Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Alumni Universitas Indonesia (UI) ikut hadir di tengah demonstrasi Reuni 212 pada Sabtu dinihari hingga pagi, 2 Desember 2023. Reuni 212 tahun ini mengusung agenda Munajat Kubro Untuk Kemenangan Palestina dan Keselamatan NKRI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 20 dokter itu mendirikan posko bergabung dengan tenaga medis yang lain. "Kami hadir mulai jam 2 dinihari," kata Nuning D. Nova, wakil dari dokter alumni UI di lokasi demo di Monas, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nuning, tak banyak yang dikerjakannya di posko. “Alhamdulillah nggak banyak pasien ya, paling ada yang jatuh dan minta cek tensi aja,” katanya yang ditemani sebuah koper merah muda berisi peralatan medis.
Di bagian lain dari kerumunan massa yang sangat besar dalam Munajat 212 pagi itu, TEMPO menjumpai Khairuddin Lawai asal Papua. Dia yang hadir bersama 185 santri lain yang sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN, Bekasi, Jawa Barat, ini terlihat mencolok di antara massa demonstran.
Khairuddin Lawai mengenakan kaos hitam dan rok rumbai khas Papua warna senada. Tampil unik, lengkap dengan noken, dia tak jarang menjadi obyek swafoto peserta Munajat 212 lainnya.
Khairudin Lawai (kedua dari kiri) santri asal Papua yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nuu Waar, Bekasi, berswafoto bersama beberapa partisipan Demo Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu 2 Desember 2023/TEMPO: Advist Khoirunikmah.
“Kami sudah hadir dari jam setengah tiga, salat subuh juga di Monas,” ujar Khairuddin yang juga hadir di lokasi untuk mengumpulkan donasi bagi pesantren tempatnya menempuh pendidikan.
Munajat 212 dihadiri oleh puluhan tokoh Islam dan ulama. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin, setidaknya ada 70 organisasi masyarakat Islam yang hadir hari ini. Sedang untuk jumlah massa, meski tanpa perhitungan yang pasti, ia mengklaim sampai tiga juta orang.
Sementara itu pejabat publik seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto yang sebelumnya diundang berhalangan hadir.