Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gusi berperan penting dalam mendukung kesehatan gigi dan mulut karena berfungsi melindungi tulang dan akar gigi, menjaga posisi gigi, membantu tersenyum, dan juga mempengaruhi kesehatan tubuh lain. Namun, di sisi lain gusi adalah pintu masuk bakteri ke dalam tulang penyangga di sekitar akar gigi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter spesialis periodonsia RS Pondok Indah Jakarta, Dedy Yudha Rimanto, mengatakan gingivitis atau radang gusi adalah masalah yang sering terjadi pada gusi yang tidak sehat, biasanya ditandai dengan gusi berdarah. Masalah tersebut biasanya terjadi akibat adanya penumpukan plak di gusi yang tidak dibersihkan,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Periodontitis tidak hanya terjadi pada gusi, tapi juga mempengaruhi jaringan penyangga lain seperti cementum, ligamen, dan alveolar bone,” kata Yudha.
Artikel lain:
Radang Gusi Penyebab Gigi Ngilu, Apa Penyebabnya?
Penyebab Gigi Ngilu Meski Tidak Berlubang
Penyebab Plak pada Gigi dan Kiat Mencegahnya
Anak Balita Ogah Sikat Gigi, Bunda Lakukan Ini ya
Dia memaparkan cementum merupakan semen gigi yang terletak antara tulang dan akar. Ligamen adalah serabut penahan gigi supaya dapat menempel pada tulang. Apabila terjadi penumpukan plak atau karang gigi, gusi tidak dapat menyangga sehingga plak dapat masuk dalam penyangga gigi dan dapat menyebabkan gusi meradang, yang disebut juga periodontitis.
Dia mengatakan hal tersebut juga disebabkan karena stres, kondisi hormon, dan kuman yang menempel pada air liur.
“Kalau disikat dengan pasta gigi, kumannya hilang namun aktif lagi 8-12 jam kemudian. Sedangkan kumur hanya mampu mencegah kuman untuk menempel pada gigi,” jelasnya.
Apabila telah timbul tanda-tanda kerusakan atau peradangan, menurutnya penyakit tersebut masih apat dicegah dengan menyikat gigi secara teratur. Solusi dari permasalahan gusi ini termasuk relatif mudah, asalkan mengerti cara pencegahannya. Menyikat gigi dua kali sehari secara teratur dengan menggunakan pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk menghancurkan plak adalah salah satu cara pencegahan yang paling efektif.
Namun, apabila seluruh penyangga gigi sudah rusak, gigi tersebut harus segera dicabut supaya tidak merambat. Pasalnya, dia mengatakan kerusakan gusi bersifat destruktif dan terus menerus, bahkan akan semakin sulit diatasi. Tak hanya itu, selain penanganan yang sulit, peradangan empat jaringan penyangga gigi bisa memicu infeksi organ lain. Lebih parah lagi dapat menyerang janin yang sedang di kandung pada ibu hamil.
“Infeksi fokal bisa terjadi, seperti plak yang dapat mengalir ke jantung menyebabkan aterosklerosis, bisa menyebar ke selaput otak, hingga ke usus. Kuman yang menumpuk di empat jaringan penyangga itu juga bisa menyerang janin sehingga berat badan janin tidak ideal atau bahkan lahir cacat,” paparnya.