Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membangun lintasan kereta MRT Fase II. Perusahaan daerah tersebut menargetkan groundbreaking proyek rute Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan itu dilaksanakan mulai Desember mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta, Tuhiyat, mengatakan peletakan batu pertama tadi adalah membangun receiving sub-station (RSS) atau gardu induk listrik di kawasan Monumen Nasional (Monas). "Semoga terkejar groundbreaking Desember besok," kata Tuhiyat di kantornya, Jumat lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tuhiyat menjelaskan, lelang konstruksi fase II rencananya dimulai pada tahun depan sekaligus diperoleh pemenangnya. Perusahaan asing bisa mengikuti lelang pembangunan konstruksi dengan jarak 8,6 kilometer itu. Ditargetkan pengerjaan konstruksi tuntas pada 2024.
Proyek kereta MRT fase II mulai dikerjakan menyusul penandatanganan perjanjian pinjaman Official Development Assistance antara Japan International Cooperation Agency dan pemerintah Indonesia pada Rabu pekan lalu. Jumlah pinjaman sebesar 70.210 miliar yen atau setara dengan Rp 9,4 triliun. Penandatanganan perjanjian tersebut merupakan tahap pertama slice loan dari total komitmen pinjaman untuk MRT fase II sebesar 208.132 miliar yen (sekitar Rp 25 triliun).
Menurut Tuhiyat, MRT Jakarta juga telah mendata sejumlah lahan yang perlu dibebaskan, antara lain untuk pintu masuk stasiun. Pemerintah DKI yang akan membebaskan lahan dengan biaya Rp 233 miliar. "Kami sudah mengusulkan kepada pemerintah DKI melalui Dinas Perhubungan untuk pembebasan lahan pada 2019."
Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Silvia Halim, mengungkapkan bahwa pembebasan lahan juga diperlukan untuk lokasi cooling tower dan ventilation tower di tujuh stasiun pada proyek fase II ini. Dia berharap masyarakat menerima pembebasan lahan karena nilai tanah dan properti tersebut juga naik.
Silvia mengatakan kini perusahaan menyiapkan sosialisasi pada Januari 2019 yang meliputi pemaparan lokasi stasiun dan menjaring masukan dari masyarakat.
Adapun pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menuturkan bahwa MRT Jakarta telah bersurat kepada Dinas mengenai pembebasan lahan untuk proyek MRT fase II. Pembebasan lahan rencananya dilakukan oleh Dinas menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019. Sekarang anggaran tersebut masih dibahas oleh pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI.
Menurut Sigit, agar pembebasan lahan tidak mengalami hambatan yang berarti, MRT Jakarta telah melakukan penjajakan dan komunikasi dengan pemilik lahan. "Data tersebut akan kami jadikan bahan untuk tindak lanjut pembebasan lahan," ujarnya. GANGSAR PARIKESIT
Menuntaskan Proyek Kereta MRT
Pengerjaan proyek jalur kereta MRT fase I dan II didanai dengan pinjaman dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency. Pencairan pinjaman dibagi dalam beberapa tahap. Pemerintah pusat dan DKI Jakarta menanggung pinjaman dengan pembagian DKI sebesar 51 persen dan pemerintah pusat 49 persen.
Berikut ini pembiayaan untuk pembangunan MRT Fase I dan II:
MRT Fase I
- Koridor: Lebak Bulus-Bundaran HI
- Panjang Jalur: 16 kilometer
- Stasiun Layang: Lebak Bulus (depo), Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja
- Stasiun Bawah Tanah: Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia
- Nilai Proyek: Rp 14,2 triliun
MRT Fase II
- Koridor: Bundaran HI-Kampung Bandan
- Panjang Jalur: 8,6 kilometer
- Stasiun Bawah Tanah: Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Stasiun Kota
- Nilai Proyek: Rp 25 triliun
SUMBER: PELBAGAI SUMBER | GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo