Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Penyuara Keluarga Berencana  

Sulianti Saroso menyuarakan pentingnya perencanaan keluarga untuk mengendalikan populasi Indonesia sejak 1952. Ide ini mengguncang Republik, tapi akhirnya diterima dan menjadi cikal-bakal Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

15 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Bersama suaminya Dr. Saroso Wirodihardjo dan saya. Sulianti Saroso (kiri) , bersama putinya Anindita dan suami, saat akan berangkat tugas ke luar negeri, sekitar 1957. Dok. keluarga
Perbesar
Bersama suaminya Dr. Saroso Wirodihardjo dan saya. Sulianti Saroso (kiri) , bersama putinya Anindita dan suami, saat akan berangkat tugas ke luar negeri, sekitar 1957. Dok. keluarga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DOKTER perempuan itu pernah membuat para pemimpin bangsa naik pitam. Saat itu, republik ini baru melewati usia balita. Sulianti, dokter perempuan itu, yang baru pulang dari belajar tentang sistem kesehatan ibu dan anak dari London dan Swedia, mencetuskan ide bahwa Indonesia perlu menerapkan kontrol kelahiran untuk menekan angka kematian ibu. Ide itu dia sampaikan secara terbuka lewat siaran Radio Republik Indonesia, juga wawancara dengan Kedaulatan Rakjat pada 16 Agustus 1952. “Sebaiknya para ibu berani dan mau melakukan pembatasan kelahiran,” kata Sulianti dalam artikel berjudul “Bevolkingspolitiek Perlu di Indonesia, Beranikah Kaum Ibu Lakukan Pembatasan Kelahiran?” 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Moyang Kasih Dewi Merdeka

Moyang Kasih Dewi Merdeka

Bergabung dengan Tempo pada 2014, ia mulai berfokus menulis ulasan seni dan sinema setahun kemudian. Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ini pernah belajar tentang demokrasi dan pluralisme agama di Temple University, Philadelphia, pada 2013. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk belajar program master Social History of Art di University of Leeds, Inggris. Aktif di komunitas Indonesian Data Journalism Network.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus