Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Kesulitan Tersebab Petisi 50

Setelah tak lagi bertugas sebagai Kepala Kepolisian RI, Hoegeng Iman Santoso mengisi hari-harinya dengan melukis dan bermusik. Aktivitas politik dalam Petisi 50 membuatnya banyak mengalami kesulitan, termasuk dicegah ke luar negeri. 

14 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Ali Sadikin (kiri), Hoegeng Iman Santoso (kanan), dan rekan yang tergabung dalam Pokja Petisi 50 dalam rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi II dan III DPR di Gedung MPR/ DPR RI, Jakarta, 1991. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
Perbesar
Ali Sadikin (kiri), Hoegeng Iman Santoso (kanan), dan rekan yang tergabung dalam Pokja Petisi 50 dalam rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi II dan III DPR di Gedung MPR/ DPR RI, Jakarta, 1991. Dok. TEMPO/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Hoegeng mengisi masa purnatugasnya sebagai Kepala Polri dengan melukis dan bermusik melalui Hawaiian Seniors

  • Keterlibatannya dalam Petisi 50 membuat Hoegeng dilarang datang ke Peringatan Hari Bhayangkara dan dicegah ke luar negeri

  • Hoegeng sudah bersiap dengan semua risiko terburuk, termasuk jika sewaktu-waktu dijemput oleh aparat keamanan

SEDAN Mercy hitam memasuki pekarangan rumah di Jalan Madura (kini Jalan Prof Moh. Yamin) Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, pada suatu sore di awal 1983. Mengetahui yang datang adalah sahabatnya, begawan ekonomi dan menteri di masa Orde Lama dan Orde Baru, Sumitro Djojohadikusumo, Hoegeng Iman Santoso langsung menghampiri. Tanpa basa-basi, ia menanyakan rencana pernikahan putra pertama Sumitro, Prabowo Subianto, dengan putri Presiden Soeharto, Siti Hediati Harjadi.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus