Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SMAN 2 Depok Wawan Ridwan membantah adanya tindakan diskriminatif di lingkungan sekolah terhadap siswa beragama Kristen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Wawan, itu merupakan disinformasi yang dilakukan oleh pembina kerohanian Kristen, Mayesti Sitorus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kejadian sebenarnya, sehari sebelumnya Bu Mayesti sudah diberitahukan kalau ruang Multi Guna (MG) yang biasa digunakan kegiatan kerohanian Kristen sedang dipakai untuk menampung seragam baru yang akan dibagikan kepada siswa," kata Wawan ditemui Tempo, Jumat, 7 Oktober 2022.
Sebagai gantinya, kata Wawan, Wakil Kepala Sekolah bagian sarana dan prasarana menyediakan ruangan lain untuk siswa kristen melakukan peribadatan.
"Keesokan paginya, pada saat kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan tersebut, sementara siswa rohkris sudah datang, jadi mereka menunggu di Lorong ruang pertemuan," kata Wawan.
"Jadi foto yang beredar di media bahwa seakan-akan murid sedang duduk di selasar karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan, sebetulnya tidak sesuai dengan yang diberitakan," tambahnya.
Wawan mengatakan, setiap hari di SMA Negeri 2 Depok sebelum memulai pembelajaran yakni pada pukul 06.45, para siswa diharuskan mengawali kegiatan dengan bimbingan keagamaan dan penguatan karakter sesuai dengan agamanya masing-masing dan dibimbing oleh guru yang bersangkutan.
Pembina Rohkris SMAN 2, Mayesti Sitorus mengatakan, dirinya mengkhawatirkan para siswa dan siswi telat memasuki jam pelajaran sekolah hanya karena menunggu petugas kebersihan yang telat datang membukakan pintu.
Karena saat itu jam pelajaran segera dimulai, maka para siswa Kristen melakukan peribadatan di Selasar dan tangga sekolah. "Kami, kan mau me-manage waktu, karena anak-anak akan belajar, kalau mereka terlambat mereka akan dimarahi oleh gurunya," kata Mayesti.
Diberitakan sebelumnya, Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Depok dituding melakukan tindakan diskriminatif terhadap ekstrakurikuler kerohanian Kristen atau rohkris.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat 30 September 2022. Viral foto di media sosial dengan narasi belasan siswa Kristen sedang melakukan peribadatan di tangga dan selasar sekolah.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA