Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengkritik pidato Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada peringatan HUT Bhayangkara ke-78. Dia menilai pernyataan yang disampaikan Listyo dalam pidatonya itu tidak lebih dari retorika belaka. “Tidak ada fakta-fakta yang mendukung adanya implementasi dari komitmen yang disampaikan, apalagi konsistensi,” kata Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa, 2 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu pernyataan Listyo yang dia sorot adalah tentang Polri tidak antikritik. Menurut dia kritik yang diterima kepolisian tidak berarti juga melakukan perubahan sebagaimana substansi kritik yang disampaikan publik. Justru menurut Bambang lebih tepatnya pembiaran kritik, bahkan ada kecenderungan ofensif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Paling tidak itu diperlihatkan pada pernyataan Kapolda Sumatera Barat Inspektur Jenderal Suharyono dalam penanganan kasus penyiksaan anak dan kematian anak inisial AM, 13 tahun, di Kota Padang. Dalam menanggapi kasus itu, Suharyono justru menyatakan hendak mencari orang yang pertama kali memviralkan kasus karena dianggap sebagai trial by the press. “Membiarkan kritik berarti lebih pada membiarkan masukan tanpa ada respons positif pada saran masyarakat,” ucap Bambang.
Sebelumnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa Polri juga mengadakan kompetisi standup comedy dalam rangkaian HUT Bhayangkara ke-78. Perlombaan itu diklaim untuk menyampaikan kritik kepada Polri. “Sebagai wujud keterbukaan dan organisasi yang tidak antikritik,” Listyo di Lapangan Monas.
Bambang Rukminto juga menyoroti pernyataan Listyo pada HUT Bhayangkara ke-77 pada 2023 yang menyatakan ‘Tak ada gading yang tak retak’ soal kinerja kepolisian. Menurut Bambang, justru jadi perumpamaan untuk meminta permakluman kepada publik pada tindakan kekerasan dan permisif oleh personel Polri.
Di akhir pidatonya, Listyo Sigit tetap meminta maaf kepada publik soal kinerja kepolisian selama ini. Listyo menyatakan Polri akan terus berkomitmen juga membuka ruang kritik dan saran untuk evaluasi dan perbaikan. “Kami mengucapkan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan tugas masih banyak terdapat kekurangan,” tutur dia.