Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Skizotipal kondisi gangguan kepribadian. Orang yang mengalami gangguan ini rentan dianggap berperilaku aneh. Perilaku dan pola pikirnya dianggap tak biasa oleh orang lain. Biasanya orang yang skizotipal dipahami berkepribadian eksentrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip publikasi What Is Schizotypal Personality Disorder? dalam Verywell Mind, orang yang gangguan skizotipal cenderung menganggap takhayul atau pikiran paranoia secara sangat serius. Dampak gangguan kepribadian ini berakibat sulit menjalin hubungan dekat di dengan orang lain.
Kondsi skizotipal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal mengalami ketaknyamanan selama berinteraksi. Sebab, individu dengan gangguan kepribadian skizotipal percaya takhayul atau sibuk dengan fenomena paranormal yang tidak biasa.
Orang skizotipal menganggap dirinya punya kekuatan khusus atau kontrol magis. Misalnya menganggap bisa mengendalikan orang lain, seperti menyuruh berangkat kerja lebih awal, karena akan ada sesuatu yang buruk. Bisa juga sebaliknya, menganggap diri mampu mencegah hal buruk terjadi seperti saran yang dikatakan.
Terkadang orang skizotipal mengungkapkan kesedihan karena kurang hubungan dekat. Tapi, perilakunya menunjukkan lebih baik memiliki sedikit keinginan untuk menjalin hubungan dekat. Merasa ingin sering berinteraksi dengan orang-orang, tapi secara bersamaan memilih untuk menjaga jarak dari lingkungan sekitar.
Mengutip Psycom, perawatan biasanya kombinasi psikoterapi dan pengobatan. Psikoterapi mencakup keterampilan sosial dan teknik kognitif perilaku yang membantu. Terapi itu bermanfaat memahami juga mencegah pola pikir negatif. Terapi keluarga juga membantu meningkatkan komunikasi dan mengatasi pola yang meningkatkan kecemasan bagi individu.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.