Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah keindahan lautan biru yang membentang luas, tersembunyi sebuah ancaman yang nyaris tak terlihat oleh mata telanjang, yakni mikroplastik. Partikel plastik kecil ini, dengan ukuran kurang dari lima milimeter, telah menjadi masalah global yang semakin mengkhawatirkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman National Geographic, mikroplastik hadir dalam dua bentuk utama. Pertama, mikroplastik primer yang sengaja diproduksi untuk berbagai keperluan komersial, seperti kosmetik atau serat mikro dalam tekstil. Kedua, mikroplastik sekunder yang terbentuk dari hancurnya barang-barang plastik yang lebih besar akibat paparan lingkungan, seperti sinar matahari dan ombak laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak penelitian telah menyebutkan bahwa kehadiran mikroplastik di lingkungan membawa dampak yang mengkhawatirkan. Berbeda dengan bahan organik, plastik membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai. Selama periode yang panjang ini, mikroplastik terus mencemari pantai dan lautan.
Selain itu, mikroplastik telah memasuki rantai makanan laut. Dari plankton mikroskopis hingga paus raksasa, organisme laut tanpa sadar mengonsumsi partikel-partikel plastik ini. Tidak hanya itu, mikroplastik juga telah terdeteksi dalam makanan laut yang kita konsumsi dan bahkan dalam air minum kita sehari-hari.
Dilansir dari laman clientearth.org, sifat mikroplastik yang sangat persisten membuat partikel-partikel ini nyaris mustahil untuk dihilangkan setelah mencemari lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat sangat merugikan organisme yang bersentuhan dengannya, mulai dari mengurangi asupan makanan hingga menyebabkan keracunan dan kematian.
Mikroplastik sendiri telah ditemukan di hampir semua tempat yang diteliti para ilmuwan. Mulai dari puncak gunung hingga dasar laut. Bahkan udara yang kita hirup dan air yang kita minum pun tak luput. Partikel-partikel ini telah terdeteksi dalam tubuh manusia, menimbulkan kekhawatiran serius tentang dampaknya terhadap kesehatan kita.
Mikroplastik juga berperan sebagai vektor bagi kontaminan berbahaya. Mereka cenderung menyerap dan membawa bahan-bahan beracun di sepanjang rantai makanan, berpotensi menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem secara keseluruhan.
Kehadiran mikroplastik di lingkungan membawa dampak yang jauh lebih serius daripada sekadar mengotori pemandangan. Beberapa dampak utama yang telah diidentifikasi oleh para peneliti meliputi:
1. Persistensi yang Mengkhawatirkan
Salah satu karakteristik paling mengganggu dari mikroplastik adalah persistensinya yang luar biasa. Partikel-partikel ini sangat tahan terhadap degradasi alami, yang berarti mereka dapat bertahan di lingkungan selama ratusan hingga ribuan tahun. Sekali terlepas ke alam, mikroplastik praktis mustahil untuk dihilangkan sepenuhnya.
2. Ancaman terhadap Kehidupan Laut:
Organisme laut, mulai dari plankton mikroskopis hingga paus raksasa, sering kali salah mengira mikroplastik sebagai makanan. Konsumsi mikroplastik ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran pencernaan, mengurangi nafsu makan, dan bahkan kelaparan pada hewan-hewan ini. Selain itu, bahan kimia yang terkandung dalam mikroplastik dapat meracuni organisme yang memakannya.
3. Kontaminasi Rantai Makanan:
Mikroplastik tidak hanya mempengaruhi organisme yang langsung mengonsumsinya, tetapi juga dapat berpindah melalui rantai makanan. Ketika ikan kecil yang mengandung mikroplastik dimakan oleh ikan yang lebih besar, dan kemudian ikan besar itu dikonsumsi oleh manusia, mikroplastik dan bahan kimia berbahaya yang terkait dengannya dapat terakumulasi di setiap tingkat rantai makanan.
4. Penyerapan dan Penyebaran Kontaminan:
Mikroplastik memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia berbahaya dari lingkungan sekitarnya, seperti pestisida dan logam berat. Ketika mikroplastik yang terkontaminasi ini tertelan oleh organisme, bahan-bahan berbahaya tersebut dapat terlepas dan diserap oleh tubuh, menyebabkan berbagai efek toksik.
5. Dampak pada Kesehatan Manusia:
Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih dalam tahap awal, beberapa studi telah menunjukkan potensi risiko yang mengkhawatirkan. Inhalasi mikroplastik melalui udara dapat menyebabkan masalah pernapasan, sementara konsumsi melalui makanan dan air minum berpotensi mengganggu sistem pencernaan dan endokrin.
6. Gangguan Ekosistem:
Akumulasi mikroplastik di lingkungan dapat mengubah karakteristik fisik habitat alami. Misalnya, di pantai, konsentrasi mikroplastik yang tinggi dapat mengubah sifat-sifat fisik pasir, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi organisme yang bergantung pada kondisi pasir tertentu untuk bertahan hidup atau berkembang biak.