Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Peneliti LIPI Temukan Bahan Bakar dari Ampas Tahu

Arifin menjelaskan, dasar bahan bakar sepeda motor hasil pengembangan LIPI tersebut adalah biohydro.

24 Oktober 2017 | 20.08 WIB

Penjaga anjungan memamerkan kebolehan sepeda motor berbahan bakar limbah tahu karya peneliti muda LIPI, Arifin Nur, yang dipamerkan di Indonesia Science Expo (ISE) 2017 di Balai Kartini, Jakarta, 23-26 Oktober 2017. Sumber: antara
Perbesar
Penjaga anjungan memamerkan kebolehan sepeda motor berbahan bakar limbah tahu karya peneliti muda LIPI, Arifin Nur, yang dipamerkan di Indonesia Science Expo (ISE) 2017 di Balai Kartini, Jakarta, 23-26 Oktober 2017. Sumber: antara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Suara mesin sebuah sepeda motor matik lebih halus layaknya sepeda listrik. Emisi gas buang dari knalpotnya pun tidak berbau sama sekali, tidak seperti karbonmonoksida yang beracun serta membuat pusing dan lemas.

Hanya udara hangat yang berembus dan mirip uap air yang keluar dari lubang pembuangan emisi tersebut. "Bahan bakar motor ini dari ampas tahu mas," ujar Arifin Nur, peneliti muda dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Selasa, 24 Oktober 2017.

Baca: Kebijakan Konversi LPG, LIPI: Nelayan Hemat 40 Persen Bahan Bakar

Seakan jauh dari logika, pertanyaan umum yang muncul adalah bagaimana bisa tahu, yang nyatanya adalah makanan, tapi bisa menggerakkan sepeda motor?

Arifin menjelaskan, dasar bahan bakar sepeda motor hasil pengembangan LIPI tersebut adalah biohydro, yang ide awalnya dikembangkan peneliti LIPI lain, Dwi Susilaningsih. "Jadi sebenarnya dari biohydro atau biohidrogen, yang muncul akibat reaksi kimia dari mikroalga, yang hidup di limbah tahu tersebut," ujarnya.

Mikroalga itu akan memunculkan gas apabila dipicu dengan sinar matahari langsung. Secara teknis, limbah tahu tersebut menjadi media hidup mikroalga. Walaupun mikroalga juga dapat hidup di media lain, ampas tahu dianggap paling efisien waktu dan biaya untuk menghasilkan hidrogen.

Baca: Ferrari Luncurkan 812 Superfast, Simak Teknologi F1 yang Diadopsi

Ketika motor dihidupkan untuk membuktikan rendahnya tingkat polusi emisi gas buang, ia menyuruh mendekatkan kaca ke mulut knalpot sambil gas dipacu sekuatnya. Hal yang terjadi adalah kaca tersebut berembun, seperti ketika menghela napas di depan kaca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus