Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rehabilitasi 119 Sekolah Kisruh Sejak Perencanaan

Konsultan perencana kabur, pengerjaan proyek molor berbulan-bulan.

13 Juli 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anak bermain di sekitar gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 yang terbengkalai proses rehabilitasi gedungnya di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat, (21/04). Tempo/Dian Triyuli Handoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Inspektorat DKI Jakarta dan Kepolisian Daerah Metro Jaya terus mengusut dugaan korupsi dan manipulasi dalam proyek rehabilitasi 119 sekolah di Ibu Kota. Proyek senilai Rp 180 miliar yang dikerjakan PT Murni Konstruksi Indonesia itu diduga bermasalah sejak tahap perencanaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perusahaan konsultan pengawas proyek, PT Bina Karya, sejak awal menengarai adanya ketidakberesan dalam pengerjaan rehabilitasi sekolah itu. Kepala Cabang Jakarta PT Bina Karya, Suryadi, mengatakan ketidakberesan itu terjadi mulai dari perencanaan hingga pengerjaan proyek. "Mereka (kontraktor) merasa bisa tapi tidak bisa," kata Suryadi, dua hari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suryadi membeberkan dalam proyek ini Bina Karya bertugas mengidentifikasi bagian yang harus direhabilitasi di setiap sekolah. Setelah Murni Konstruksi terpilih sebagai kontraktor pelaksana, pada September tahun lalu, Bina Karya menyerahkan data kebutuhan rehabilitasi kepada perusahaan perencana proyek, PT Wahana Cipta.

Masalahnya, hingga pekan pertama Oktober tahun lalu, Wahana tak kunjung menyediakan desain renovasi. "Ternyata kontraktor dan perencana tidak akur. Wahana lari dari tugas," kata Suryadi.

Imbasnya, kata Suryadi, Murni Konstruksi pontang-panting membuat desain bangunan. Perusahaan tersebut sampai merekrut pekerja teknis baru untuk membuat desain. Namun Suryadi menilai orang-orang yang direkrut itu tak menguasai bidang yang akan dikerjakan.

Jumlah pekerja pada proyek rehabilitasi pun tak sesuai dengan standar. Idealnya, menurut Suryadi, Murni Konstruksi mempekerjakan 50–80 orang per gedung sekolah. Faktanya, jumlah pekerja bangunan di setiap sekolah rata-rata di bawah 30 orang. Proyek yang seharusnya selesai pada 2017 pun molor hingga Maret 2018. Berdasarkan penelusuran Tempo pada awal pekan ini, di Jakarta Barat saja lima sekolah yang direnovasi oleh Murni Konstruksi kembali rusak.

Koordinator Pejabat Pembuat Komitmen Suku Dinas Pendidikan, Ida Zubaedah, membenarkan bahwa ada sejumlah kendala dalam rehabilitasi 119 sekolah itu. Kendala utamanya adalah keterbatasan waktu. Menurut Ida, waktu 104 hari sangat mepet untuk membuat perencanaan dan merehabilitasi 119 sekolah. "Untuk perencanaan saja waktu idealnya tiga bulan," ujar Ida.

Direktur PT Murni Konstruksi Indonesia, John Sahat, mengatakan memang sempat ada komplain ihwal pengerjaan rehabilitasi sejumlah sekolah di Jakarta. Tapi, dia mengklaim, perusahaan telah merampungkan proyek tersebut. Ihwal dugaan manipulasi dalam pengerjaan proyek, John tak mau berkomentar. "Yang jelas itu sudah selesai," kata dia.

Kemarin, penyidik Polda Metro memeriksa mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sopan Adrianto. Selepas pemeriksaan, Sopan mengatakan tak tahu-menahu ihwal dugaan korupsi anggaran rehabilitasi 119 sekolah itu. Alasannya, realisasi proyek rehabilitasi diserahkan kepada kantor Suku Dinas Pendidikan. "Kalau saya menjelaskan, nanti saya salah," kata Sopan. AVIT HIDAYAT


Kisruh Sejak Awal

Pemerintah DKI Jakarta kelabakan melakukan rehabilitasi berat 119 sekolah dengan skema lelang konsolidasi. Mekanisme tersebut dianggap tak efisien karena proses perencanaan, desain, dan pelaksanaan diserahkan kepada para perusahaan pemenang lelang. "Itu pertama dan terakhir. Ampun, deh," kata Koordinator Pejabat Pembuat Komitmen Suku Dinas Pendidikan, Ida Zubaedah, kepada Tempo, kemarin.

Berikut ini data serta kronologi lelang proyek rehabilitasi berat 119 sekolah yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2017 itu:
Nilai proyek: Rp 196,6 miliar
Peserta lelang: 103 perusahaan, 2 di antaranya gugur karena mengajukan harga yang kemahalan serta diduga memalsukan dokumen.
Pemenang: PT Murni Konstruksi Indonesia.
Mei 2017: PT Bina Karya memenangi lelang konsultan supervisi.
Pertengahan Agustus 2017: Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) mengirimkan calon pemenang lelang ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
30 Agustus 2017: PT Murni Konstruksi Indonesia terpilih menjadi pemenang lelang.
September 2017: PT Bina Karya merampungkan identifikasi keperluan rehabilitasi gedung 119 sekolah.
Oktober 2017: Rekanan PT MKI, PT Wahana Cipta, kabur dari tanggung jawab membuat perencanaan.
November 2017: PT MKI dibantu PT Bina Karya dan PPK membuat perencanaan dadakan.
Desember 2017-Maret 2018: PT MKI masih merampungkan pengerjaan rehab berat sekolah. PT Bina Karya masih melakukan pengawasan.

AVIT HIDAYAT | SUMBER DIOLAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus