Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Saya Tidak Mau Akal-akalan

Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Fuad Rizal

4 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fuad Rizal harus mondar-mandir Tangerang-Jakarta memenuhi undangan regulator. Selasa, 30 April lalu, ia menghadap manajemen Bursa Efek Indonesia. Otoritas pasar modal meminta penjelasan atas kisruh laporan keuangan maskapai yang diduga tidak wajar karena memasukkan piutang sebagai pendapatan. Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia itu dipanggil Otoritas Jasa Keuangan. “Saya menjelaskan apa adanya. Tidak ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya kepada Retno Sulistyowati, Khairul Anam, dan Putri Adityowati di kantor pusat Garuda Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis, 2 Mei lalu. Selama satu jam pria 41 tahun ini membeberkan perihal laporan keuangan Garuda, juga strategi perseroan meraih keuntungan.

 

Mengapa Garuda bekerja sama dengan Mahata?

Kami ingin memberi nilai tambah kepada penumpang. Salah satunya dengan layanan Wi-Fi. Selama ini kami pasang Wi-Fi bekerja sama dengan Panasonic. Kami bayar, penumpang bayar. Mahata datang dengan solusi, memasang koneksi Internet. Kami tidak usah bayar, malah dia yang bayar. Cuma Mahata yang datang ke Citilink membawa konsep ini. Mahata mendapat duit dari iklan. Saya bilang, bagi dong ke Garuda, bagi hasil karena dia jualan ke pasar Garuda. Direktur Utama Garuda juga komisaris Citilink. Karena sudah diinisiasi Citilink, ya sudah, masukin saja ke Citilink. Dari sisi pencatatannya tidak ada isu.

Mengapa pembukuan kontrak jangka panjang ini di depan?

Saat kami tanda tangan, ini bisa dibukukan sebagai pendapatan. Tapi, karena kas belum ada, muncul di neraca piutang. Nilainya sama, US$ 240 juta.

Ada dugaan ini upaya mempercantik laporan keuangan….

Logikanya, manajemen baru ditunjuk pada 12 September 2018. Kontrak Citilink dengan Mahata 31 Oktober 2018. Memang, ada adendum akhir Desember. Tapi, dalam berbisnis renegosiasi, itu wajar untuk menyempurnakan kontrak awal. Laporan keuangan 2018 keluar 28 Maret 2019. Cek harga sahamnya. Kalau laporan saya terbit 31 Desember, baru boleh dilihat sebagai upaya mempercantik laporan. Tapi laporan ini kan baru keluar belakangan.

Tapi benarkah pendapatan kerja sama dengan Mahata ini untuk membirukan buku?

Niat seperti itu tidak ada. Terserah orang mau bilang apa. Saya tidak mau akal-akalan. Kami ditunjuk September, kondisi berdarah-darah sudah terlalu dalam, jadi keluarnya mesti cepat. Begitu ada peluang dengan Mahata, kenapa tidak diformalkan supaya bisa bergulir lebih cepat.

Bagaimana perhitungan bisnis ini nantinya?

Saya tidak boleh buka perhitungan orang. Kita coba lihat dari pendapatan iklan. Mereka bekerja sama dengan e-commerce. Misalnya dia bayar ke Garuda US$ 4 per penumpang. Total penumpang Garuda, Citilink, Sriwijaya 50 juta, dikalikan US$ 4 menjadi US$ 200 juta. Anggaplah tidak semua penumpang, cukup 25 juta saja. Dikalikan US$ 4, sudah US$ 100 juta. Dengan kontrak 15 tahun, Garuda mendapat US$ 1,5 miliar.

Banyak yang ragu terhadap kredibilitas Mahata.…

Dia bekerja sama dengan Inmarsat dan CBN. Mereka perusahaan dunia semua. Lufthansa pasti tidak mau berkontrak dengan perusahaan abal-abal. Memang, ekuitas Mahata baru Rp 10 miliar. Tapi dia satu-satunya yang datang ke Citilink menawarkan konsep dia yang bayar, bukan kami membayar. Citilink pasti sudah melakukan uji tuntas. Kami juga melakukan penilaian sendiri.

Tidak ada jaminan atau garansi bank?

Tidak harus selalu lewat garansi bank. Kalau semua harus begitu, tidak ada yang mau berbisnis dengan Garuda.

Apa yang membuat Garuda yakin transaksi itu akan terbayar?

Saya melihat bisnis modelnya. Kalau sudah main digital, orang tidak mau bayar. Ini ada yang menawarkan gratis, tapi ada iklannya. Menurut saya, logis karena orang mau beriklan di basis pelanggan Garuda, Citilink, dan Sriwijaya.

Dari mana pemasukannya?

Pertama, hak eksklusif yang kami berikan, nilainya US$ 240 juta. Kedua, bagi hasil pendapatan iklan yang baru didapat saat alat terpasang. Yang terakhir ini tidak saya bukukan di depan.

Citilink sudah mulai dipasangi. Mengapa Garuda belum?

Pesawat Garuda A330. Citilink A320. Beda tipe, prosesnya beda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus