KETIKA unjuk rasa pengamal Falun Gong berlangsung di kantor pusat Partai Komunis Cina di Beijing akhir April lalu, Li Hongzhi, sang suhu, sedang terbang dari Kota New York ke Australia. Sang pendiri kelompok meditasi itu mengaku tidak tahu-menahu tentang aksi diam oleh sekitar 10 ribu orang yang menuntut pengakuan dari pemerintah Cina atas kelompok tersebut. "Saya juga tidak berhubungan sama sekali dengan pengamal Falun Gong lokal ke mana saya pergi. Soalnya, banyak dari mereka yang ingin bertemu dengan saya. Dan saya menghindari itu," kata Li dalam pernyataan tertulisnya di kios internet Stanford.
Pernyataan itu seolah untuk menegaskan bahwa Falun Gong—anggotanya tersebar di mancanegara—bukan sebuah kelompok yang berada di bawah komando seseorang yang berkarisma. Salah satu ciri kelompok kultus—suatu komunitas keagamaan yang tunduk kepada pemimpinnya secara obsesif—karena itu, tidak ditemukan pada Falun Gong. Kelompok meditasi ini juga terbuka untuk umum dan ajarannya bisa dipelajari lewat buku, kaset, video, bahkan internet: suatu fakta yang menafikan ciri eksklusif yang biasa dimiliki kelompok kultus.
Salah satu ciri gerakan kultus adalah klaim diri sebagai representasi paling absah dari ajaran dan amalan induknya. People Temples dan Ranting Davidian di Amerika Serikat, misalnya, mengklaim bahwa ajaran mereka wujud murni dari Kristen yang benar. Juga Aum Shinrikyo untuk Buddha serta Hare Krishna dan Rajneesh untuk agama Hindu. Di Indonesia, kelompok Islam Jamaah pimpinan Nur Hasan Ubaidah memiliki ciri-ciri sebagai gerakan kultus. Falun Gong, seperti kata Li Hongzhi, bukan agama. Walapun mengajarkan moralitas, ajaran Li merupakan ramuan generik agama-agama tua Cina: konfusianisme, taoisme, dan Buddha.
Sebaliknya, Li bahkan menyebut Falun Gong bukan agama dan sama sekali tidak bersangkut-paut dengan suatu agama. Dia hanya mengajarkan moralitas, teknik penyembuhan, dan kesehatan. Lebih jauh, Falun Gong tidak mengenalkan kepercayaan akan kiamat (doomsday), yang biasa dijadikan "obat" oleh kelompok kultus untuk membius masyarakat. "Kelompok kultus mengajarkan teori akhir zaman, sedangkan saya hanya mengajarkan praktek penyembuhan dan moralitas yang baik," kata Li.
Kelompok kultus adalah suatu agama atau pecahan agama yang umumnya dipandang ekstrem dan palsu. Pengikutnya sering hidup secara "tidak biasa" di bawah bimbingan seorang pemimpin yang otoriter dan karismatis. Kultus juga diartikan sebagai ketundukan atau penghormatan yang obsesif dan sangat kuat—tapi tidak berlangsung lama—kepada seseorang, ajaran, atau benda. Gejala ini biasanya muncul di kalangan masyarakat yang terserimpung oleh laju perubahan sosial yang dahsyat. Kehilangan pegangan hidup, mereka mencari seorang tokoh yang bisa memberikan "resep instan" agama.
Secara psikologis, kultus merupakan wujud pencarian pegangan hidup di saat kondisi jiwa seseorang "gonjang-ganjing". Kondisi itu bisa muncul bila terjadi perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang begitu cepat. Amerika Serikat dan Jepang adalah dua negara industri yang bisa dijadikan contoh. Gejalanya berupa perasaan tersingkir, teringkari, dan hilangnya pegangan hidup. "Tercerabut dari akar, orang yang mengalami guncangan psikis tersebut bisa menjadi sasaran empuk gerakan-gerakan kultus yang fanatik, eksklusif, dan (tak jarang) antisosial," kata Nurcholish Madjid dalam sebuah forum Kajian Keagamaan Yayasan Paramadina di Jakarta suatu waktu. Ibaratnya, tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada pegangan, kultus pun oke.
Paham kultus cenderung menggiring pengikutnya berperilaku antisosial yang berbahaya. Contohnya tindakan bunuh diri massal yang dilakukan kelompok Heaven Gate di Amerika Serikat dan usaha pembunuhan massal oleh sekte Aum Shinrikyo di Jepang. Sebanyak 743 pengamal Falun Gong juga dilaporkan tewas berkaitan dengan kegiatan meditasi itu. Korban tersebut kebanyakan meninggal karena mencoba kekuatan supernatural. Mengenai soal itu, Li berdalih, "Rumah sakit juga tempat penyembuhan. Tapi, kalau ada pasien yang meninggal, apakah itu kesalahan rumah sakit?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini