Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Keluarga dan warga Dadap mempertanyakan penangkapan Ketua Forum Masyarakat Nelayan Dadap Waisul Qurni. Waisul dijemput paksa oleh polisi di rumahnya di Kampung Baru Dadap. "Ada enam polisi yang menjemputnya, tadi malam pukul 19.30,” ujar Embing, paman Waisul, Kamis siang ini 7 Maret 2019.
Baca: Alasan Warga Nelayan Dadap Protes Proyek Jembatan Pulau Reklamasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Embing mengatakan belum mengetahui alasan penangkapan keponakannya itu. Karena, kata dia, saat Waisul dibawa polis, ia sedang sendirian di rumah. "Yang ada hanya keponakannya bernama Farhan (20) yang tidak tahu apa-apa," kata Embing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut keterangan Farhan, kata Embing, polisi yang menjemput Waisul berjumlah enam orang. Mereka mengaku dari Polda Metro Jaya. "Sebelum meninggalkan lokasi, mereka sempat meminta Farhan menandatangani surat," kata Embing.
Sujai, teman Waisul, mengatakan pada pukul 23.00 sempat menghubungi Waisul. "Waisul saat itu membenarkan dia sudah berada di Polda Metro Jaya," katanya. Namun sampai siang ini, kata Sujai, Waisul tidak bisa dihubungi.
Baca: Tangerang Keluarkan Izin Pembangunan Jembatan Dadap - Reklamasi
Menurut Sujai, penangkapan rekannya sesama aktifis nelayan Dadap ini sama sekali tidak pernah mereka duga. "Makanya kami saat ini sedang mencari tahu dan kejelasan masalah ini," katanya.