Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta- Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan hingga Senin, 9 Maret 2020, pihaknya telah menerima 606 orang yang melapor ke pos pemantauan Virus Corona alias Covid-19. Orang yang melapor ke RSPI Sulianti Saroso, kata dia, meminta diperiksa terkait wabah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“(Jumlahnya) terus meningkat. Kemarin 585, ya. Sekarang naik,” kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
RSPI Sulianti Saroso memang membuka pos pemantauan sejak Januari 2020 lalu. Masyarakat yang merasa mengalami gejala batuk, demam, dan sesak napas dapat melapor untuk kemudian diperiksa kesehatannya.
Sementara itu, Syahril mengatakan pasien berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 bertambah satu orang sejak Minggu malam, 8 Maret 2020. Pasien berjenis kelamin pria itu mengalami gejala yang memenuhi indikator PDP, yaitu mengalami flu dan batuk-batuk. Ia juga memiliki riwayat bepergian ke Jepang serta memiliki kontak dengan klub dansa tempat penyebaran Virus Corona klaster Jakarta.
Selain itu, Hingga Sabtu siang, empat orang telah terkonfirmasi terinfeksi virus COVID-19 di dalam negeri. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto sebelumnya mengatakan pihaknya tengah melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien 3 dan 4 yang terbaru dinyatakan positif Virus Corona.
"Penelusuran ini untuk mencegah penyebaran lebih luas virus COVID-19 di masyarakat," kata Yurianto di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu, 7 Maret 2020.
Sebab, Yurianto menjelaskan bahwa sumber penularan utama dari COVID-19 adalah orang yang positif terjangkit. Orang lain bisa tertular dari medium penularan virus berupa droplet atau air liur (dahak) yang terpercik dari orang yang terinfeksi.
Adapun pasien 3 dan 4, kata Yurianto, masih terkait dengan pasien 1. Keduanya diduga telah melakukan kontak dekat dengan pasien kasus pertama positif Corona itu. Yurianto mengatakan pihaknya masih melacak orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan klaster pasien 1 dan 2. "Untuk kasus 1 juga masih dicari apakah dia punya subklaster, misalnya kontak langsung dengan kasus pasien 1 yang positif dan apa ada orang lain yang kontak tanpa melalui pasien 1," kata dia.
TEMPO.CO