KEBUTUHAN akan rencana induk (master plan) tampaknya sudah
mendesak bagi kotamadya Magelang. Kota yang cukup punya umur
panjang (lahir sebagai Gemeente 1906) ini, tak mau dikenal cuma
sebagai kota AKABRI. "Seang disusun rencana induk yang
dikeriakan oleh Fakultas Arsitektur AMA bersama Walikota", tutur
Rudi Sutjipto Humas Kodya Magelang. Rencana induk tersebut
direncanakan rampung dalam 8 bulan, sejak mulai penggarapan 16
Agustus lalu. Biayanya Rp 4,5 juta. Rencana itu perlu disiapkan,
sebab Pemda Kodya Magelang, sudah merasa khawatir akan
pertumbuhan penduduk yang semakin padat. Akhir 1975 tecatat 116
ribu jiwa, padahal luas kota cuma 18 Km2. Kota ini juga sudah
perlu dibenahi.
Namun sebegitu jauh belum ada rencana memperluas kota. Sebab
menurut Wahidin Satiri, Kepala DPU, "memperluas kota memerlukan
pemikiran yang tepat. Ada fihak yang dirugikan, misalnya
penduduk yang tergusur tanahnya atau rumahhya. Atau fihak yang
cari untung buat perut sendiri". Maka jalan yang ditempuh Kodya
yang sumber pendapatannya dari hasil bersawah, jagung, ketela
dan coklat itu, ialah membangun perkampungan. Kini sedang dalam
penggarapan, misalnya kompleks perkampungan karyawan di desa Bo,
Magelang selatan, tak jauh dari kompleks AKABRI. Terdiri 160
rumah, jalan kampung sepanjang 3055 M akan dibangun di atas
tanah 6 Ha. Secara bertahap. Nantinya akan disewakan atau dijual
kepada karyawan dari dinas/instansi Kodya. Penggarapannya cukup
rapi. Hingga misalnya tak akan timbul kericuhan. Karena rumah
atau perkampungan itu dibangun di atas persawahan milik Pemda
sendiri. Cuma saja, melihat keadaan bangunannya, tampaknya tak
akan terjangkau pegawai bawahan. Tapi rencana pembangunan
perumahan di desa Cacaban dan Elo Jetis akan diperuntukkan bagi
karyawan Pemda rendahan dan guru-guru SD.
Sambil menunggu rencana induk, di samping menggarap perumahan
tadi, pasar-pasar mendapat perhatian berikutnya buat digarap.
Dalam rangka Inpres pasar, Kodya Magelang dapat kucuran Rp 76
juta. DPRD sudah akur memperbaiki pasar di Rejowinangun dan
Kebonpolo. Di samping itu pasar kota yang berhimpitan dengan
stasiun KA dan terminal bis/taxi, masih perlu penataan kembali.
Juga pengaturan lalu-lintas di jalur jalan sempit karena rel-rel
KA, perlu diperbaiki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini