Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penangkapan 2 Penjahat Kakap di Awal Tahun: Bos Kartel Narkoba dan Godfather Mafia Sisilia

Dua gembong kejahatan diringkus di awal 2023 ini: bos kartel narkoba Sinaloa, Ovidio Guzman, dan 'godfather' Mafia Sisilia Matteo Messina Denaro.

17 Januari 2023 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar yang diambil dari sebuah video memperlihatkan bos mafia paling dicari di negara itu, Matteo Messina Denaro, dikawal keluar dari kantor polisi Carabinieri setelah dia ditangkap di Palermo, Italia, 16 Januari 2023. Carabinieri/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Dua gembong kejahatan diringkus di awal 2023 ini. Yang pertama adalah bos kartel narkoba Sinaloa, Ovidio Guzman, yang diringkus militer Meksiko pada 5 Januari dan terakhir 'godfather' Mafia Sisilia Matteo Messina Denaro, ditangkap setelah menjadi buronan polisi Italia selama 30 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasukan keamanan Meksiko menangkap Guzman, putra gembong Joaquin "El Chapo" Guzman yang berusia 32 tahun, pada dini hari Kamis, 5 Januari 2023, 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ovidio Guzman bukan penjahat narkoba sembarangan. Pria berusia 32 tahun itu adalah anak sekaligus penerus Joaquin ‘El Chapo’ Guzman, yang saat ini menjalani hukuman di Amerika Serikat.

FBI juga sudah mengajukan ekstradisi atas Guzman muda karena sepak terjangnya dalam perdagangan narkoba di Amerika Serikat. Namun hakim Meksiko belum mengabulkan permintaan itu, setelah penangkapan Ovidio menyulut perlawanan anak buahnya hingga menyebabkan 29 tewas termasuk 10 tentara.

Pentingnya Ovidio bagi penegakan hukum di AS itu terlihat ketika mereka menawarkan hadiah hingga USD 5 juta (Rp 78 miliar) bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi soal Ovidio, yang disebut sebagai anggota senior kartel Sinaloa.

Ayah Ovidio, yang biasa disebut El Chapo, kabur dari penjara Altiplano pada 11 Juli 2015 melalui sebuah terowongan sepanjang 1,6 kilometer. Empat tahun kemudian, El Chapo ditangkap dan diadili di Amerika Serikat. Dia dikenai 10 dakwaan, yang di antaranya membuat perusahaan kriminal, perdagangan narkoba dan kepemilikan senjata api. El Chapo dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan harta-bendanya senilai Rp196 triliun disita.

El Chapo awalnya ditahan dibawah otoritas federal pada Oktober 2019. Namun dia dibebaskan atas perintah Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador demi menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.

Seorang saksi di persidangan Joaquin "El Chapo" Guzman mengklaim gembong narkoba terkenal itu membayar mantan Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto suap $ 100 juta, The New York Times melaporkan. Alex Cifuentes Villa, seorang gembong narkoba Kolombia dan rekan lama Guzman, dilaporkan mengatakan di pengadilan federal Brooklyn bahwa suap dikirim ke Peña Nieto "melalui perantara."

Menurut Reuters, Villa juga mengatakan dia memberi tahu pihak berwenang bahwa Guzman mengatur suap pada tahun 2016. Guzman dituduh membawa hampir 226kg kokain ke AS sebagai pemimpin kartel Sinaloa. Peña Nieto menjabat sebagai presiden Meksiko dari 2012 hingga 2018, dan menjabat di sejumlah posisi tinggi pemerintahan sebelum masa jabatan presidennya.

Meski El Chapo sudah ditahan, kartel narkobanya terus beroperasi. Meski Ovidio ditangkap, kemungkinan kartel Sinola tidak akan mati begitu saja karena El Chapo mempunyai dua anak lainnya, yang diduga akan segera mengambil kepemimpinan kelompok penyelundup narkoba itu.

30 Tahun Buron

'Godfather' Mafia Sisilia Matteo Messina Denaro akhirnya ditangkap juga. Selama 30 tahun, dengan cerdik ia bisa menghindari kejaran polisi dan bertahan memimpin clan sampai tiga dasawarsa.

Kesehatan yang menurun, lebih dari segalanya, adalah yang mengakhiri 'kesaktian' Messina Denaro, orang yang paling dicari di Italia hingga penangkapannya pada hari Senin.

Messina Denaro, 60 tahun, ditangkap di luar sebuah klinik swasta di Palermo bersama dengan seorang kaki tangannya. Sumber peradilan mengatakan mafia itu adalah pengunjung tetap di sana setelah operasi kanker tahun lalu.

Penyakit "adalah salah satu peristiwa dalam kehidupan individu (buronan) yang memaksa mereka untuk terbuka," kata Jaksa Penuntut Palermo Paolo Guido dalam konferensi pers.
 
Setelah mendapat informasi bahwa dia sakit, polisi menginterogasi sejumlah pasien dengan usia dan kondisi yang sama, antara lain dengan memeriksa database sistem kesehatan nasional, sampai akhirnya didapat lokasi perawatan gembong mafia itu.

Pekerjaan investigasi "tak henti-hentinya, konstan dan bertahap", kata Jenderal Pasquale Angelosanto dari pasukan khusus ROS polisi Carabinieri.

Dia menambahkan bahwa selama bertahun-tahun polisi Carabinieri telah menangkap lebih dari 100 tersangka kaki tangan Messina Denaro - termasuk saudara perempuannya dan anggota keluarga lainnya - dan menyita aset senilai sekitar 150 juta euro (Rp2,5 triliun), yang secara krusial merusak jaringan pendukungnya.

Namun Messina Denaro berhasil menghindari jebakan demi jebakan. Pada akhirnya, pria yang dikenal sebagai 'U Siccu' (yang kurus) atau 'Diabolik' (karakter komik Italia) tidak memberikan perlawanan dan tidak berusaha melarikan diri, kata Kepala Kejaksaan Palermo Maurizio de Lucia.

"Kami menangkap buronan yang sangat berbahaya tanpa harus menggunakan kekerasan, bahkan tidak perlu menggunakan borgol," katanya.

Petugas menemukan seorang pria yang tampak rapi, sehat, dengan jam tangan mewah senilai 35.000 euro (Rp500 juta lebih). Dalam foto polisi, Messina Denaro terlihat mengenakan jaket berlapis bulu berwarna coklat, berkacamata dan topi wol coklat dan putih.
 
Meskipun polisi dan hakim tidak tahu seperti apa rupa Messina Denaro - selain dari gambar yang dihasilkan komputer yang mengandalkan foto-foto berusia puluhan tahun - segera jelas bahwa mereka menangkap orang yang tepat.

"Melihatnya, ada sedikit yang perlu dikonfirmasi, dia adalah orang yang kami harapkan untuk ditemukan," kata Kolonel Lucio Arcidiacono, kepala pasukan khusus polisi Carabinieri lainnya.

Kepala Jaksa Penuntut Lucia mengatakan Messina Denaro menghabiskan hidupnya bersembunyi di berbagai bagian Italia, tetapi terakhir tinggal di provinsi asalnya Trapani, di Sisilia barat, dan di ibu kota regional pulau itu, Palermo.

Pertanyaan tetap ada pada sejauh mana koneksi politik dan kemapanan lainnya hingga  memungkinkan mafia melarikan diri dari polisi begitu lama, dengan de Lucia menyebut dugaan pendukung kerah putihnya "mafia borjuasi".

"Ada penyelidikan yang sedang berlangsung tentang ini," katanya.

Divonis dalam pengadilan in absentia untuk daftar panjang pembunuhan, termasuk seorang remaja laki-laki yang tubuhnya dilarutkan dalam asam, mafia yang terkena kanker ini cukup sehat untuk menjalani hukuman penjara, kata jaksa. "Dia pasti akan dirawat, seperti hak setiap warga negara Italia, di penjara," kata Guido.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus