Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seseorang yang nyentrik dan percaya pada hal-hal berbau takhayul bisa jadi mengalami gangguan skizotipal. Ini adalah salah satu jenis gangguan kepribadian eksentrik. Orang yang memiliki gangguan ini akan menunjukkan pola dan perilaku yang mungkin tampak aneh atau ganjil bagi orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gangguan skizotipal memengaruhi perilaku, pola bicara, pikiran, dan persepsi seseorang yang mengalaminya. Bukan hanya nyentrik dan percaya pada takhayul, orang-orang dengan gangguan skizotipal juga tidak mampu membangun kedekatan dengan orang lain dan cenderung suka meracau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tanda-tanda gangguan skizotipal yang mungkin terjadi, di antaranya:
- Berpakaian, berbicara atau bertindak dengan cara yang aneh
- Pencuriga dan paranoid
- Tak nyaman dan cemas berada dalam situasi sosial karena merasa tak percaya dengan orang lain
- Memiliki beberapa teman, namun menjadi sangat tidak nyaman dengan keakraban
- Salah menafsirkan kenyataan atau memiliki persepsi yang menyimpang
- Memiliki kepercayaan dan pemikiran magis, misalnya terlalu percaya pada takhayul dan merasa dirinya adalah peramal
- Dipenuhi dengan fantasi dan lamunan
- Kaku dan canggung ketika berhubungan dengan orang lain
- Cenderung menyendiri dan bersikap dingin
- Memiliki emosi yang kurang atau respon emosional yang kurang pantas
- Mengeluarkan ucapan yang tak jelas atau bertele-tele.
Orang yang memiliki gangguan skizotipal biasanya tak memiliki gejala psikotik, seperti halusinasi dan delusi. Akan tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, orang dengan gangguan kepribadian ini juga dapat mengembangkan skizrofenia.
Penyebab seseorang mengalami gangguan skizotipal belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, perubahan dalam cara fungsi otak, genetika, dan faktor lingkungan juga mungkin dianggap memainkan peran. Secara genetika, Anda mungkin berisiko mengalami gangguan ini jika memiliki anggota keluarga yang terkena gangguan tersebut, skizofrenia, atau gangguan kepribadian lainnya.
Selain itu, faktor lingkungan terutama pengalaman di masa kecil juga dapat berperan. Seperti kekerasan, penelantaran, trauma, stres atau memiliki orang tua yang terpisah secara emosional. Temperamen dan kepribadian individu juga berpengaruh. Ini menunjukkan bahwa tak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas gangguan skizotipal karena gangguan ini sifatnya kompleks dan mungkin memiliki keterkaitan dengan faktor-faktor di atas.
Gangguan skizotipal umumnya baru diketahui di awal masa dewasa. Alasannya karena anak-anak dan remaja masih berada dalam perkembangan konstan, pematangan, dan perubahan kepribadian. Meski mungkin ada pula yang diketahui sejak masa-masa tersebut.
Lama kelamaan, orang dengan gangguan ini bisa mengalami depresi, cemas, gangguan kepribadian lain, kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang, kehidupan bermasalah, bahkan melakukan upaya bunuh diri. Jika seseorang memiliki gangguan skizotipal, penelitian menunjukkan bahwa ada sedikit risiko gangguan ini akan diturunkan pada anaknya.
Akan tetapi, intensitas gangguan kepribadian ini biasanya akan menurun seiring bertambahnya usia. Namun, gejala paling ekstrem terjadi ketika Anda berusia 40 atau 50-an. Gangguan kepribadian skizotipal pun umumnya terjadi pada sekitar 3,9 persen populasi di dunia.
Jika Anda memiliki tanda-tanda gangguan skizotipal, tentu melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kejiwaan menjadi langkah yang tepat. Setelah didiagnosis dengan gangguan tersebut, dokter akan meresepkan obat atau terapi untuk mengatasinya. Sebetulnya, tak ada obat yang dirancang khusus untuk mengobati gangguan skizotipal.
Akan tetapi, orang dengan gangguan ini umumnya diberi obat antipsikotik atau antidepresan jika mengalami gejala yang dapat diatasi dengan obat-obatan tersebut. Beberapa jenis terapi juga dapat membantu mengatasi gangguan skizotipal. Berikut jenis-jenis terapi yang mungkin dilakukan, seperi psikoterapi atau terapi bicara, terapi perilaku kognitif, dan terapi keluarga.
Prospek kesembuhan untuk orang dengan gangguan skizotipal bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, bagi Anda yang termotivasi untuk berubah, mencari, dan mematuhi perawatan yang sesuai maka akan menunjukkan hasil yang lebih baik.