Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan proyek jalur MRT Fase II dimulai paling lambat pekan ketiga Januari 2019. Pengerjaan dimulai dengan pembangunan gardu listrik yang berlokasi di seberang gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat. “Kontrak pekerjaan gardu akan diteken pekan ini,” kata dia, kemarin.
Baca: DPRD DKI Jakarta Setujui Proyek MRT Fase 2, Rutenya?
William menjelaskan gardu induk itu berada di dalam kawasan taman Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Gardu listrik itu bakal menjadi gardu pertama yang dibangun di kedalaman 20 meter di bawah tanah untuk fase II rute Hotel Indonesia-Stadion BMW.
Paket lelang proyek tersebut dinamai CP 200, yang menjadi satu-satunya pekerjaan yang sepenuhnya digarap perusahaan lokal. Situs Jakartamrt.co.id mengumumkan bahwa pemenang lelang pekerjaan senilai Rp 22,3 miliar itu dua pekan lalu adalah PT Trocon Indah Perkasa, dengan nilai penawaran Rp 21,7 miliar.
Menurut William, pembangunan gardu listrik oleh perusahaan lokal merupakan hasil rekomendasi Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA). JICA menilai tipe pekerjaan semacam itu sudah bisa dikerjakan oleh perusahaan Indonesia. Adapun enam paket proyek lainnya digarap konsorsium perusahaan Jepang dengan perusahaan nasional. Sistem bagi-bagi pekerjaan tersebut, kata William, adalah konsekuensi sifat pinjaman JICA, yakni tight loan policy.
Tight loan policy mensyaratkan komponen dan teknologi proyek jalur kereta MRT harus dari Jepang. Kebijakan serupa juga diberlakukan pada proyek MRT Fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia yang ditargetkan beroperasi Maret tahun depan.
Proyek pembuatan gardu listrik adalah satu dari tujuh paket yang dilelang dalam penggarapan MRT Fase II. Seluruh lelang ditargetkan rampung pada 2020. Tapi, William mengatakan, lelang pembangunan depo bakal tertunda karena PT MRT, yang juga pengelola kereta MRT, menunggu keputusan resmi pemerintah DKI Jakarta ihwal pengganti depo di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Rencananya, depo digeser ke Stadion Bersih Manusiawi dan Berwibawa (BMW) di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Depo kereta di fase II ini berfungsi melengkapi depo pertama yang sudah dibangun di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Depo di Fase II dipersiapkan menampung 14 rangkaian kereta baru yang akan dibeli oleh MRT Jakarta. Untuk mengantisipasi belum adanya depo ketika jalur Fase II rampung, menurut William, kereta MRT akan disimpan di stasiun-stasiun yang memiliki stabling atau jalur parkir kereta.
“Kami tidak mau terganggu situasi bahwa belum ada depo,” ucap dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pembahasan bersama pemerintah pusat mengenai perubahan lokasi depo MRT Fase II sudah dimulai, termasuk kemungkinan membengkaknya anggaran proyek. Pinjaman dari JICA sebesar Rp 25 triliun hanya untuk pembangunan rute Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan.
Menurut Anies, depo bakal dipindahkan dari Kampung Bandan lantaran lahannya tersangkut sengketa. Namun hingga kini belum ada keputusan final mengenai lokasi depo pengganti Kampung Bandan. Ada dua opsi lokasi pengganti, yaitu Stadion BMW dan kawasan Ancol.
Baca: Hingga 31 Desember 2018 MRT Jakarta Sudah 98 Persen, Sisanya?
Adapun Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, memastikan pembebasan lahan untuk jalur MRT Fase II dimulai tahun depan. Diperlukan 19 bidang lahan di rute sepanjang 8,3 kilometer tersebut, yang antara lain untuk kebutuhan akses pintu masuk, menara pendingin, serta menara ventilasi stasiun. Menara ventilasi membutuhkan lahan seluas 200 meter persegi, sedangkan menara pendingin sekitar 100 meter persegi dengan tinggi keduanya 11 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini