Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mengetahui suami berbohong, bukan berarti Anda harus langsung marah atau bahkan meninggalkannya. Reaksi yang ditunjukkan ketika Anda mengetahui bahwa suami berbohong, biasanya tergantung dari alasannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mungkin pertama-tama, Anda bisa bertanya terlebih dahulu mengenai alasannya berbohong. Berbohong karena selingkuh atau berbohong karena ingin melindungi Anda, tentu akan memicu reaksi yang berbeda dan bisa menentukan suami patut dimaafkan atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kebohongan bukanlah suatu peristiwa hitam putih. Tidak jarang kebohongan terjadi tanpa disengaja, seperti saat suami bilang akan sampai rumah pukul 7 malam. Ia tahu bahwa pekerjaannya tidak akan selesai pada waktu tersebut. Namun ia mengatakannya karena sebenarnya ia ingin untuk pulang lebih awal, tapi tidak bisa mengatur waktu dengan baik.
Namun sebagai istri, Anda juga sebaiknya tidak mengabaikan insting. Anda yang tahu mana batasan kebohongan yang bisa ditolerir mana yang tidak. Jika Anda merasa bahwa suami selalu pulang telat karena adanya perselingkuhan, maka jangan abaikan perasaan tersebut.
Kebohongan bisa menjadi hal yang sangat menyakitkan. Perasaan dikhianati, bisa merusak kemampuan Anda mengontrol emosi. Jadi, jika sudah berkali-kali memergoki suami berbohong, tidak ada salahnya kalau mulai konsultasi dengan psikolog atau psikiater agar mental Anda lebih siap dalam menghadapi tahap selanjutnya, yaitu menerimanya kembali, atau meninggalkannya.
Selain itu, beberapa hal di bawah ini juga bisa dipertimbangkan, saat menghadapi suami yang suka berbohong.
- Sebelum mengkonfrontasi suami mengenai kebohongannya, pikirkan kembali reaksi yang akan Anda berikan.
- Saat konfrontasi terjadi, bersiaplah mendengar sesuatu yang tidak diinginkan. Namun biar bagaimanapun juga, Anda harus tetap mendengarkan perkataannya terlebih dahulu.
- Bersiap-siap untuk terkejut mengenai alasannya berbohong. Misalnya, Anda mengira ia selingkuh, namun ternyata ia sering pulang terlambat karena ia memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan tapi malu mengakuinya.
- Setelah mendengarkan penjelasannya, sampaikan ekspektasi Anda kepada suami secara jelas dan langsung pada intinya.
- Sampaikan pada suami, sampai tahap mana Anda masih bisa mentoleransi perbuatannya. Misalnya, Anda tekankan “Sekali lagi kamu berbohong, saya akan pergi.”
- Coba juga melihat ke dalam diri Anda. Apakah ada perbuatan Anda yang mendorong suami untuk berbohong?Misalnya, saat suami berkumpul dengan temannya, Anda selalu mengeluh bahwa Anda tidak menyukainya. Sehingga, ia lebih memilih berbohong daripada memicu konflik dengan Anda.
Mengenali ciri-ciri suami berbohong memang gampang-gampang susah. Tidak jarang, Anda menahan diri untuk mencurigai suami karena tidak ingin memicu konflik yang lebih besar. Namun ingat, jika Anda merasa bahwa kebohongan yang dilakukan suami sudah merusak tatanan rumah tangga yang selama ini dibangun, tidak ada salahnya jika Anda mulai bertindak.