Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Beranjak dari keinginan memfasilitasi umat muslim, Almahmudah Manasik Training Center (AMTC) tempat wisata religi dengan luas 2,5 hektare mampu menyedot pengunjung sampai 100 ribu orang setiap tahunnya. Tempat yang memiliki daya tampung maksimal 5000 orang ini, menyuguhkan replika tanah suci lengkap dengan bangunan ka'bah berdiameter 6 meter persegi serta replika ibadah haji lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempat yang berlokasi di Lubana Sengkol, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah berdiri sejak awal tahun 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awal pembangunannya, AMTC digagas oleh lima orang sahabat yang merasa perihatin dengan pengalamannya saat berangkat haji pada beberapa tahun silam. Salah satu owner pada saat itu tidak puas dengan pelayanan yang diberikan ketika mengikuti manasik haji.
"Awalnya idenya dari salah satu owner kita rencana mau haji waktu itu. Hajinya puroda, ternyata dia hanya manasik itu di hotel, dapet informasi pendidikan bagaimana tentang manasik secara teori, begitu praktek nya ko gitu," ujar Budi Darmadi, General Manager AMTC saat dijumpai beberapa waktu lalu.
Kata Budi, berangkat dari itulah terbersit dalam hati ingin manasik haji dilakukan secara proper. Akhirnya, dalam perjalanan haji, salah satu owner mulai mengkonsep untuk mewujudkannya. Usai menunaikan ibadah haji itu, sang owner mulai mencari lokasi untuk menuangkan idenya untuk kepentingan sosial.
"Jadi memang sangat berfikir sosial, akhirnya dia menggambar sendiri sampai ketika berangkat. Begitu pulang dari haji, beliau berusaha mencari tanah yang bisa dipakai," katanya.
Meskipun berangkatnya untuk kepentingan sosial, Budi menjelaskan harus ada biaya perawatan operasional. Apalagi, untuk mengelola lahan 2,5 hektare ini, terdapat 40 karyawan yang dipekerjakan dari 4 lingkungan sekitar.
Selain dikunjungi oleh jamaah yang hendak berhaji dan umroh, lokasi ini juga kerap didatangi oleh sekolah-sekolah di Tangsel ataupun dari luar Kota. Bulan Januari rata-rata calon jamaah haji maupun umroh berdatangan mulai dari perorangan sampai berkelompok. Lalu, sekitar bulan September, barulah siswa dari taman kanak-kanak berdatangan untuk melakukan manasik haji sebagaimana ada pada kurikulum sekolahnya.
"Kalau targetnya sebenarnya lebih ke haji dan umrah. Tapi ternyata berkembang menjadi majelis taklim, sekolah TK. Travel haji, Januari. Setelah itu landai baru yang umrah. Yang stabil itu majelis taklim. Terus kalau udah masuk bulan September biasanya asosiasi sekolah TK biasanya sampai Desember," kata Budi.
Sejumlah fasilitas yang layak dan mumpuni untuk pelatihan jemaah haji juga tersedia. Selain menyuguhkan berbagai tiruan lokasi haji seperti replika Masjidil Haram, Ka’bah, Menara Jam Mekah, Bukit Safa dan Marwa, Tempat Jumroh, juga terdapat gedung teater.
"Kita menyediakan fasilitas itu, pertama teori kita siapkan tempat training center kapasitas puluhan dan ratusan. Diajakan bagaimana dari mulai mikot, doanya apa saja, lantas nyambung ke praktek. Jadi praktek itu yang kita sediakan mutoifnya ada, bersertifikat. Kita punya 6 mutoif. Kita menawarkan feel nya, bahwa ini replika tanah suci," ungkapnya.
Sebagai informasi, untuk tarif masuk per orang dikenakan Rp 80 ribu. Sedangkan rombongan minimal 30 orang dikenakan Rp 70 ribu. Harga itu belum termasuk pembimbing para peserta.
"Kalau manasik bisa 45 menit. Itu hanya tawaf 3 kali. Tapi kalau jumrah, tawaf 7 kali bisa sampai satu jam lebih," katanya.