Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sirine Bahaya Covid-19 di Ibu Kota: Rumah Sakit Penuh, Anak Rawan Tertular

Pada saat ini warga Jakarta menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang berbeda dengan awal tahun ini, yaitu kasus Covid-19 pada anak meningkat.

25 Juni 2021 | 23.55 WIB

Pasien COVID-19 dirawat di tenda darurat di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 25 Juni 2021. Pemprov DKI menambah kapasitas Rumah Sakit COVID-19 yang semula sebanyak 103 menjadi 140 RS khusus COVID-19. Tenda darurat pun dipasang di halaman RSUD Kramat Jati dikarenakan melebihi kapasitas. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Pasien COVID-19 dirawat di tenda darurat di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 25 Juni 2021. Pemprov DKI menambah kapasitas Rumah Sakit COVID-19 yang semula sebanyak 103 menjadi 140 RS khusus COVID-19. Tenda darurat pun dipasang di halaman RSUD Kramat Jati dikarenakan melebihi kapasitas. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta membunyikan sirine bahaya dalam menangani gelombang Covid-19 yang membeludak. Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengeluarkan imbauan kepada seluruh direktur dan kepala rumah sakit agar mendirikan tenda darurat di ruang terbuka bagi pasien Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tenda darurat berkapasitas besar ini didirikan di ruang terbuka di lingkungan rumah sakit, seperti halaman parkir, sarana olah raga, dan lain-lain," kata Widyastuti dalam suratnya bernomor 6745/-/773 tertanggal 21 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus Covid-19 di Ibu Kota tengah melonjak pasca libur Lebaran 2021. Sejak 9 Juni 2021, penambahan kasus harian di atas seribu, bahkan mencapai empat ribu. Angka tertinggi peningkatan kasus terjadi pada 24 Juni, yakni 7.505 orang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari itu.

Petugas kesehatan merawat pasien COVID-19 di tenda darurat di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 25 Juni 2021. Pemprov DKI menambah kapasitas Rumah Sakit COVID-19 yang semula sebanyak 103 menjadi 140 RS khusus COVID-19. Tenda darurat pun dipasang di halaman RSUD Kramat Jati dikarenakan melebihi kapasitas. TEMPO/Muhammad Hidayat

Meroketnya kasus ini diyakini sebagai efek varian baru Covid-19 yang tersebar di Jakarta. Pemerintah DKI mengirimkan 987 sampel yang diduga mutasi virus varian baru kepada Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Hasilnya ditemukan 70 varian baru atau variant of concern (VoC). Varian baru ini terdiri dari 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), dan 55 varian Delta (B.1617.2).

Akibat jumlah pasien Covid-19 baru yang terus berdatangan itu, kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU di 140 rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 lantas menipis, Per 23 Juni, tersisa 8.874 dari 9.852 unit isolasi atau sudah terpakai 90 persen. Lalu tempat tidur ICU terisi 86 persen, yaitu 1.048 dari 1.218.

Selanjutnya tenda di RSUD Cengkareng 

Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Cengkareng Savitri Handayana menyatakan telah mendirikan satu tenda darurat sesuai arahan pemerintah DKI sejak Rabu malam, 23 Juni 2021. Tenda berukuran 16x5 meter itu terisi 10 tempat tidur lipat atau velbed.

Lokasinya persis berada di depan ruang IGD RSUD Cengkareng. Menurut dia, tenda ini hanya berfungsi sebagai tempat transisi pasien yang tengah menunggu kamar kosong.

"Begitu berdiri, langsung full," ujar dia dalam pesan teksnya, Jumat, 25 Juni 2021.

Pasien Covid-19 di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat sempat meluber hingga selasar IGD. Di rumah sakit ini tersedia 369 tempat tidur di delapan ruangan untuk pasien Covid-19. Hingga sore ini, tempat tidur yang terisi mencapai 355 unit. "Kemarin kami baru tambah bed lagi," ucap dia.

Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso juga sudah membangun tenda darurat. Ada satu tenda darurat warna oranye ditempatkan di halaman RSPI Sulianti.

Menurut Direktur RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril, tenda ini mampu menampung 20-25 orang. Fungsinya dua, yaitu sebagai lokasi penapisan atau skrining pasien yang datang ke IGD. Kedua sebagai tempat transit sebelum pasien masuk ke ruangan.

Deretan pasien Covid-19 menunggu di selasar ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, 23 Juni 2021. Meningkatnya kasus Covid-19 di ibu kota dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan penuhnya tingkat keterisian kamar perawatan di rumah sakit tersebut sehingga sebagian pasien Covid-19 terpaksa antre untuk mendapatkan tempat perawatan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad menganggap penyediaan tenda ini menandakan jumlah kasusa Covid-19 Jakarta mengalami percepatan yang signifikan.

"Tapi tidak bisa diiringi dengan jumlah pelayanan yang sudah ada," kata anggota Komisi E Bidang Kesra DPRD ini.

Meski begitu, dia sepakat dengan pengadaan tenda darurat. Hal itu memang diperlukan, karena pelayanan tak boleh terhenti.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengingatkan tenda darurat tidak diperuntukkan merawat pasien Covid-19 bergejala berat. Sebab, peralatan medis di tenda darurat tentunya terbatas. "Minimal sudah ada, alat pemantauan, dan juga penunjang lainnya yang sifatnya standar," terang dia.

Selanjutnya Anies ungkap pola baru kasus Covid-19

Selain masalah tempat tidur isolasi yang kian langka, Gubernur DKI Anies Baswedan juga mengungkap pola baru pada lonjakan kasus Covid-19 saat ini. Menurut dia, jumlah penderita Covid-19 dari kelompok anak-anak usia 0-18 tahun kini meningkat.

Pada saat terjadi peningkatan harian sebanyak 5.582 kasus pada Ahad, 20 Juni 2021 lalu, 16 persen di antaranya adalah anak-anak.

Menurut Anies, saat ini warga Jakarta tengah menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang berbeda dengan awal tahun ini. "Besar kemungkinan adalah varian baru yang dengan menular termasuk kepada anak-anak," ujar Anies, Selasa, 22 Juni 2021.

Anies merincikan, sebanyak 665 kasus Covid-19 dari penambahan harian Ahad lalu merupakan anak berusia 5-18 tahun. Sementara 224 kasus di antaranya adalah anak berusia 5 tahun. "Jadi 16 persen dari kenaikan kasus adalah anak-anak," ujar Anies.

Tim Tango Drink dan Koordinator Relawan Satgas Penanganan Covid-19 menyelenggarakan aktivitas mewarnai untuk anak di Wisma Atlet, Jakarta (03/10)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan tren kasus Covid-19 pada anak di bawah usia 18 tahun masih bertambah. Dari 7.505 kasus konfirmasi positif Covid-19 yang ditemukan pada Kamis, 24 Juni 2021, sebanyak 15 persen di antaranya merupakan kasus anak di bawah 18 tahun. 

Rinciannya, kata Dwi, 830 kasus merupakan anak usia 6-18 tahun dan 282 kasus lainnya adalah anak usia 0-5 tahun. “Sedangkan, 5.775 kasus adalah usia 19 - 59 tahun dan 618 kasus adalah usia 60 tahun ke atas,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 25 Juni 2021. Ia pun meminta agar orang tua lebih menjaga dan tak membawa anak-anaknya ke luar rumah. 

"Secara kumulatif kasus Covid-19 pada usia anak tertinggi dari kelompok usia 7-12 tahun, diikuti kelompok 16-18 tahun, dan 13-15 tahun," demikian dikutip dari dokumen paparan Satgas Covid-19, Jumat, 25 Juni 2021.

Anak-anak usia 0-2 tahun menjadi yang paling rentan. Angka kematian Covid-19 untuk kelompok umur ini tertinggi yakni 0,81 persen. Adapun angka kematian tinggi berikutnya terjadi di kelompok usia 16-18 tahun (0,22 persen) dan 3-6 tahun (0,19 persen).

Baca juga: DKI Temukan 70 Orang Terinfeksi Varian Baru Covid-19, Mutasi Varian Delta Naik

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus