Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pigmi, Rampasasa dan Dunianya

23 Maret 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian terhadap manusia pigmi Rampasasa juga dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Jakarta. Tim Eijkman berkunjung ulang ke Rampasasa pada awal 2014. "Ada teknologi baru, kami ingin melihat apakah mereka membawa DNA yang tua," ujar Profesor Herawati Sudoyo, Wakil Direktur Lembaga Eijkman.

Saat ini genetika orang Rampasasa perlu dibandingkan dengan semua orang pigmi untuk mengetahui posisinya. Identifikasi tersebut tidak terlalu susah dilakukan asalkan tim memiliki profil DNA orang Rampasasa. "Kita bisa membandingkan begitu saja karena datanya sudah diunggah," katanya. Namun proses identifikasi itu masih berjalan. "Saat ini sedang dilakukan general wide scanning." Hasil penelitian Eijkman itu baru akan keluar tahun ini.

Populasi pigmi sesungguhnya tersebar di berbagai belahan dunia: Afrika, Filipina, Malaysia, hingga Papua Nugini. Telah banyak studi yang dilakukan terhadap populasi tersebut untuk mengetahui penyebab perawakan pendek mereka, tapi kesimpulan yang dihasilkan berbeda-beda.

Afrika

Pigmi Afrika hidup dalam beberapa kelompok etnis di Rwanda, Burundi, Uganda, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Guinea Ekuatorial, Gabon, Angola, Botswana, Namibia, masyarakat Madagaskar, dan Zambia. Kebanyakan komunitas pigmi adalah pemburu-pengumpul, yang hidup bergantung pada produk lingkungan mereka. Saat ini ada sekitar 500 ribu pigmi tersisa di hutan tropis Afrika Tengah. Populasi ini berada di bawah ancaman kemiskinan, kawin campur dengan suku Bantu, pengaruh budaya Barat, serta deforestasi yangsecara bertahap menghancurkan cara hidup dan budaya mereka bersama dengan keunikan genetik mereka.

Oseania

  • Australia. Suku-suku asli berperawakan pendek menghuni hutan tropis Queensland Utara, Australia, dengan kelompok yang paling terkenal adalah Tjapukai atau orang-orang Djabugay dari daerah Cairns.
  • Papua Nugini. Suku orang yang sangat pendek ditemukan di pegunungan Nugini.
  • Palau. Pada 2008, sisa-sisa, setidaknya 25 manusia mini, yang hidup antara 1.000 dan 3.000 tahun yang lalu, ditemukan di Pulau Palau di Mikronesia.
  • Vanuatu. Selama 1900-an, jumlah suku pigmi yang cukup besar pertama kali dilaporkan di seluruh timur laut Santo.

    Asia

  • Negritos. Negritos di Asia Tenggara (termasuk Batak dan Aeta di Filipina, Orang Andaman dari Kepulauan Andaman, dan Semang di Semenanjung Melayu) kadang-kadang disebut pigmi. Negritos memiliki beberapa ciri fisik yang sama dengan populasi pigmi Afrika, termasuk bertubuh pendek dan berkulit gelap.
  • Rampasasa. Orang-orang bertubuh pendek dari Dusun Rampasasa, Flores, Indonesia.
  • T'rung. T'rung mendiami wilayah terpencil Gunung Hkakabo Razi di Asia Tenggara di perbatasan Cina (Yunnan dan Tibet), Burma, dan India. Sebuah survei melaporkan ketinggian rata-rata laki-laki dewasa T'rung adalah 143 sentimeter dan wanita 140 sentimeter.

    Persebaran Pigmi di Afrika

    EtnisPopulasi
    Aka35.000
    Asua3.000
    Efe10.000
    Baka40.000
    Bofi3.000
    Bongo2.000
    Kola3.500
    Mbuti-Sua7.500
    Medzan250
    Nsua1.000
    Twa (Ntomba)14.000
    Twa (Rwanda-Burundi)10.000
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus