GRINGO di manakah kamu? Tentara diperintahkan menembaknya ditempat. Sejumlah aparat pemerintah menjanjikan hadiah kepada siapa yang bisa menangkapnya. Kesatuan gerilya komunis New People's Army menghendaki nyawanya. Dan pekan lalu sebuah surat pembaca di harian Manila terbesar, Inquirer, mengimbaukan perlunya pengumpulan dana sebanyak sejuta peso (sekitar Rp 80 juta) untuk imbalan bagi penangkap si Gringo. Hanya seorang wanita, bernama Alia, bersuara lain. Semua upaya itu merupakan "pikiran yang sangat kejam", kata dia, yang memang masih punya hubungan darah dengan orang yang diburu. Dialah adik bungsu Kolonel Gregorio "Gringo" Honasan, tokoh kudeta akhir Agustus yang gagal, yang "disayembarakan" itu. Ada suara yang terdengar tak keras, tapi bisa menyinggung perasaan yang bersangkutan. "Bila memang dia seorang lelaki, tentunya ia akan keluar dari persembunyiannya sebagai seorang prajurit, seorang perwira, dan seorang gentleman," kata Sekretaris Eksekutif Joker Arroyo. Kolonel Honasan, berkumis dan tampak garang bila memegang senapan, dipuja-puja rakyat Filipina sebagai pahlawan Revolusi Februari 1986 yang menggulingkan kekuasaan Presiden Marcos. Mungkinkah lelaki seperti dia akan menyerah begitu saja? "Sebuah perbaikan yang sungguh-sungguh, persatuan angkatan bersenjata yang sebenarnya, sebuah pemerintahan yang benar-benar mewakili," kata Honasan, membeberkan persyaratan yang bisa membuatnya menyerah dari persembunyiannya. Suara entah dari mana itu diperoleh oleh Melinda Liu, redaktur kawasan Asia dari majalah berita Newsweek, bersama seorang wartawan TV CBS, AS, dan seorang wartawan harian Filipina. Dan sebagaimana disyaratkan sebelumnya, konon mereka membayar US$ 20.000 kepada Honasan. Wartawan itu ditutup matanya, dibawa ke suatu kawasan di Luzon Tengah, Filipina Utara, pekan lalu, sebelum bertemu sang Gringo. Apa sebenarnya tujuan kudeta Anda? Kami melanjutkan Revolusi Februari 1986. Yang kami inginkan waktu itu adalah sebuah pemerintahan yang baik.... Kami (waktu itu) benar-benar memilih Nyonya Aquino untuk memimpin yang kami sebut komite persatuan multisektoral. Jadi, menurut Anda, Presiden Aquino layak meneruskan kepemimpinannya? Tapi ia telah memutarbalikkan segalanya dari yang seharusnya dilakukannya. Presiden Aquino menyebut Anda sebagai pengkhianat. Bagaimana saya bisa sekaligus sebagai pengkhianat dan pembela kepentingan rakyat? Saya memang bisa disebut pengkhianat bagi seseorang atau satu kelompok kekuatan politik tertentu. Tapi saya merasa melindungi rakyat, mengangkat tinggi-tinggi sumpah prajurit, maka saya tak merasa tidak konsekuen. Presiden mengatakan, Anda merencanakan membunuh dia dan mengambil alih kekuasaan. Membunuh dia, membunuh anggota keluarganya, menyandera dia, atau menguasai Istana Malacanang, secara politis tak bisa dipertahankan. Tapi kami memang punya kekuatan melakukan itu semua. Jumat dinihari, 28 Agustus, Manila diliputi suasana yang tidak biasa. Sebuah Land Rover terbuka dengan selusin serdadu bersenjata M-14 berpatroli. Beberapa jip tiba-tiba muncul melaju dengan bendera Filipina berkibar-kibar. Disusul iring-iringan mobil. Paling buntut, 10 truk penuh dengan serdadu berwajah angker, berikat kepala merah, dalam perlengkapan siap tempur. Semuanya menuju ke arah Istana Malacanang. Tiba-tiba terdengar tembak-menembak, ledakan granat. Pengawal Presiden mencoba mengusir para penyerbu. Pemberontakan, sebuah upaya kudeta, memecah gelapnya pagi. Dan ketika terang tanah mulai memecah, serombongan warga sipil tak jauh dari tempat tembak-menembak berteriak-teriak, "Cory, Cory ...." Serentetan tembakan terdengar. Senyap sebentar. Kata saksi mata, 10 orang langsung tersungkur, mati. Di kamp Aguinaldo, di samping markas besar angkatan bersenjata Filipina, pertempuran paling seru. Tentara pembelot langsung dipimpin oleh Kolonel Honasan, mencoba menerobos masuk. Otak pembelotan ini mengaku gerakannya bukanlah bertujuan mengkup Cory. Sasaran sebenarnya adalah Jenderal Ramos, panglima angkatan bersenjata yang di mata Honasan tak layak menjadi pimpinan. Sejumlah warga sipil ikut jadi korban. Beberapa pengawal Presiden dan tentara yang masih setia kepada Cory gugur. Benigno III, 27 tahun, anak lelaki Aquino, sewaktu tembak-menembak sedang gencar-gencarnya, dengan mobil ia mencoba nyelonong masuk Istana. Berondongan pembelot menewaskan tiga pengawalnya, ia sendiri cuma luka ringan. Lewat radio, Presiden Aquino mengumumkan situasi negara. Kali ini suaranya jauh dari lembut. Presiden yang tetap charming dalam usia 54 tahun itu mencap mereka yang memberontak sebagai "pengkhianat". Rencana Anda menggunakan kamp Aguinaldo sebagai pusat komando? Ya, dan sekaligu* ingin menunjukkan bahwa di kamp itu ada ma.salah. Dan (kami mengharapkan) akan muncul gerakan yang serupa di berbagai tempat. Kemudian rakyat akan memberikan dukungan kepada mereka yang jujur dan patut. Anda yakin akan mendapat dukungan massa? Bukan dukungan terhadap saya, tapi mereka mencari perubahan pemerintahan. Apakah bekas Menteri Pertahanan Enrile tahu rencana Anda? Tidak. Sore harinya, Aquino muncul di TV nasional. Ia memerintahkan perang habis-habisan dengan pemberontak yang masih bercokol di kamp Aguinaldo. Dua pesawat tempur melayang-layang di atas Kamp, memberondongkan peluru maut. Sesudah itu, muncularmada tank, melabrak pintu gerbang sambil menciptakan hujan peluru dengan senapan mesinnya. Ramos memerintahkan agar Honasan ditembak di tempat. Bagaimana Anda melarikan diri? Anak buah saya menarik saya ke dalam helikopter. Saat itu saya harus membuat satu keputusan yang paling berat dalam hidup saya. Kesalahan kami, kami tak secara total bertempur. Bisa saja saya menempatkan sejumlah penembak tepat, menggunakan senjata-senjata berat, dan melakukan pengeboman terhadap kamp Crame. Tapi saya tak mau. Itulah kelemahan kami, tapi itu sudah kami perhitungkan. Berapa orang serdadu bersama Anda? Salah satu keuntungan kami adalah, sebagaimana juga di zaman presiden yang dulu, mereka tak tahu persis siapa kami, di mana kami berada, dan berapa jumlah kami semua. Dengan segala hormat, saya akan tetap merahasiakan itu semua. Disebut-sebut di hari Jumat itu Anda punya 1.300 pengikut. Saya tak ingin mengatakan kami ratusan atau beberapa kelompok saja. Pokoknya, kami merupakan satu kekuatan yang cukup besar. Apakah Anda merencanakan perjuangan baru, umpamanya suatu gerakan gerilya kota? Tentu akan ada gerakan lanjut, tapi yang lebih tidak konfrontatif. Saya tak lagi membicarakan gerakan yang konfrontatif, setelah menyaksikan sejumlah warga sipil mati menjadi korban, prajurit kedua belah pun tewas. Bagi saya cukup sampai di situ. Selewat petang tentara pemberontak kocar-kacir sudah. Banyak komandan yang menduduki berbagai tempat yang telah direbut melemah semangatnya, dan kemudian mereka kabur. Lebih dari 50 orang tewas, 300-an luka berat dan ringan. Gringo Honasan sendiri kemudian melarikan diri. Ambisinya berantakan karena kesalahan taktik militer dan pandangan politik yang dangkal. Bagaimana pendapat Anda tentang Aquino? Saya masih yakin akan niat baik dan ketulusan hatinya. Tapi terakhir kali saya bertemu dengannya, saya katakan, ada terlalu banyak suara, terlalu banyak kepentingan, terlalu banyak jenjang antara dia dan rakyat. Apakah Anda pikir Aquino akan membiarkan negaranya jatuh ke tangan komunis? Lewat kelalaian, karena saran yang salah, bisa saja. Kami menghendaki sebuah kebijaksanaan keamanan nasional yang jelas. Coba, apa yang akan Anda lakukan bila seseorang, bersenjata, berdiri di depan Anda ? Apakah Anda memberikan salam selamat datang, menjabat tangannya, atau mengabaikannya begitu saja? Anda tak ingin mendirikan kediktatoran militer, bukan? Tidak. Militer tak siap untuk memegang peranan itu. Militer hanya dipersiapkan sebagai pelindung. Saya kira saya . . . tak bisa memakai sepatu Cory. Mundurnya kabinet Cory baru-baru ini apakah akibat gerakan Anda? Ya, dalam skala kecil, itu kemenangan. Tapi kini apa arti pengunduran diri itu, dan apa yang akan terjadi pada diri mereka yang mundur? Di antara mereka ada yang terlibat kejahatan terhadap rakyat. Apakah Anda yakin tak akan tertangkap? Saya yakin akan apa yang saya lakukan, dan percaya pada kemampuan saya sebagai prajurit. Banyak orang tak ingin mencari saya. Hanya ada dua kemungkinan bila orang menemukan saya, ia memperoleh rahmat atau celaka. Bila saya tak tertangkap, itu berarti Tuhan di sisi saya. Bila saya tertangkap, itulah sedikit kesempatan untuk menyadari bahwa kami keliru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini