Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Jejak Kakak di Merdeka Selatan

Menteri BUMN Erick Thohir menolak memenuhi permintaan politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, soal pengisian komisaris di perusahaan pelat merah. Ia mengaku kerap mendapat titipan calon komisaris dari kementerian dan lembaga lain. Kakaknya, Boy Thohir, ditengarai ikut terlibat dalam pengisian jabatan di BUMN.

18 Juli 2020 | 00.00 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kantor kementerian BUMN, Jakarta, 16 Juli 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kantor kementerian BUMN, Jakarta, 16 Juli 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Erick Thohir tak meloloskan nama-nama yang diajukan Adian Napitupulu sebagai komisaris BUMN.

  • Kakak Erick Thohir, Boy Thohir, diduga terlibat dalam pengisian jabatan di Telkom.

  • Banyak Kementerian dan lembaga seperti BIN menitipkan calon komisaris.

UNDANGAN minum kopi disampaikan Carlo Brix Tewu kepada politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Adian Yunus Yusak Napitupulu, pada 27 April lalu. Berjanji bersua di sebuah tempat di Jakarta, Carlo, yang merupakan Deputi Hukum dan Perundang-undangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara, datang bersama Garibaldi Thohir, bos Adaro Energy. Hari itu, mereka berdiskusi tentang kritik Adian terhadap Menteri BUMN Erick Thohir, adik Garibaldi.

Enam hari sebelumnya, Adian mempertanyakan pernyataan Erick yang menyebutkan adanya mafia alat kesehatan. Adian meminta Erick melapor kepada Presiden Joko Widodo atau Komisi Pemberantasan Korupsi ketimbang memunculkan kecurigaan terhadap pihak tertentu. Kepada Tempo pada Jumat, 17 Juli lalu, Adian mengatakan pertemuan itu juga membahas nama-nama calon komisaris BUMN yang telah diberikannya. “Gue sampaikan, kami dimintai nama-nama oleh Presiden,” ujarnya.

Menurut Adian, Presiden Joko Widodo tiga kali memintanya menyetorkan nama untuk membantu perusahaan pelat merah. Nama-nama itu mesti memenuhi tiga kriteria, yaitu putra daerah, pendidikannya sesuai dengan penempatan, dan anak muda. Adian mengaku lima tahun sebelumnya juga mengirimkan daftar nama. Ada sekitar 20 koleganya yang duduk sebagai komisaris BUMN.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Wayan Agus Purnomo

Meliput isu politik sejak 2011 dan sebelumnya bertugas sebagai koresponden Tempo di Bali. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk menyelesaikan program magister di University of Glasgow jurusan komunikasi politik. Peraih penghargaan Adinegoro 2015 untuk artikel "Politik Itu Asyik".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus