Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pencemaran Sampah Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi

Jumlah sampah mikroplastik di muara sungai yang menuju Teluk Jakarta meningkat semasa pandemi. Berasal dari APD dan masker medis.

3 Agustus 2022 | 20.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria mengais sampah di Teluk Jakarta, kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu, 23 Januari 2021. Kurangnya jumlah dan kemampuan pengolah limbah medis di rumah sakit dan fasilitas kesehatan mungkin menyebabkan bocornya limbah medis ke lingkungan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperlihatkan terjadinya peningkatan sampah mikroplastik bentuk benang yang berasal dari alat pelindung diri (APD) di muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Melimpahnya mikroplastik yang ditemukan  pada kisaran 4,29 hingga 23,49 partikel mikroplastik per 1.000 liter air sungai dengan rata-rata 9,02 partikel per 1.000 liter air sungai yang bergerak menuju perairan Teluk Jakarta,” kata peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN M Reza Cordova dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampah plastik ukuran mikroskopik (mikroplastik) bentuk benang yang berasal dari APD tersebut terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis komposisi kimia yang sama dengan masker medis.

Dilansir dari Antara, proporsi sampah mikroplastik tersebut meningkat 10 kali lipat pada Desember 2020, dibandingkan sebelumnya yang hanya sekitar 3 persen sesaat setelah ditemukannya kasus Covid-19 pertama di Indonesia.

Hasil riset kolaborasi peneliti BRIN yang dikoordinasi oleh Reza, dengan Universitas Terbuka, Universitas Sumatera Utara, IPB University dan University of Portsmouth di Inggris menyimpulkan peningkatan mikroplastik yang signifikan terjadi terutama pada saat curah hujan tinggi.

Riset pemantauan mikroplastik di muara sungai tersebut mencatat kelimpahannya yang lebih tinggi di wilayah pesisir timur Teluk Jakarta dibandingkan pesisir bagian barat.

Dari sembilan muara sungai yang diteliti di Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), mikroplastik ditemukan pada semua muara sungai yang diteliti.

Menurut Reza, penambahan mikroplastik paling tinggi ditemukan pada musim hujan yakni rata-rata 9,02 partikel per 1.000 liter air sungai, sedangkan paling rendah ditemukan pada musim kemarau yakni 8,01 partikel per 1.000 liter air sungai.

Pusat Riset Oseanografi merilis hasil pemantauan mikroplastik semasa pandemi dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul “Seasonal heterogeneity and a link to precipitation in the release of microplastic during COVID-19 outbreak from the Greater Jakarta area to Jakarta Bay, Indonesia”.

Reza dan tim berharap peningkatan konsentrasi mikroplastik di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah sekali pakai.

Ia menuturkan implementasi dari aturan yang ketat, sosialisasi dan pemahaman publik diperlukan untuk mempromosikan metode pembuangan yang benar dan perubahan sistemik dalam pengelolaan sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai.

Masyarakat juga diajak untuk ikut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan, terutama terkait pembuangan sampah APD, yakni sampah masker yang biasa dipakai sehari-hari oleh masyarakat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus