Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Slamet Iman Santoso menguji pengetahuan calon menantunya.
Eyangnya mengirimkan katebelece agar Slamet bisa diterima di sekolah Eropa.
Slamet Iman Santoso menolak menjadi pamong dan juru ukur.
BERTANDANG ke rumah calon mertuanya di Jalan Cimandiri, Menteng, Jakarta Pusat, pada 1970-an, Lucky Surjadi Slamet seperti menjalani ujian praktik. Kala itu, mahasiswi jurusan farmasi di Universitas Indonesia yang berpacaran dengan putra keenam Slamet, Surjadi Slamet, tersebut dihadapkan ke berbagai tanaman. Slamet lalu menanyakan kandungan obat di pohon-pohon yang ada di rumahnya. “Saya seperti menghadapi dosen sendiri,” kata Lucky pada Kamis, 12 Agustus lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo