Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Perkumpulan Betawi Kita Kritik Keras Film Benyamin Biang Kerok

Perkumpulan Betawi Kita memberikan kritik keras terhadap Film Benyamin Biang Kerok dari yang digarap sutradara Hanung Bramantyo dari PT Falcon Pictures.

12 Maret 2018 | 10.09 WIB

Reza Rahadian akan perankan sosok Benyamin Sueb dalam film Benyamin SI Biang Kerok garapan sutradara Hanung Bramantyo/ Youtube
Perbesar
Reza Rahadian akan perankan sosok Benyamin Sueb dalam film Benyamin SI Biang Kerok garapan sutradara Hanung Bramantyo/ Youtube

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Depok - Perkumpulan Betawi Kita memberikan kritik keras terhadap Film Benyamin Biang Kerok yang digarap sutradara Hanung Bramantyo dan PT Falcon Pictures. Ketua Perkumpulan Betawi Kita Roni Adi mengatakan, kritikan tersebut diberikan dengan alasan film Benyamin Biang Kerok merupakan aksi penipuan terhadap budaya betawi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Menurut saya dia ini hanya mendompleng nama Benyamin Sueb sebagai tokoh betawi untuk komersialisasi film, padahal tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan betawi, jadi ini merupakan penipuan,” kata Roni dalam diskusi di Komunitas Bambu, Depok, Minggu 11 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Diskusi bertemakan Film dan Stigmatisasi Orang Betawi tersebut turut dihadiri oleh sejarawan JJ Rizal, Sekjen Forum Jurnalis Betawi M Syakur Usman, dan tokoh betawi lainnya.

Baca: Komunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit

Selain menipu, Roni juga mengatakan film Benyamin Biang Kerok produksi Falcon Pictures juga menghina Benyamin Sueb sebagai tokoh kebudayaan betawi.

“Benyamin yang digambarkan di film itu seolah Benyamin itu kayak orang idiot, juga orang bodo, padahal Benyamin adalah orang yang sangat cerdas utamanya dalam mengembangkan kebudayaan betawi di masyarakat,” kata Roni.

Roni menilai film Benyamin Biang Kerok itu lebih menonjolkan pronografi dan kekerasan. “Tidak ada sama sekali unsur betawi yang digembar gemborkan,” katanya.

Untuk itu dalam kritikan kerasnya, Roni menghimbau agar masyarakat khususnya Betawi, tidak menonton film tersebut. Roni juga minta keluarga Benyamin Sueb harus membatalkan pemakaian nama Benyamin untuk bagian kedua yang sudah dibuat untuk tayang Desember mendatang sebab pihak pembuat film telah mangkir dari pakem moral yang disepakati.

Baca: Tokoh Betawi Tunjukan Kekeliruan Buku Pitung Versi Iwan Mahmoed

“Sudah saatnya para produser menghentikan film-film yang hanya mempertebal stigma negatif tentang orang Betawi,” katanya.

Saat rilis teaser trailer di studio Karnos Film, Cimanggis, Depok, Rabu 24 Januari 2018 lalu, Sutradara Benyamin Biang Kerok, Hanung Bramantyo mengatakan, mengambil sosok Bang Ben sebagai tokoh betawi untuk diperankan di era kekinian.

“Nama film ini memang seperti film Benyamin tahun 70-an, tapi kami tidak berniat mengulang film dulu, biarkan itu menjadi legenda. Kami hanya mengambil sosok Bang Ben untuk diperankan pada masa kini yang modern, kekinian, milineal dan Hi-tech,” kata Hanung.

Hanung mengatakan, dalam film Benyamin Biang Kerok ini, Reza Rahardian memerankan karakter Pengki, seorang betawi yang terbilang ‘udik’, menjadi seorang betawi modern. 

“Spiritnya yang ditularkan Bang Ben kan ini, menginginkan betawi itu maju, betawi ingin jadi tukang insinyur dan sebagainya, dan di film ini lah jawabannya, semuanya baru setting waktu juga tahun 2000-an,” ujarnya.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus