Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANGGOTA Polis Diraja Malaysia diyakini menjadi dalang pemerkosaan EW, tenaga kerja Indonesia, di Petaling Jaya, Selangor. Senior Liaison Officer Markas Besar Kepolisian RI di Kuala Lumpur, Setyo Wasisto, mengatakan pelaku adalah polisi berpangkat rendah. Menurut Polis Petaling Jaya, pelaku adalah polisi yang pernah terlibat perampokan.
Pemerkosaan terhadap EW—tenaga kerja yang dilengkapi dokumen sah—terjadi bulan lalu dengan melibatkan 12 pelaku. Pada 7 September, EW dan suaminya, Mujib, yang berkebangsaan Malaysia, didatangi dua orang berseragam yang mengaku anggota kepolisian Selangor. Dengan alasan tidak memiliki izin kerja, EW dibawa ke Muar, 50 kilometer dari Selangor.
Selanjutnya, EW disekap di sebuah hotel. Di bawah todongan pistol, dia diperkosa beramai-ramai. Sehari kemudian, EW dijual kepada dua orang Melayu seharga 400 ringgit. ”Oleh dua orang itu, ia diperkosa lagi,” kata Setyo. Saat ini EW berada dalam perlindungan shelter Konsulat Jenderal RI Johor Bahru. Menurut Setyo, kondisi psikologis EW sangat lemah.
Acara ’Kongkow Bareng Gus Dur’ Dihentikan
Program televisi Kongkow Bareng Gus Dur di stasiun televisi lokal Yogya TV berhenti tayang sejak 3 Oktober lalu. Stasiun televisi lokal yang berbasis di Yogyakarta ini diprotes pimpinan Forum Pembela Islam (FPI) wilayah Yogyakarta karena acara itu dianggap menghina pemimpin mereka, M. Habib Rizieq.
Menurut pembawa acara Kongkow Bareng Gus Dur, Mohamad Guntur Romli, keputusan manajemen Yogya TV tersebut disebabkan oleh keberatan FPI perihal gurauan mantan presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam episode 3 bertema ”Misi Kristen Baru”.
Dalam episode itu, Gus Dur membahas munculnya peraturan daerah soal Injil di Kabupaten Manokwari, Papua, bersama Pendeta Ioanes Rakhmat. Menurut Gus Dur, keluarnya perda tersebut merupakan respons terhadap perda syariah yang didukung FPI. Saat itu, Gus Dur berkelakar. ”Anda tahu kenapa Yogyakarta tertimpa gempa? Sebab, Nyai Loro Kidul marah karena disuruh memakai jilbab oleh Habib Rizieq,” kata Gus Dur seperti ditirukan Guntur.
Menanggapi penghentian acara yang disiarkan oleh lebih dari 70 radio dan 15 episode di antaranya ditayangkan di 12 televisi lokal di seluruh Indonesia ini, Direktur Utama KBR68H Santoso menyesalkan adanya tekanan yang masih menghambat kebebasan bersiaran di negeri ini.
Kalla Akan Tinggalkan SBY
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan siap pecah kongsi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2009. ”Semua sangat mungkin terjadi. Tentu saja partai politik akan menentukan bagaimana-bagaimananya awal 2009,” katanya seusai buka puasa bersama Partai Golkar di Jakarta, pekan lalu.
Meski akan meninggalkan SBY, Ketua Umum Partai Golkar ini menjamin pemerintahan berjalan mulus hingga 2009. Menurut Kalla, pemerintah tidak bakal gontai karena pemimpin partai politik di kabinet hanya empat orang. Pengalaman semasa kabinet Presiden Megawati, kata dia, membuktikan bahwa setahun sebelum pemilihan presiden, pemerintahan tetap berjalan.
SBY mengatakan dapat memahami pernyataan Kalla. ”Beliau Ketua Umum Golkar. Beliau tentu harus melakukan komunikasi dengan keluarga besar Golkar tentang proyeksi politiknya pada 2009. Hubungan saya dengan Pak Jusuf Kalla baik,” ia menegaskan. Soal pencalonan dirinya, SBY mengatakan, ”Bisa saja saya berkompetisi kembali, bisa juga tidak.”
Seperti halnya SBY, Partai Demokrat tidak khawatir. Rencananya, partai pendukung SBY ini akan mengumumkan pendamping Yudhoyono tahun depan.
Ekor Lion Air Sobek
Insiden kembali terjadi di dunia penerbangan Tanah Air. Boeing 737-900 milik Lion Air tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur, mendarat kembali di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah beberapa saat mengudara, Senin pekan lalu. Penyebabnya, ekor pesawat sobek tergerus landasan saat akan meninggalkan bandara. ”Posisi pesawat diduga terlalu mendongak saat hendak lepas landas,” kata sumber Tempo.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LFJ itu segera dievakuasi ke bengkel pesawat milik maskapai Garuda Indonesia. Menurut sumber itu, bagian ekor pesawat, tepatnya di bawah lambung kargo, sobek dua setengah meter. Juru bicara Lion, Hasyim Arsal Alhabsy, sempat membantah adanya insiden itu, meski kemudian mengatakan ”manajemen sedang melakukan penyelidikan”. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Budhi Mulyawan Suyitno membenarkan adanya insiden itu. ”(Pesawat itu) tergesek ekornya di landasan,” katanya.
MUI: Al-Qiyadah Aliran Sesat
Majelis Ulama Indonesia menyatakan Al-Qiyadah al-Islamiyah, yang muncul sejak 2000, sebagai aliran sesat. Keputusan itu diambil setelah MUI melakukan penelitian tiga bulan. ”Mereka mengubah syahadat, menyatakan ada nabi atau rasul setelah Muhammad, yaitu Masih al-Mau’ud,” kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Kamis pekan lalu.
Menurut Ma’ruf, hingga 2006, aliran ini masih belum menampakkan diri. Tapi, mulai 2007, mereka terang-terangan dan menyebarkan ajarannya ke masyarakat. Untuk aliran yang baru berumur tujuh tahun, ia menilai perkembangannya sangat pesat. Strukturnya rapi dan pemimpinnya mudah menarik simpati masyarakat.
Pemimpin Al-Qiyadah, Ahmad Moshaddeq, yang bernama asli Haji Salam, mengakui dirinya sebagai rasul sejak 23 Juli lalu setelah bertapa di Gunung Bunder, Bogor, 40 hari 40 malam. Aliran ini tidak mewajibkan pengikutnya melaksanakan salat, puasa, dan zakat. ”Mereka juga mengenal penebusan dosa dengan menyerahkan sejumlah uang kepada Al-Masih al-Mau’ud alias Ahmad Moshaddeq itu.
Aliran ini berhasil menambah seribuan anggota baru setiap bulan.
DPR Tetapkan Tujuh Anggota KPU
Komisi Pemerintahan DPR menetapkan tujuh orang anggota Komisi Pemilihan Umum. Penetapan dilakukan lewat pemungutan suara terhadap 21 calon, setelah mereka menjalani uji kelayakan dan kepatutan, yang berakhir Rabu malam pekan lalu.
Menurut Ketua Komisi Pemerintahan DPR E.E. Mangindaan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, tujuh calon terataslah yang ditetapkan sebagai anggota KPU. Mereka adalah Abdul Hafiz Anshary (43 suara), Sri Nuryanti (42), Endang Sulastri (40), I Gusti Putu Artha (37), Syamsul Bahri (36), Andi Nurpati (29), dan Abdul Aziz (27). Ketujuh nama itu akan dibawa ke sidang paripurna DPR, 9 Oktober nanti, kemudian dikirim ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pro dan kontra pun bermunculan. Nursyahbani Katjasungkana dari Fraksi Kebangkitan Bangsa mengaku senang karena ada tiga perempuan yang terpilih. Sebaliknya, juru bicara Jaringan Pemantau Seleksi Calon Penyelenggara Pemilu, Jojo Rohi, berpendapat lain. Menurut dia, Syamsul Bahri pernah terkait kasus korupsi gula di Malang, Jawa Timur, sedangkan Abdul Hafiz Anshary ditengarai pernah dipasang sebagai calon Wakil Gubernur Kalimantan Selatan oleh Golkar pada 2005. Namun hal itu dibantah oleh anggota Komisi Pemerintahan dari Partai Golkar, Priyo Budi Santoso.
Sengketa Lagu Rasa Sayang Sayange
PEMERINTAH pusat meminta pemerintah daerah mendaftarkan lagu daerah masing-masing ke Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Imbauan ini berlaku pula bagi perseorangan dan lembaga seperti lembaga kesenian dan persatuan artis. ”Orang Indonesia yang merasa punya karya segeralah mendaftar. Jangan nanti orang lain mendaftar, baru kita ribut,” kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Mattalata di kantor presiden pekan lalu.
Pangkal soalnya adalah klaim oleh pemerintah Malaysia atas lagu Rasa Sayang Sayange yang sebelumnya dikenal sebagai lagu Maluku. Hakam Naja, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Amanat Nasional, menyerukan agar pemerintah Indonesia menuntut Malaysia yang telah menggunakan lagu itu sebagai jingle pariwisata. Priyo Budi Santoso, Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, juga meminta pemerintah Indonesia memastikan apakah Malaysia memakai lagu itu seizin Indonesia atau tidak.
Namun Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato’ Zainal Abidin Zain, meminta hubungan Malaysia-Indonesia tak terganggu hanya karena sengketa lagu Rasa Sayang Sayange. Menurut dia, lagu tersebut merupakan khazanah budaya rumpun Melayu. Kata Andi Mattalata, masalah lagu Rasa Sayang Sayange akan diselesaikan oleh pemerintah daerah dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Siaga di Gunung Kelud
SEJAK awal bulan ini, Gunung Kelud berstatus siaga—status kedua tertinggi untuk sebuah gunung yang sedang mulas. Dikhawatirkan gunung api aktif yang terletak di perbatasan Blitar dan Kediri, Jawa Timur, ini siap memuntahkan kembali awan panas, debu vulkanik, dan magmanya hingga puluhan kilometer, seperti peristiwa letusan Gunung Kelud 17 tahun silam. Saat itu, lontaran awan panasnya mencapai 5 kilometer dan debu vulkaniknya tersebar hingga 45 kilometer.
Menurut tim ahli yang dipimpin Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, timnya telah meminta masyarakat yang tinggal di sekitar mulut kawah hingga radius 5 kilometer mengungsi.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan kapan gunung api itu akan meletus. Yang jelas, kata Surono, penurunan aktivitas gunung api yang sangat tajam saat ini mirip dengan peristiwa beberapa hari sebelum Gunung Kelud meletus pada 1990. ”Kami terus memantau dan harus tanggap dengan keadaan,” ujar pakar vulkanologi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo