Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sosok Eklektis dari Negeri Mao

Riwayat hidup Li Hongzhi, pendiri kelompok Falun Gong, masih agak gelap. Guru spiritualkah dia atau sekadar pemimpin agama palsu?

8 Agustus 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LI HONGZHI adalah seorang eklektis di ujung milenium kedua Cina. Lelaki kelahiran Gongzhu Ling, sebuah kota industri di Provinsi Jilin, ini mencomot anasir generik dari konfusianisme, taoisme, dan sebuah mazhab Buddha. Sari ajaran leluhur Cina itu kemudian dikombinasikan dengan tradisi meditasi qigong dalam paket baru bernama Falun Gong. Didirikan sejak 1992 di Beijing, paket meditasi temuan Master Li ini—begitu panggilan populer Li Hongzhi—kini dipraktekkan puluhan ribu orang di negeri Tiongkok dan banyak orang lain di mancanegara. Nama Li menjadi sorotan internasional terutama setelah Falun Gong dilarang oleh pemerintahan komunis Cina, 22 Juli lalu. Kelompok meditasi itu dianggap sebagai sekte sesat yang membahayakan ketenteraman umum. Lalu, jati diri Li otomatis menjadi pertanyaan publik. Kalangan media yang anti-Falun Gong melukiskan Li sebagai setan pembunuh, atau paling tidak figur seorang pengacau. Tapi, di mata anggota Falun Gong, dia adalah seorang guru spiritual yang bertutur kata lembut dan santun. Siapakah Li sebenarnya di antara dua citra yang bertentangan itu? Lelaki bertinggi tubuh 1,78 meter, berwajah ganteng, dan berpenampilan perlente ini lahir dari suku Han. Anak seorang ahli bedah ini mengaku mempelajari qigong—suatu tradisi semacam senam yang dipraktekkan sehari-hari oleh masyarakat Cina hingga kini—sejak usia empat tahun. Ajaran sebuah mazhab Buddha dan taoisme ditimbanya dari beberapa suhu di Pegunungan Manchuria. Perilaku beberapa suhu itu mirip para sufi dari kalangan muslim. "Saya tidak bisa menemui mereka bila para suhu itu tidak menghendakinya," kata Li. Kisah lain tentang Li yang terdengar: dia pernah masuk dalam dinas tentara Cina dan pernah menjadi peniup terompet sebuah kelompok seni. Di luar itu, lembar-lembar riwayat hidup Li belum terbuka untuk umum. "Saya tidak mau mengungkapkan diri saya ke masyarakat luas. Mereka pasti tidak akan memahami saya," kata Li. Li terpaksa meninggalkan tanah airnya pada 1997, dan menetap bersama istrinya di Kota New York, Amerika Serikat, setelah dirinya dianggap berbahaya oleh pemerintah Cina. Di lingkungan metropolitan itu, sang guru sering merasa kesulitan menemukan tempat yang tenang dan hening untuk bermeditasi. Selain jarang berjalan-jalan di tempat umum, Li hanya sesekali berkomunikasi dengan orang Amerika yang berbahasa Inggris—bahasa yang tak dikuasainya. Hanya kadang-kadang saja Li dan istri pergi berbelanja ke mal. "Saya membantu istri belanja barang-barang. Saya senang karena saus Cina pun bisa dibeli di New York," kata Li. Selain memberikan kuliah ajaran Falun Gong di beberapa kota di AS, Li juga mengelola sebuah perusahaan pribadi, salah satunya dalam bidang penerbitan buku. Ceramah dan kuliah yang dituangkan dalam buku, kaset, dan video menjadi ladang ekonomi Li. Pendiri Falun Gong itu telah menulis sembilan bahan kuliah, antara lain Mata Ketiga, Bahasa Kosmis, dan Pencerahan. Orang yang dinilai agak sombong itu memiliki perilaku unik: jarang sekali menonton televisi dan mengunjungi bioskop. Bagi dia, dua media yang menjadi santapan kebanyakan orang itu bisa mencemari filosofi hidup. "Bila pikiran manusia telah tercemari, kita tidak bisa memurnikannya kembali," kata Li. Gigih menganjurkan penghormatan atas nilai-nilai keluarga, melarang rokok, minuman keras, dan perzinaan, figur Li jauh dari citra seorang pemimpin kultus yang bisa memimpin massa untuk memberontak. Ketika dia bicara tentang moralitas sehari-hari, Li mampu menyentuh hati masyarakat yang telah bertahun-tahun menjadi korban indoktrinasi jargon-jargon komunisme yang hampa spiritual. Walaupun merasa bukan pemimpin suatu agama, Li tanpa sadar telah menjadi penyembuh luka rohani jutaan orang Cina yang dikoyak oleh komunisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus