercita-cita ingin menjadi pelaut yang tangguh. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pelaut, ia pun mengikuti pendaftaran ke dalam penerimaan calon taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Makdis.
Kecerdasan serta ketangkasannya membuat Keumalahayati diterima sebagai siswa taruna akademi militer tersebut. Mengutip dari www1-media.acehprov.gov.id, ia melalui pendidikan militer pada tahun pertama serta kedua dengan sangat baik, sebab ternyata ia merupakan seorang taruna wanita yang berprestasi.
Sebelum diangkat menjadi Panglima Perang Laut (Laksamana), Keumalahayati pernah menjabat sebagai pemimpin pasukan ketentaraan wanita di Kerajaan Aceh. Setelah sukses menjalankan tugasnya sebagai Kepala Pasukan Wanita Kerajaan Aceh, ia pun diangkat oleh Sultan menjadi Admiral (Laksamana), yang merupakan pangkat paling tinggi dalam militer.
Laksamana Malahayati juga menjadi pemimpin armada laut dengan 2.000 orang pasukan "Inong balee" dan berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada 11 September 1599. Selain itu, ia bertarung satu lawan satu mengalahkan Cornelis de Houtman di geladak kapal. Malahayati pun mendapat gelar "Laksamana" berkat keberaniannya, hingga saat ini ia lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati dan diberikan gelar pahlawan nasional pada peringatan Hari Pahlawan ke-72 pada 2017.
VALMAI ALZENA KARLA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.