Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Riset di Taman Bermain: Cat Kuning Mengandung Timbal Tertinggi

Setiap taman bermain seharusnya bukan hanya menjadi ruang atau tempat yang menyenangkan, tapi juga aman untuk anak-anak.

25 Oktober 2019 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menyelesaikan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) mini di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Ahad, 26 Mei 2019. RPTRA mini disediakan untuk penumpang yang membawa anak-anak agar tetap nyaman saat menunggu kedatangan bus. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Nexus3, atau sebelumnya dikenal sebagai Yayasan BaliFokus, menunjukkan bahwa cat kuning di taman bermain di Jakarta mengandung timbal tertinggi. Konsentrasinya terukur mencapai 4.170 ppm atau jauh melampaui nilai ambang 90 ppm yang ditetapkan Program Lingkungan PBB (UNEP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka konsentrasi itu mencemaskan karena anak-anak sangat dekat dengan setiap peralatan di taman bermain. Penggunaan yang berulang untuk setiap peralatan itu ditambah faktor cuaca akan menyebabkan catnya memudar atau mengelupas sehingga bercampur dengan debu dan tanah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sekali berada di debu dan tanah, timbal dapat masuk ke dalam tubuh anak-anak melalui perilaku tangan-ke-mulut,” kata Yuyun Ismawati, Penasihat Senior Yayasan Nexus3 dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Oktober 2019.

Dalam penelitian itu disebutkan warna kuning dalam peralatan yang mengandung timbal 4.170 ppm itu ada di taman bermain umum di Jakarta Barat. Peralatan yang dimaksud adalah luncuran atau perosotan dan ayunan.

Sedangkan cat jingga pada peralatan bermain di taman mengandung timbal maksimal 4.100 ppm. Berikutnya, cat merah memiliki kandungan timbal maksimal 4.090 ppm. Lalu cat hijau 4.050 ppm, biru 4.020 ppm, hitam 378 ppm dan coklat 1 ppm.

Yayasan Nexus3 melakukan riset bersama dengan IPEN, sebuah jaringan global LSM kepentingan publik untuk masa depan yang bebas racun. Nexus3 mengunjungi 32 taman di Jakarta itu pada Oktober 2019. Mereka mendeteksi peralatan bermain berlapis cat bertimbal pada 20 taman bermain umum dan 12 taman bermain untuk usia taman kanak-kanak di lima wilayah Jakarta menggunakan alat analisis X-Ray Fluorescence (XRF).

Selain di Jakarta, riset juga dilakukan di Penang, Malaysia; Baguio City, Filipina; Bangkok, Thailand; dan Guadalajara, Meksiko. Temuannya serupa, ada kandungan timbal puluhan ribu bahkan ratusan ribu ppm pada beberapa beberapa alat di taman bermainnya.   

Cat bertimbal disebut sebagai sumber utama paparan timbal ke anak-anak. Dampaknya, kerusakan pada otak si anak. Timbal terutama berbahaya bagi perkembangan otak anak-anak dan bisa menyebabkan penurunan intelligence quotient (IQ) dan konsentrasi serta mengurangi kemampuan belajar. Belum benar-benar diketahui berapa batas paparan timbal yang aman. 

“Kesehatan dan masa depan anak-anak terancam oleh paparan timbal ini," kata Manny Calonzo, penasehat di IPEN Advisor, sekaligus pemenang Goldman Environmental Prize untuk apa yang dilakukannya di Filipina bersama EcoWaste Coalition.

Menurutnya, setiap taman bermain seharusnya bukan hanya menjadi ruang atau tempat yang menyenangkan, tapi juga aman untuk anak-anak. "Bukan tempat yang malah memberi paparan zat berbahaya,“ katanya dalam keterangan yang menyertai hasil riset atas cat bertimbal tersebut. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus