Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum banyak orang tua yang mengenal istilah Growth Hormone Deficiency (GHD) atau kekurangan hormon pertumbuhan. Padahal, ini merupakan salah satu penyebab gangguan tumbuh kembang anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli endokrinologi anak, Aman Bhakti Pulungan, menuturkan bahwa GHD muncul ketika tubuh anak tidak mampu menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup untuk proses pertambahan ukuran tubuh sesuai dengan usianya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hormon pertumbuhan inilah yang membantu anak-anak agar tumbuh tinggi,” ujarnya.
Artikel lain:
Stimulasi yang Tepat, Kunci Pertumbuhan Bayi Prematur
Ketahui Pentingnya Fase Merangkak untuk Pertumbuhan Bayi
Anak Usia Dini Sering Dehidrasi, Waspadai Pertumbuhan Otaknya
Baju Ini Bisa Melar Ikuti Pertumbuhan Anak
Hormon ini, lanjut Aman, diproduksi oleh kelenjar pituitari, yakni kelenjar kecil di dalam otak yang mengalir di dalam darah ke seluruh tubuh untuk membantu manusia menjalankan fungsinya secara kompleks, khususnya untuk proses pertumbuhan.
Anak-anak dengan GHD secara umum mengalami keterlambatan pertumbuhan hingga 5 centimeter per tahun dan terlihat lebih gemuk untuk usianya. Selain itu, perkembangan tulang yang lemah di tengah wajah juga merupakan pertanda hormon pertumbuhan yang tidak mencukupi.
Oleh sebab itu, menurut Aman, perlu dilakukan deteksi dini pada waktu kehamilan menjadi sangat perlu dilakukan oleh para orang tua terhadap anak mereka masing-masing, yakni dengan diterapi.
“Ini merupakan implementasi dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK),” tambahnya.