Siapa Bakar Lapak di Kuta? |
Kuta mulai kemasukan provokator, begitu kata orang. Tentu saja pelakunya bukan turis bule yang gemar berjemur di pantai beken itu. Tapi biangnya sejumlah orang berpakaian adat Bali. Jumlahnya lumayan banyak, sekitar seratus orang. Mereka, sebagaimana ditulis koran lokal Bali Post, Kamis pekan lalu, melakukan tindakan brutal: membakar ratusan lapak dan rombong pedagang kaki lima yang umumnya berasal dari Madura itu. Sebagian lainnya dihancurkan di tempat.
Para penjaja dagangan yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Kaki Lima Kuta (PPKLK) itu biasa menginapkan lapaknya di pinggir dan di atas trotoar seputar Kuta. Tapi kini semuanya tinggal puing. Seratus pria berpakaian adat Bali belum jelas betul siapa gerangan mereka. Bendesa Adat Kuta Made Wendra hanya mengatakan bahwa desa adat tidak pernah merencanakan aksi brutal semacam itu. Namun, ia tak menyangkal bahwa pelakunya bisa saja warga Kuta.
Menurut Ketua PPKLK, Zainudin, kejadian itu paling tidak merupakan yang kelima dalam dua bulan terakhir ini. Tak jelas apa motifnya. Kecemburuan warga setempat terhadap para pendatang? Tak ada jawaban pasti. Yang jelas, kerugian material mencapai sekitar Rp 600 juta. Zainudin berjanji akan meredam anggotanya agar tidak balas dendam, asal aparat setempat bertanggung jawab. "Kuta merupakan lahan kami, kami siap berkorban meski harus dengan nyawa," begitu tekad Zainudin. Sebuah tantangan serius.