Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Empat proyek infrastruktur di kawasan Ancol akan menjadi momen dan peluang bagi PT Pembangunan Jaya Ancol di masa mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat proyek itu adalah Jakarta International Stadium (JIS) dan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) serta pembangunan Museum Rasulullah dan Masjid Apung yang berada di sisi Timur-Selatan Ancol. "Ini membawa momentum dan peluang baru bagi Perseroan," kata Komisaris Utama Ancol, Thomas Trikasih Lembong seperti dilansir dari Antara, Kamis, 18 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thomas Lembong mengatakan Perseroan melihat potensi yang luar biasa dan sejumlah inisiatif untuk mengembangkan wisata bahari dan hiburan digital di kawasan Ancol.
Perseroan juga optimistis dengan adanya berbagai kemajuan seperti transformasi sistem transportasi publik di DKI akan merubah secara total, akses, lalu lintas, dan suasana di seputar kawasan Ancol.
Kamis kemarin, PT Pembangunan Jaya Ancol menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. RUPS memutuskan untuk memberhentikan seluruh jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta itu.
RUPST perseroan dengan kode bursa PJAA itu memberhentikan Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, dan Suparno sebagai direktur utama dan direktur.
"Penyegaran direksi merupakan peristiwa umum di dalam suatu perusahaan yang ditujukan untuk terciptanya perbaikan kinerja," kata Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Thomas Trikasih Lembong dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ke depan, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dijabat oleh Winarto, dengan jajaran direksi antara lain Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso.
Sementara itu Komisaris Utama dan Independen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dijabat Thomas Trikasih Lembong, dengan Komisaris Geisz Chalifah dan Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso.
Menurut Geisz, Sutiyoso yang pernah menjabat 10 tahun sebagai Gubernur DKI dan pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional, tentunya akan membawa pengalaman yang luas dan perspektif yang luar biasa bagi Ancol.
“Penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan,” kata Thomas.
Pada RUPST tersebut, kinerja tahunan yang dibukukan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk per 31 Desember 2021 menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 389 miliyar atau turun enam persen dari realisasi tahun 2020.
Selain itu, masih terdapat kerugian sekitar Rp 275 miliar. Walau demikian, posisi keuangan masih membaik sebesar 30 persen dari realisasi tahun 2020. Posisi keuangan membaik karena didorong implementasi perubahan dan terobosan oleh manajemen.