Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ramai-Ramai Ke Wetan Kali

Kawasan wetan kali bakal ramai. Akan dibangun kampus Universitas Jember. akibatnya, harga tanah melonjak tinggi.

21 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Raden Soedjarwo menjadi Bupati Jember, belum terfikir oleh siapapun bahwa tanah di sebelah timur Kali Bedadung bakal menjadi ramai. Tapi Bupati Soedjarwo waktu itu ingin membangun satelit kota di sana. Untuk itu didirikanlah sebuah jembatan yang menghubungkan kota Jember dengan daerah yang termasuk desa Sumbersari, Kecamatan Wirolegi itu. Namun ketika maksud Universitas Negeri Jember untuk membangun kampus Universitas di Ketajik sana, yang jauh dari keramaian kota di kawasan kecamatan Panti ditolak, maka daelah "wetan kali" itupun menjadi perhatian. Jembatan tadi yang sebelumnya diterlantarkan, kini malahan diperbaiki dan diberi nama "jembatan Soedjarwo". Bupati Abdulhadi pun turun tangan untuk menjadi Ketua Umum Panitya pembangunan kampus. Seperti ketika membangun mesjid "Al Baitul Amien" yang konon arsitekturnya paling indah di kawasan Asia Tenggara, Abdulhadi akan membangun kampus ini juga dari kantong masyarakat. "Artinya masyarakat yang membangun secara gotong royong", katanya dulu selesai membangun masjid. Dengan demikian maka terlintas dalam fikirannya hahwa pada saatnya yang tepat nanti, para petani dikenakan sumbangan berapa kwintal gabah selama berapa kali panen. Seperti membangun masjid dulu sekwintal gabah untuk dua kali panen. Agak Menyesal Tak tanggung-tanggung menurut rencana Bupati Abdulhadi pembangunan kampus ini akan menelan biaya 200 milyar rupiah, di atas tanah 200 hektar dan diperkirakan selesai dalam 20 tahum Maka perhatian orang pun makin tertuju ke wetan kali, terutama kaum berduit. Dua tiga tahun yang lalu tanah di sana masih selatus sampai 300 rupiah per-meter. Tapi kini melonjak menjadi Rp 8.000. Sedang yang agak jauh bisa 4 ribu rupiah. Temyata tanah itu banyak dibeli orang berduit, termasuk para pejabat dan dosen universitas Jember. "Entah maksudnya untuk buat membangun rumah sendiri atau untuk dijual kepada panitya dengan harga tinggi", kata Kepala Desa Awijaya. Pencarian dana untuk kampus yang dipimpun Bupati Abdulhadi dilakukan terus. Antara lain dengan cara mendatangkan film bagus yang di-premier-kan, sampai kontes kacamata dan boksen. Uang pun terkumpul sedikit demi sedikit. Sementara itu dana dari Pemerintah lewat Pengembangan Pembangunan Universitas Daerah mulai mengalir. Rektor Soetardjo ingin lebih dulu memanfaatkan uang dropping itu untuk membangun perumahan dosen lalu kampus Fakultas Sastra. Dan dari ADO Jawa Timur selesai dibangun pula sebuah gedung serba guna "Pusat Kegiatan Mahasiswa". Berdasarkan surat keputusan Bersama antara Mendagri, Menteri P&K, Menteri Keuangan dan Menteri PUTL di daerah Jawa Timur dibangun tiga Pusat Kegiatan Mahasiswa. Masing-masing untuk Universitas Negeri Jember, IKIP Malang dan IKIP Surabaya. Ketiganya dibangun dengan biaya 200 juta rupiah dan pertengahan masa kampanye pemilu lalu diserahkan Mendagri Amirmachmud kepada Sekjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan T. Umar Ali untuk diteruskan kepada para rektor. Tak heran jika kampung wetan kali semakin menarik perhatian, lebih-lebih jika bulan ini listrik mulai masuk ke sini. Melihat uang mulai mengalir dari Departemen P&K, Bupati Abdulhadi tak perlu payah-payah lagi mengumpulkan uang serupiah dua rupiah. Akhirnya toh 20 tahun lagi kampus juga akan selesai tanpa mengerahkan energi daerah kelewat banyak. Tapi tak urung Abdulhadi agak menyesal juga. "Masakan saya tidak diberitahu kalau universitas punya uang dan bisa membangun kampus", katanya kepada pengurus Dewan Mahasiswa. Apa jawab pejabat Universitas Negeri Jember, "Lha wong yang diterima Universitas ini uangnya departemen sendiri dan merupakan anggaran rutin, dibuat belanja apapun kan untuk kita juga". Tahun ini juga kampus Fakultas Sospol akan dibangun juga di Tegalboto. Sementara itu harga tanah mulai menggila, sebab banyak menyangka Universitas Negeri Jember banyak uang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus